Organisasi Wanita Muhammadiyah Kini Punya Pusat Layanan Disabilitas Pertamanya

22 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Organisasi otonom wanita Muhammadiyah, ‘Aisyiyah meresmikan Pusat Layanan Disabilitas (PLD) pertamanya di Ponorogo pada Rabu, 30 Juli 2025.

Sekretaris Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Nur Mukarromah  menyampaikan bahwa pusat yang diberi nama PLD ‘Aisyiyah Mentari Ponorogo adalah implementasi dari salah satu program yang dicanangkan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) melalui Program INKLUSI.

“PDA (Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah) Ponorogo punya potensi dan sumber daya yang luar biasa, sehingga dengan proses panjang bisa mendirikan PLD ini, mudah-mudahan praktik baik ini bisa menjadi rujukan bagi ‘Aisyiyah lain di Jawa Timur maupun ‘Aisyiyah di wilayah lainnya,” kata Nur mengutip laman Muhammadiyah, Jumat (1/8/2025).

Pengembangan layanan ini disebut Nur Mukarromah sejatinya adalah implementasi dari surat Ali Imran ayat 110 terkait khairu ummah atau umat terbaik.

Bagaimana ‘Aisyiyah memberikan upaya untuk bisa mewujudkan khairu ummah yang berkeadilan yang didasari dengan jiwa yang bertanggung jawab pada tumbuh kembang anak apapun kondisinya.

PLD ‘Aisyiyah Mentari Ponorogo disebut Nur Mukarromah juga bagian dari implementasi Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah dalam memastikan tidak ada satu anakpun yang tertinggal dalam mendapatkan pendidikan yang layak.

Liputan6 Update Spesial Hari Disabiltas Internasional 2021 mengangkat tema Sudahkah Kita Peduli Disabilitas? Hari ini tanggal 3 Desember 2021 merupakan peringatan hari Disabilitas Internasional kali ini ada kedai kopi yang mengkampanyekan kesetar...

Tafsir Surat Ali Imran ayat 110

Firman Allah Q.S Ali-Imran [3]: 110 berbunyi:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf (baik), mencegah dari yang mungkar (melanggar perintah Tuhan), dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik (tidak taat). (Āli ‘Imrān [3]:110).

Melansir tafsiralquran.id, mayoritas ulama berpendapat bahwa predikat khairu ummah pada ayat tersebut ditujukan kepada umat Islam. Akan tetapi, ulama memiliki pandangan masing-masing ketika menentukan umat Islam mana yang dimaksud pada ayat tersebut. Apakah umat Islam sepanjang zaman atau hanya dikhususkan untuk umat Islam pada masa ayat tersebut diturunkan saja.

Dalam kitab Jami’ul Bayan fi Ta’wil al-Qur’an diriwayatkan dari Ḍhaḥḥak (seorang jenderal dinasti Umayyah) bahwa predikat khairu ummah ditujukan secara khusus kepada sahabat Rasulullah Saw, (Jami’ul Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, [3]: 389-390).

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Qatadah (seorang sahabat Nabi), Imam Al-Qurthubi mengutip riwayat dari Ibnu Abbas yang menyatakan demikian, hanya saja Ibnu Abbas mempersempit ruang lingkupnya, yakni sebatas pada sahabat yang berhijrah bersama Nabi, syuhada perang Badar, dan sahabat yang terlibat dalam perjanjian Hudaibiyah (Tafsir al-Qurthubi, [2]: 109).

Pendapat Umar bin Khattab soal Khairu Ummah

Berbeda dengan dua pendapat di atas, Umar bin Khattab berpendapat bahwa ayat tersebut ditujukan kepada dua kelompok. Pertama, secara khusus disematkan kepada para sahabat.

Kedua, kepada umat Islam secara umum selama mereka mampu melaksanakan tiga hal yang disyaratkan dalam ayat tersebut, amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan), nahi munkar (mencegah keburukan), dan beriman kepada Allah Swt.

Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kata كُنْتُمْ (kuntum) yang menunjukkan makna lebih dari satu objek, berbeda-beda jika ayat tersebut menggunakan kata  اَنْتُمْ (antum) yang hanya mengandung makna satu objek.

“Nampaknya pendapat Umar bin Khattab inilah yang dipegang jumhur (mayoritas) ulama. (Jami’ul Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, [3]: 389-390),” mengutip tafsiralquran.id.

Upaya Wujudkan Khairu Ummah

Guna mewujudkan khairu ummah, Direktur PLD ‘Aisyiyah Mentari Ponorogo, Titik Nurlaila, menyampaikan bahwa PLD ini  akan mendampingi kelompok rentan khususnya anak-anak dengan hambatan perkembangan.

“PLD akan memberikan layanan terarah dan tepat sasaran, menjadi jembatan antara anak-anak disabilitas dengan dunia pendidikan, serta menguatkan peran keluarga dan komunitas dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak,” ucap Titik,

PLD ‘Aisyiyah Mentari Ponorogo menurut Titik mempunyai empat layanan yakni terapi wicara, layanan untuk membantu anak mengalami gangguan bicara, bahasa, atau komunikasi.

Terapi okupasi, yang fokus pada pelatihan keterampilan motorik halus, koordinasi tubuh, dan kemampuan menjalani aktivitas harian.

Fisioterapi, yang fokus pada anak yang mengalami hambatan berat atau gangguan motorik kasar seperti kesulitan berjalan, kesulitan duduk, dan kesulitan menjaga keseimbangan tubuh. Kemudian juga melakukan pendampingan transisi ke sekolah, di mana anak akan dibantu masuk ke sekolah tujuan.

“Semoga keberadaan Pusat Layanan Disabilitas ‘Aisyiyah Mentari ini dapat menjadi oase dan rumah bertumbuh bagi anak-anak berkebutuhan khusus di Ponorogo dan sekitarnya. Mari bersama-sama kita teguhkan komitmen bahwa setiap anak berhak mendapat tempat terbaik untuk tumbuh dan bermakna,” pungkasnya.

Read Entire Article