Liputan6.com, Manila - Topan Kalmaegi kembali menunjukkan betapa rentannya Filipina terhadap bencana alam. Sedikitnya 85 orang tewas dan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi ketika salah satu topan terkuat tahun ini menghantam wilayah tengah negara itu, menurut otoritas setempat.
Cebu, provinsi terpadat di Visayas Tengah, menjadi wilayah yang paling parah terdampak. Sedikitnya 49 korban jiwa berasal dari provinsi ini, sementara 75 orang masih hilang dan 17 lainnya terluka, dikutip dari laman BBC, Rabu (5/11/2025).
Banjir bandang menerjang cepat, memaksa warga naik ke atap rumah demi menyelamatkan diri. Rekaman yang beredar menunjukkan mobil hingga kontainer barang tersapu begitu saja oleh arus.
Korban jiwa juga termasuk enam awak helikopter militer yang jatuh di Pulau Mindanao setelah dikerahkan untuk membantu distribusi bantuan. Helikopter tersebut, bagian dari empat unit yang dikirim ke wilayah terdampak, hilang kontak pada Selasa sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur di Agusan del Sur.
Meski telah melemah sejak mendarat pada Selasa pagi, Kalmaegi -- yang secara lokal disebut Tino -- masih membawa angin lebih dari 130 km/jam. Topan itu diperkirakan melintasi Kepulauan Visayas sebelum bergerak menuju Laut Cina Selatan pada Rabu.
Namun bagi warga Cebu, badai telah meninggalkan luka yang sangat dalam. Lebih dari 400.000 orang harus mengungsi, meninggalkan rumah yang kini dipenuhi lumpur dan puing.
Jel-an Moira Servas, warga Mandaue, menggambarkan bagaimana air bah naik dalam hitungan menit hingga mencapai pinggang. “Rumah kami dipenuhi lumpur dan hampir semua barang rusak. Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana,” ujarnya dengan suara bergetar kepada BBC.
Topan Matmo menghantam bagian utara Filipina pada Jumat (3/10), dengan kecepatan angin kencang hingga 130 km per jam di wilayah Isabela.
Kendala dalam Proses Penyelamatan
Tim penyelamat menghadapi kendala besar. Wakil administrator Kantor Pertahanan Sipil, Rafaelito Alejandro, mengatakan banyak jalan tertutup puing dan kendaraan yang terseret arus. Para relawan mengaku terkejut dengan skala bencana.
“Ini banjir terburuk yang pernah saya lihat,” kata Carlos Jose Lañas, relawan 19 tahun. “Hampir semua sungai meluap. Bahkan tim tanggap darurat tidak memperkirakan situasi sebesar ini.”
Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, menyebut bencana kali ini “belum pernah terjadi sebelumnya.” Menurutnya, bukan angin yang menjadi ancaman utama, melainkan air bah yang datang mendadak dan menghantam permukiman.
Akibat situasi yang kian memburuk, pemerintah provinsi menetapkan status bencana untuk mempercepat akses bantuan.
Banjir mengirimkan lumpur pekat dari perbukitan dan menyapu permukiman padat penduduk. Banyak rumah kecil hanyut, sementara daerah yang surut menyisakan lapisan lumpur tebal. Tim penyelamat menggunakan perahu untuk menjangkau warga yang terjebak di lantai dua rumah mereka.
Don del Rosario, warga Kota Cebu, mengatakan ia terpaksa mengungsi ke lantai atas rumah untuk bertahan hidup. “Dalam 28 tahun saya tinggal di sini, ini yang paling buruk,” katanya kepada AFP.
Topan Kalmaegi sekali lagi menunjukkan betapa ganasnya cuaca ekstrem di Filipina—negara yang setiap tahun dihantam sekitar 20 badai tropis dan rentan terhadap gempa bumi serta letusan gunung berapi.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406089/original/006566900_1762512009-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405703/original/088328900_1762495927-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404907/original/048142000_1762418883-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404719/original/031815100_1762414585-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403844/original/088109900_1762338993-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4856410/original/085614500_1717749518-20240512_112214.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5264344/original/007151400_1750845056-zohran.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403410/original/023036900_1762326590-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403478/original/084562800_1762328141-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403265/original/094766500_1762322476-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403119/original/086801900_1762317486-Untitled.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306844/original/053364400_1754451455-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5236094/original/8487869-g_8___8_potret_mas_brewog_sound_horeg_ungkap_nilai_full_set_audio_1_truk_capai_angka_miliaran_kini_punya_10_yang_laris_manis_keliling_jawa_timur_mas_brewog_sound_horeg-20250526-034-gunturm.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5306465/original/017032900_1754393503-WhatsApp_Image_2025-08-05_at_18.28.55.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5252086/original/007300100_1749857885-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1427491/original/065234600_1481000798-PANTI-JOMPO.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5221694/original/003674800_1747367357-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288092/original/067044200_1752891478-9f3bfbe0-fecb-44d2-b8d4-1b4836ebe25d.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287704/original/087405000_1752830776-john_fredy.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/3934359/original/048979900_1644900282-IMG20200129114536.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3442371/original/048867300_1619606697-20210428-Melihat_Lebih_Dekat_Para_Santri_Tadarusan_dengan_Al-Quran_Braille-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286819/original/086327400_1752758458-irak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283987/original/096142600_1752570992-dna-cceeb4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285952/original/053913200_1752732898-54641762928_3a60b4a2af_c.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288739/original/058288800_1752989078-Screenshot_2025-07-18-15-12-39-63_1c337646f29875672b5a61192b9010f9_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5266915/original/058178600_1751023901-IMG-20250627-WA0180.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287155/original/043147000_1752812525-WhatsApp_Image_2025-07-18_at_11.20.42_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5284413/original/015257600_1752633547-72dabf29-5dee-4de2-bc9f-770e1ee1ad21.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289351/original/002614900_1753068428-aad3ff27-7e8a-4a28-ae02-b50df1701565.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288850/original/048376300_1752998023-Screenshot_2025-07-20_143619.jpg)