7 Manfaat Bermain Slime untuk Anak Autisme, Termasuk Tingkatkan Fokus dan Perhatian

Liputan6.com, Jakarta Slime bukan hanya sekadar mainan yang digemari anak-anak, tetapi juga memiliki manfaat yang besar bagi anak dengan autisme.

Tekstur slime yang unik dan cara memainkan yang bebas menjadi media terapi yang baik untuk anak dengan autisme. Bahkan banyak terapis kini mulai memasukkan aktivitas bermain slime ke dalam sesi terapi karena dapat membantu anak belajar, meningkatkan fokus, dan menenangkan diri dengan cara yang menyenangkan.

Berikut manfaat bermain slime untuk anak dengan autisme seperti mengutip Perfect Pair ABA pada Kamis, 13 November 2025:

1. Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus

Salah satu manfaat utama slime bagi anak dengan autisme adalah membantu meningkatkan motorik halus. 

Saat anak meregangkan, meremas, dan menarik slime, otot-otot tangan anak menjadi lebih kuat. Aktivitas ini juga membuat latihan motorik terasa lebih menyenangkan. 

Dalam beberapa sesi terapi, anak diajak menggulung slime menjadi bola kecil, meremasnya di antara jari, atau mengambil potongan slime menggunakan alat seperti pinset.

Gerakan-gerakan sederhana ini membantu meningkatkan kekuatan genggaman dan ketepatan gerak tangan, yang nantinya berguna dalam kegiatan sehari-hari seperti menulis atau makan sendiri.

Anak dengan autisme sering kali mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian, terutama ketika menghadapi hal baru.

Slime dapat menjadi alat bantu yang efektif karena memiliki efek menenangkan dan menyenangkan untuk dimainkan.

Sensasi lembut dan elastis dari slime dapat membuat anak lebih mudah terlibat dan fokus pada aktivitas yang sedang dilakukan.

Dalam terapi, slime sering dimanfaatkan untuk membantu anak tetap fokus lebih lama. Misalnya, saat anak bermain slime, terapis dapat memberikan instruksi sederhana untuk diikuti.

Dengan cara ini, anak belajar mempertahankan konsentrasi tanpa merasa tertekan, dan kemampuan fokus tersebut dapat diterapkan pada kegiatan lain.

3. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Bagi anak dengan autisme, komunikasi bisa menjadi tantangan. Namun, melalui bermain slime anak dapat belajar berkomunikasi dengan lebih alami. 

Anak bisa belajar meminta slime, menyebutkan warna yang diinginkan, atau menjelaskan apa yang sedang mereka buat. 

Aktivitas ini membantu mengembangkan kemampuan berbahasa dan ekspresi diri. Selain itu, slime juga dapat mendorong interaksi sosial. 

Saat bermain slime bersama teman, saudara, atau terapis, anak belajar berbagi, bergiliran, dan berinteraksi dengan cara yang positif.

Kegiatan seperti ini dapat membantu anak membangun kemampuan sosial yang penting untuk kehidupan sehari-hari.

Banyak anak dengan autisme mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, terutama saat merasa cemas atau frustrasi. Tekstur slime yang lembut dapat memberikan efek menenangkan. 

Saat anak meremas atau menarik slime, anak dapat menyalurkan emosi dengan cara yang aman dan terkendali. Dalam beberapa terapi, slime digunakan sebagai alat bantu saat anak merasa kewalahan. 

Melalui interaksi dengan slime, anak belajar menenangkan diri dan secara bertahap mengembangkan kemampuan untuk mengatur emosi mereka sendiri, baik di sesi terapi maupun di rumah.

5. Membangun Keterampilan Sosial dan Kerja Sama

Bermain slime juga dapat menjadi sarana untuk melatih keterampilan sosial. Dalam kegiatan kelompok, anak belajar bekerja sama, bergiliran, dan berkomunikasi dengan teman sebaya.

Anak bisa membuat bentuk dari slime bersama-sama, bertukar warna, atau mengikuti tantangan kelompok.

Aktivitas semacam ini membantu anak mengimbangkan kemampuan sosial dan rasa kebersamaan dalam suasana yang menyenangkan. 

Slime juga dapat mendorong kreativitas anak. Anak dapat bereksperimen dengan mencampur warna, menambahkan glitter, atau membentuk berbagai kreasi unik. 

Proses ini melatih kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah dengan cara yang kreatif.

Dalam beberapa terapi, anak diajak membuat bentuk tertentu atau mengikuti urutan langkah untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dengan begitu, anak belajar kesabaran, ketelitian, dan kemampuan mengikuti instruksi.

7. Meningkatkan Keterlibatan Orangtua

Aktivitas berbasis slime juga dapat menjadi sarana yang baik untuk meningkatkan keterlibatan orangtua dalam proses terapi. 

Ketika orang tua ikut berpartisipasi, mereka dapat memahami tujuan terapi dengan lebih baik dan membantu memperkuat hasilnya di rumah. 

Selain mempererat hubungan dengan anak, kegiatan ini juga menjadikan proses belajar terasa lebih menyenangkan dan bermakna.