5 Kekuatan yang Menjadi Modal Utama Wirausaha Disabilitas untuk Sukses

Liputan6.com, Sidoarjo Motivator sekaligus softskill trainer Joko Winarno mengatakan keberhasilan usaha sangat dipengaruhi oleh kekuatan mindset alias pola pikir.

Pria yang akrab disapa Coach Joko Wien menjelaskan bahwa terdapat lima hal yang tidak dapat ditiru oleh orang lain dalam Pelatihan Kewirausahaan dan Peningkatan Kapasitas bagi Usaha Mikro Disabilitas pada Kamis, 30 Oktober 2025 di Sidoarjo, Jawa Timur, yaitu:

1. Motivasi: mendorong seseorang untuk terus bergerak dan bertahan dalam menghadapi tantangan.
2. Mimpi: memberikan arah dan tujuan dalam mengembangkan usaha.
3. Pola pikir positif: membantu pelaku  usaha melihat peluang di tengah masalah.
4. Karakter: menunjukkan nilai dan kebiasaan yang membentuk kepercayaan konsumen.
5. Skill atau keterampilan: merupakan kemampuan yang diperoleh dari pengalaman, latihan, dan proses belajar, yang tidak dapat disamakan antara individu satu dengan lainnya.

“Kelima aspek ini menjadi identitas personal yang membedakan satu pelaku usaha dengan yang lain,” kata Joko dalam acara yang digelar Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo.

Joko juga menekankan bahwa dalam berjualan, pelaku usaha mikro (UM) harus berani tampil berbeda agar memiliki nilai pembeda di tengah persaingan. Keberanian tersebut dapat diwujudkan melalui inovasi pada rasa produk, kemasan yang menarik, pelayanan yang lebih baik, atau gaya komunikasi yang khas.

“Produk yang memiliki ciri unik akan lebih mudah dikenali dan diingat oleh konsumen. Menjadi berbeda bukan berarti harus mahal, tetapi memiliki identitas yang jelas dibandingkan usaha lain yang sejenis,” katanya saat memberikan pelatihan kepada komunitas disabilitas Sidoarjo, Sahabat Gempita.

Joko menyampaikan, kunci dalam memulai usaha adalah keberanian untuk berubah dan siap untuk konsisten.

“Kuncinya adalah keberanian untuk berubah dan bertindak konsisten,” katanya.

Artinya, pelaku usaha perlu berani memulai, berani mengambil keputusan, dan berani memperbaiki kekurangan. Pola pikir yang benar, keberanian untuk tampil berbeda, serta konsistensi dalam menjalankan usaha menjadi fondasi utama untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, Dr. Muhafidhah Novie membahas konsep dasar pemasaran yang penting dipahami oleh pelaku Usaha Mikro Disabilitas.

Menurutnya, aktivitas pemasaran pada dasarnya mencakup tiga komponen utama, yaitu selling (menjual), marketing (memasarkan), dan branding (pencitraan merk).

Selling merupakan aktivitas yang langsung bertujuan agar produk dibeli oleh konsumen, seperti menawarkan produk, melakukan promosi harian, atau memberikan pelayanan saat transaksi.

Marketing bertujuan agar produk dikenal oleh masyarakat, sehingga mencakup kegiatan seperti membuat konten, memperkenalkan keunggulan produk, atau menjalin komunikasi dengan calon pembeli.

Sementara itu, branding bertujuan agar produk diingat dan memiliki citra yang kuat di benak konsumen, misalnya melalui logo, warna khas, kemasan konsisten, atau gaya komunikasi yang unik.

Muhafidhah menekankan bahwa pelaku UM perlu memprioritaskan aktivitas selling terlebih dahulu karena pemasukan utama berasal dari penjualan. Namun, aktivitas selling harus diperkuat secara bertahap melalui marketing dan branding agar usaha dapat berkembang dan berkelanjutan.

Dia juga menjelaskan, pemasaran pada era digital dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai platform, seperti Google, marketplace, media sosial, forum, dan kanal digital lainnya. Google dapat membantu usaha lebih mudah ditemukan melalui pencarian internet, terutama melalui fitur Google Business Profile. Marketplace atau toko online memungkinkan pelaku UM menjual produk secara daring dengan sistem pembayaran dan pengiriman yang sudah terintegrasi.

Media sosial juga berfungsi memperkenalkan produk, membangun hubungan dengan pelanggan, serta menarik minat melalui konten foto maupun video. Forum digital dapat dimanfaatkan untuk membangun jaringan serta memahami kebutuhan konsumen melalui diskusi. Selain itu, kanal digital lainnya seperti website, blog, atau katalog online dapat meningkatkan profesionalitas usaha dan memperkuat branding.

Setiap platform memiliki karakteristik dan segmentasi pasar yang berbeda, sehingga pelaku UM perlu menyesuaikan strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen pada masing-masing saluran digital tersebut.