5 Kondisi yang Perlu Rutin Jalani Skrining Retina untuk Cegah Disabilitas Netra

1 day ago 3

Liputan6.com, Jakarta Skrining retina adalah salah satu upaya mencegah disabilitas netra. Pasalnya, skrining retina merupakan sebuah pemeriksaan secara keseluruhan area retina untuk mendeteksi adanya indikasi gangguan pada organ mata.

Menurut dokter spesialis mata, Kevin, dari KMN EyeCare, retina adalah sebuah lapisan tipis di belakang mata yang terdiri dari jutaan sel dan sangat sensitif terhadap cahaya.

“Fungsi retina sangat vital, oleh karena itu Anda perlu melakukan pemeriksaan mata tahunan atau yang dikenal dengan istilah skrining retina untuk memantau kesehatan mata,” kata Kevin dalam keterangan pers dikutip pada Rabu (5/11/2025).

Tidak hanya itu, pemeriksaan mata secara berkala juga berguna untuk menemukan tanda-tanda penyakit mata tertentu. Pasalnya, seiring dengan bertambahnya usia, fungsi retina mata akan menurun.

Gangguan penglihatan seperti ablasio retina, glaukoma, retinopati hipertensi maupun diabetik, dan penyakit mata lainnya mungkin saja gejalanya tidak diketahui pada tahap awal. Gejala yang sulit diketahui ini sangat berisiko untuk terlambat mendapatkan pertolongan ketika penglihatan mulai terganggu.

Menurut Kevin, skrining ini direkomendasikan untuk pasien dengan kondisi berikut:

Diabetes

Penyakit diabetes dapat merusak pembuluh darah pada retina. Seiring berjalannya waktu, gula darah yang melonjak tinggi dapat menyebabkan disabilitas netra. Pada pasien diabetes disarankan untuk melakukan skrining retina setahun sekali.

Degenerasi Makula

Bagian pusat retina disebut dengan makula. Seiring bertambahnya usia, makula akan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penglihatan kabur dan sulit fokus.

Secara umum, degenerasi makula terdiri dari dua jenis, yaitu basah dan kering. Sejauh ini, degenerasi makula kering merupakan bentuk yang paling umum terjadi (sekitar 90 persen kasus). Penyebabnya adalah menumpuknya sisa hasil metabolisme sel-sel retina di bawah lapisan retina sehingga mengganggu fungsi retina karena gabungan faktor usia, genetik, dan gaya hidup/lingkungan.

Sementara, untuk degenerasi makula basah disebabkan oleh pembuluh darah abnormal yang tumbuh di bawah retina yang juga disertai kerentanan genetik dan usia. Kondisi ini menyebabkan pasien kehilangan penglihatan lebih cepat.

“Screening retina sangat penting dilakukan untuk menentukan jenis degenerasi makula ini,” kata Kevin dalam keterangan pers dikutip pada Selasa (4/11/2025).

Glaukoma

Penyakit glaukoma dapat merusak saraf optik dan menyebabkan disabilitas netra. Hal ini terjadi karena adanya cairan yang menumpuk di depan mata sehingga meningkatkan tekanan pada bola mata dan penekanan pada saraf optik.

Toksisitas Retina

Penggunaan obat radang sendi hydroxychloroquine secara terus menerus dapat bersifat toksik dan merusak retina.

Penglihatan Memburuk

Ketika pasien mengeluhkan perburukan pada penglihatan tanpa diketahui penyebab pastinya, dokter akan menyarankan untuk melakukan skrining retina.

Proses Skrining Retina

Dalam proses skrining retina, pertama-tama dokter akan memberikan obat tetes yang berfungsi untuk melebarkan bagian pupil pada mata pasien.

Ketika pupil melebar, maka akan mempermudah dokter dalam memeriksa kondisi retina. Umumnya, proses skrining retina hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit tanpa rasa sakit. Berikut ini prosedurnya:

  • Pasien diminta untuk meletakkan dagu dan dahi pada penyangga untuk menjaga agar kepala tetap stabil.
  • Pasien diminta membuka mata selebar mungkin dan menetap lurus pada suatu objek.
  • Alat laser akan memindai mata pasien.
  • Gambar-gambar yang dihasilkan oleh alat tersebut akan diunggah pada layar komputer sehingga dokter dapat menganalisisnya.

Terdapat sedikit perbedaan pada proses skrining retina pada pasien yang mengalami degenerasi makula basah. Tes ini dikenal dengan nama angiography fluorescein, yang menggunakan zat warna khusus (fluorecein) untuk melihat pembuluh darah pada retina.

Untuk tes ini, dokter akan menyuntikkan jarum pada pembuluh darah di lengan. Ketika zat pewarna sudah memasuki mata pasien, pembuluh darah akan terlihat lebih jelas sehingga dokter dapat mengambil gambar. Prosedur ini membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama, yaitu sekitar 30 menit.

Setelah menjalani tes, penglihatan pasien akan kabur selama sekitar 4 jam dan juga akan lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pasien akan diminta menggunakan kacamata hitam dan dibutuhkan bantuan untuk mengantar pulang. Penggunaan softlens juga sebaiknya ditunda terlebih dahulu selama 4 jam pasca skrining.

Hasil Skrining Retina

Setelah prosedur skrining dilakukan, dokter akan mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan pasien. Hasil skrining dapat membantu dokter melihat tanda-tanda adanya kelainan mata yang mungkin sebelumnya tidak terdeteksi.

Kondisi retina pasien yang terlihat pada gambar di komputer dapat dibandingkan dengan tes mata yang lain. Ketika hasil skrining menunjukkan adanya indikasi mata yang tidak normal, dokter akan melakukan penanganan yang sesuai dengan kondisi medis pasien.

Retina adalah sebuah lapisan tipis di belakang mata yang terdiri dari jutaan sel dan sangat sensitif terhadap cahaya. Fungsi retina sangat vital. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata tahunan atau skrining retina untuk memantau kesehatan mata.

“Mata Anda adalah indera yang fungsinya sangat vital. Oleh karena itu, sebaiknya jaga kesehatan mata dengan melakukan pemeriksaan secara berkala,” saran Kevin.

Read Entire Article