Ketahui 5 Hal Ciri Anak Autism Spectrum Disorder

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta- Obat khusus untuk anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) memang belum ada, tetapi ada harapan dengan penanganan dan terapi yang tepat konsisten. Seperti penerapan intervensi mulai dari terapi wicara, perilaku hingga dukungan pendidikan.

Kemudian, banyak juga anak ASD dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif setelah mendapatkan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Dukungan tersebut mulai dari lingkungan sekitar termasuk keluarga dan sekolah. Hal itu yang menjadi faktor penting dalam membantu anak beradaptasi.

Layanan kesehatan dan para ahli kesehatan mental saat ini terus mengembangkan pendekatan baru untuk memahami dan menangani berbagai tantangan yang dialami anak dengan ASD. 

Kemudian, upaya inilah yang bertujuan agar setiap anak dapat mencapai potensi terbaiknya, baik dalam kemampuan sosial maupun kemandirian sehari-hari.

Berikut ini lima hal yang perlu diketahui mengenai anak ASD, dikutip dari University of Rochester Medical Center, Jumat (12/12/2025). 

1. Sulit Memahami Bahasa Nonverbal

Salah satu tantangan yang sering dialami untuk berinteraksi dengan anak ASD adalah kesulitan memahami atau menggunakan bahasa nonverbal.

Bahasa nonverbal yakni penggunaan ekspresi, seperti kontak mata, gestur tangan, ekspresi wajah, hingga nada suara. 

Bagi sebagian anak ASD, sinyal interaksi ini tidak mudah dipahami sehingga mereka sering terlihat tidak merespons situasi emosional di sekitarnya.

Selain itu, anak dengan ASD mengalami kesulitan untuk memberikan respons yang biasanya dianggap wajar. Misalnya, tidak membalas senyuman, tidak menatap mata saat diajak bicara, atau tidak membaca ekspresi wajah orang lain sebagai tanda kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan. 

Hal ini bukan disebabkan oleh ketidaktertarikan mereka, tetapi lebih pada proses menerima informasi yang didapatnya. 

2. Tidak Memahami Apa yang Dibicarakan

Berinteraksi dengan anak ASD memerlukan komunikasi yang lebih hati-hati dan terstruktur. Bahasa yang sederhana bagi orang dewasa bisa menimbulkan kebingungan bagi mereka.

Jika Anda mengatakan, “Injaklah” mungkin mereka akan bertanya kembali, “Apa yang perlu diinjak?” Ini bukan karena mereka tidak mau mengikuti arahan, tetapi karena mereka membutuhkan penjelasan yang jelas dan spesifik.

Sebab itu, penting bagi orangtua, pendidik, maupun pendamping untuk menyampaikan instruksi secara langsung dan terukur. Misalnya dengan menunjukkan contoh atau menjelaskan tujuan dari perintah tersebut.

Pendekatan ini membantu anak memahami maksud ucapan kita, mengurangi potensi salah paham, dan mendukung perkembangan komunikasi yang lebih efektif.

3. Kapasitas Pikiran Terbatas

Mereka mungkin hanya mampu memproses satu pikiran atau ide dalam satu waktu. Oleh karena itu, penting untuk menjaga percakapan tetap sederhana, jelas, dan fokus pada satu tujuan agar lebih mudah dipahami. 

Kemudian, Instruksi yang terlalu panjang atau bercampur dengan banyak informasi dapat membuat mereka kewalahan dan menghambat respons yang diharapkan.

Dengan memberikan pesan secara singkat dan bertahap, anak dapat mengikuti alur komunikasi tanpa merasa kebingungan. Pendekatan ini membantu mereka memahami inti pembicaraan sekaligus membangun rasa percaya diri dalam berinteraksi.

4. Dapat Berbicara Hanya Topik Tertentu

Anak dengan ASD sering kali fokus pada satu topik yang sangat mereka minati saat berinteraksi. Ketertarikan yang kuat ini membuat mereka cenderung membicarakan topik yang sama secara terus-menerus, bahkan ketika lawan bicara sudah mencoba mengalihkan perhatiannya.

Perilaku ini bukan sekadar pengulangan, tetapi bentuk kenyamanan serta antusiasme terhadap sesuatu yang mereka sukai. Topik tersebut adalah cara mereka mengekspresikan diri, mengurangi kecemasan, atau menjaga percakapan tetap terasa aman.

Kemudian, penting bagi orangtua untuk memahami pola ini, menerima antusiasme anak, dan secara perlahan mengarahkan percakapan tanpa mematikan minat mereka. Pendampingan ini membantu anak belajar bergantian topik sekaligus tetap merasa dihargai.

5. Sensitivitas Tinggi

Bagi anak dengan ASD, dunia sensorik dapat terasa jauh lebih intens dibandingkan pandangan orang pada umumnya. 

Selain itu, Suara, sentuhan, bau, atau pemandangan yang bagi Anda terlihat biasa saja, tetapi mereka mungkin merasakan sebagai rangsangan yang berlebihan.

Dalam beberapa kasus, hal tersebut mungkin terasa menyakitkan secara fisik, sehingga anak menunjukkan reaksi menutup telinga, menghindar, atau terlihat gelisah ketika menghadapi situasi tertentu. Respon ini bukan perilaku nakal atau berlebihan, melainkan bentuk perlindungan diri dari ketidaknyamanan mereka. 

Selain itu, penting untuk memahami perbedaan cara mereka merespons. 

kemudian, dengan bantuan orangtua yang lebih peka dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, sekaligus menyesuaikan cara berinteraksi agar anak tidak merasa terancam atau kewalahan oleh stimulus di sekitarnya.

Read Entire Article