Liputan6.com, Canberra - Seorang wanita berusia 38 tahun di Australia sempat viral, usai mengaku tinggal di panti jompo adalah keputusan terbaik dalam hidupnya.
Setelah kisah cinta dengan sang kekasih berakhir, wanita yang tidak ingin disebutkan namanya ini memutuskan untuk pindah dari apartemen yang sebelumnya ditinggali bersama kekasihnya dan memulai hidup barunya di panti jompo, dikutip dari laman Odditycentral, Kamis (24/7/2025).
Ia sempat tinggal di Airbnb, layanan sewa penginapan sementara, selama dua bulan, tapi biayanya sangat mahal. Saat mencari apartemen yang lebih murah, ia sama sekali tidak menemukan yang menarik.
Sampai suatu hari, saat ia mengunjungi bibinya yang tinggal di panti jompo, ia menceritakan bahwa dirinya sedang mencari tempat untuk ditinggali. Bibinya menawarkan satu kamar kosong di panti tersebut dan bilang kalau usianya yang masih muda bukanlah sebuah masalah.
Ia akhirnya mengisi formulir dan pindah ke panti jompo yang ditawarkan bibinya tersebut. Ternyata, tinggal di panti jompo menjadi keputusan terbaik dalam hidupnya.
Panti Jompo Bukan Sekadar Tempat Lansia
“Saya sudah tinggal di panti jompo ini selama lebih dari setahun. Dulu saya pikir ini cuma tempat tinggal sementara sebelum pindah ke tempat lain, tapi sekarang saya menganggap tempat ini sebagai rumah saya,” ujar wanita asal Australia tersebut kepada Business Insider.
“Saya nggak pernah merasa asing di sini. Tinggal bareng orang-orang yang santai dan nggak sibuk main gadget tuh benar-benar bikin mental saya lebih sehat. Di sini sangat nyaman bagi saya,” tambahnya.
Salah satu keuntungannya, apartemen tersebut harganya sangat murah. Biayanya cuma sekitar 500 dolar Australia atau sekitar Rp5,3 juta (sudah termasuk biaya layanan), sementara harga sewa apartemen sejenis di Melbourne bisa mencapai 2.800-3.200 dolar Australia atau sekitar Rp30-34 juta.
Tetapi, harganya bukan alasan ia betah tinggal di panti jompo. Hidupnya sekarang jauh lebih tenang, dikelilingi tetangga yang ramah tamah dan siap membantu.
Meski banyak yang mengira tinggal di panti jompo membosankan, ia justru merasa hidupnya lebih damai dan menyenangkan.
Rutinitas yang Menenangkan di Panti Jompo
Dalam wawancaranya dengan Business Insider, ia menceritakan rutinitasnya: bangun pagi ditemani lagu-lagu lawas dari tetangga, minum kopi sambil baca koran, lalu jalan santai. Ia juga ikut yoga duduk, bersepeda, main bingo tiap Rabu, dan tetap bisa kerja freelance. Malam harinya, ia suka ke toko, bikin kue, atau duduk di teras sambil ngobrol nostalgia.
“Rumah baru saya benar-benar mengubah hidup dan cara saya memandang ‘hari tua’,” ujar wanita asal Australia tersebut.
“Di sini saya menemukan kedamaian, inilah arti kehidupan yang sesungguhnya. Rasanya tenang ketika tau kalau usia 70 atau 80 tahun ternyata tidak semenakutkan yang saya bayangkan. Dari orang-orang di sekitar, saya belajar bahwa di usia berapa pun, kita masih bisa tetap mandiri, jadi relawan, berteman, dan mencoba hobi baru,” tambahnya.
Meski ditertawakan dan dianggap terlalu muda oleh keluarganya, perempuan asal Australia ini justru nyaman dengan gaya hidup barunya dan tak berniat pindah.Menariknya, hal serupa juga dialami perempuan 38 tahun di China yang memilih tinggal di panti jompo karena lelah dengan rutinitasnya, dan akhirnya enggan kembali ke hidup Lamanya.