Memahami Ambliopia, Kondisi ‘Mata Malas’ yang Jika Telat Ditangani Bisa Berujung Buta

4 days ago 4

Liputan6.com, Jakarta Ambliopia atau yang lebih dikenal dengan istilah mata malas adalah gangguan penglihatan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat jelas dengan kedua matanya.

Kondisi ini biasanya berkembang sejak bayi atau saat anak-anak masih sangat kecil dan bisa memburuk seiring waktu jika tidak segera ditangani.

Pada anak dengan ambliopia, salah satu matanya memiliki penglihatan yang lebih buram dibandingkan mata lainnya. Otak kemudian mulai mengabaikan mata yang buram dan hanya mengandalkan mata yang lebih kuat untuk melihat. 

Seiring berjalannya waktu, mata yang lebih lemah menjadi semakin tidak terlatih dan penglihatannya memburuk seperti dilansir dari laman Cleveland Clinic, pada Senin 3 November 2025.

Seberapa Umum Ambliopia?

Ambliopia merupakan penyebab paling umum hilangnya penglihatan pada anak. Sekitar 5% anak di bawah usia 15 tahun mengalami kondisi ini.

Karena ambliopia sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, banyak anak yang baru terdiagnosis setelah menjalani pemeriksaan oleh tenaga medis.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Mengetahui gejala ambliopia pada anak bisa membantu deteksi dini. Anak dengan kondisi ini mungkin tampak sering menabrak benda di sekitarnya, menutup salah satu mata, atau sering memiringkan kepala.

Beberapa anak juga mungkin memiliki mata yang tampak juling atau kelopak mata yang turun. Meski begitu, perubahan fisik pada mata kadang tidak terlihat secara jelas.

Anak dengan ambliopia biasanya menunjukkan perbedaan dalam cara mereka mengenali dan berinteraksi dengan benda di sekitarnya.

Tanda-tanda kecil seperti sering menutup satu mata atau tampak tidak percaya diri saat bergerak bisa menjadi petunjuk adanya gangguan penglihatan.

Penyebab Terjadinya Ambliopia

Ambliopia muncul ketika terdapat perbedaan antara cara kedua mata memfokuskan objek. Ada beberapa penyebab yang umum ditemukan pada anak-anak, antara lain:

1. Kesalahan Refraksi (Refractive Errors)

Kesalahan refraksi adalah gangguan pada bentuk alami mata yang membuat penglihatan menjadi buram. Jika tidak segera ditangani, perbedaan ini bisa menyebabkan ambliopia. Kondisi seperti rabun jauh (miopia), rabun dekat (hiperapia), atau astigmatisme dapat menjadi pemicunya.

2. Mata Juling (Strabismus)

Strabismus terjadi ketika kedua mata tidak bergerak ke arah yang sama. Saat salah satu mata tidak sejajar dengan yang lain, otak akan mulai lebih kua, membuat mata yang lemah semakin tertinggal dalam fungsi penglihatan.

3. Masalah Struktural pada Mata

Kondisi fisik tertentu pada mata juga bisa menyebabkan ambliopia, seperti kelopak mata yang turun (ptosis), katarak, atau gangguan pada kornea yang membuat penglihatan menjadi buram.

Faktor Risiko Ambliopia

Siapa pun bisa mengalami ambliopia, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya, seperti:

  • Anak-anak yang lahir prematur, lahir sebelum 37 minggu kehamilan.
  • Memiliki berat badan lahir yang rendah, kurang dari 5 pon, 8 ons, atau 2.500 gram.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan penglihatan.

Dampak Jika Tidak Ditangani

Ambliopia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen. Namun, kabar baiknya adalah kondisi ini masih bisa diperbaiki jika ditangani sejak dini.

Diagnosis dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah efek jangka panjang terhadap kemampuan penglihatan anak.

Cara Dokter Mendiagnosis Ambliopia

Pemeriksaan rutin oleh dokter atau spesialis mata menjadi langkah penting dalam mendeteksi ambliopia. Biasanya, dokter akan memeriksa kondisi mata anak secara menyeluruh, termasuk ketajaman penglihatan dan kemampuan mata untuk bekerja sama.

Banyak anak yang baru diketahui mengalami ambliopia setelah pemeriksaan, karena anak belum bisa menjelaskan bahwa penglihatannya berbeda antara satu mata dan yang lain.

Penanganan Ambliopia

Tujuan utama pengobatan ambliopia adalah melatih otak agar kembali menggunakan mata yang lebih lemah. Ada beberapa metode yang biasa digunakan dokter untuk mengobati kondisi ini, antara lain:

1. Mengenakan Penutup Mata (Eye Patch)

Anak akan diminta menutup mata yang lebih kuat selama beberapa jam setiap hari agar otak belajar menggunakan mata yang lemah. Cara ini membantu memperkuat koneksi antara otak dan mata yang kurang aktif.

2. Mengenakan Kacamata (Eyeglasses)

Penggunaan kacamata dapat membantu mengatasi gangguan refraksi yang menjadi penyebab ambliopia. Dalam beberapa kasus, kacamata digunakan bersamaan dengan terapi lain untuk hasil yang lebih optimal.

3. Obat Tetes Mata

Dokter kadang memberikan obat tetes seperti atropin pada mata yang lebih kuat untuk membuat penglihatannya sementara menjadi buram. Dengan begitu, otak dipaksa menggunakan mata yang lemah. Penggunaan obat ini aman dan tidak menimbulkan efek permanen.

4. Operasi

Tindakan operasi jarang dibutuhkan, tetapi bisa dilakukan jika ambliopia disebabkan oleh kelainan struktural mata seperti katarak atau kelopak mata yang menutupi pandangan.

Harapan Setelah Pengobatan

Anak yang mendapat pengobatan sejak dini memiliki peluang lebih besar untuk memulihkan penglihatannya. Meskipun beberapa tetap membutuhkan kacamata seumur hidup, penanganan yang tepat dapat membantu memperbaiki fungsi kedua mata agar bekerja secara seimbang.

Ambliopia tidak akan hilang dengan sendirinya. Oleh karena itu, pemeriksaan mata secara rutin adalah langkah terbaik untuk mendeteksinya sedini mungkin dan memastikan penglihatan anak berkembang dengan baik.

Read Entire Article