Melihat Dunia Tanpa Warna, Kenali Gejala dan Penyebab Buta Warna

4 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak orang, warna menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Warna telah menjadi identitas; ke mana pun kita pergi, kita akan menemui warna mulai dari pakaian, rambu lalu lintas, hingga alam secara umum mengandung warna.

Namun, tahukah tidak semua orang mampu menangkap warna. Pada sebagian orang yang mengalami buta warna hanya bisa melihat hitam putih. Ada juga yang  kesulitan membedakan warna-warna tertentu, tetapi pandangannya tidak sepenuhnya hitam putih

Buta warna dalam dunia medis dikenal dengan istilah defisiensi penglihatan warna. Berdasarkan data yang dilansir dari Vision Center, penderita buta warna secara global diprediksi berada pada angka 300 juta, yang tersebar di seluruh daerah dan berbagai kelompok etnis.

Pria menjadi kelompok paling banyak dalam kasus buta warna ini. Secara global, jumlah pria yang mengalami kekurangan dalam penglihatan warna berjumlah 8 persen, jauh lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang hanya berjumlah 0,5 persen.

Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit buta warna merupakan penyakit genetik yang diwariskan melalui hubungan darah.

Banyak orang buta warna yang tidak menyadari dirinya mengalami kondisi tersebut. Biasanya baru diketahui ketika akan mendaftar sekolah di jenjang lebih tinggi atau ketika cek kesehatan di kantor.

Gejala-gejala yang mungkin dialami oleh penderita buta warna antara lain:

  • Tidak dapat membedakan berbagai corak warna merah dan hijau.
  • Tidak dapat membedakan berbagai warna corak biru dan kuning.
  • Tidak dapat membedakan semua warna.

Kebanyakan kasus penderita buta warna adalah kesulitan membedakan nuansa warna merah dan hijau golongan tertentu. Pada kasus buta warna yang lebih jarang, penderita kesulitan membedakan antara nuansa warna biru dan kuning.

Pada kebanyakan orang, kondisi buta warna akan disadari ketika mereka dihadapkan dengan kebingungan yang disebabkan oleh warna. Misalnya, kesulitan membedakan warna lalu lintas atau ketika mengalami kesulitan menafsirkan pembelajaran yang berkaitan dengan warna. Kelainan ini dapat bersifat ringan, sedang, maupun berat.

Proses Mata Menangkap Warna

Melihat warna merupakan proses yang cukup rumit yang terjadi di dalam mata. Semuanya dimulai dari kemampuan mata untuk menangkap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.

Cahaya akan masuk ke mata melewati kornea, kemudian melewati lensa dan jaringan transparan yang berbentuk seperti jeli dalam mata, yang bernama “vitreous humor”. Cahaya kemudian akan sampai ke bagian belakang mata, pada area makula retina.

Di area makula retina ini terdapat sel-sel khusus yang dinamakan sel kerucut. Sel kerucut inilah yang berfungsi mengenali gelombang cahaya. Pada gelombang pendek, cahaya yang dikenali adalah biru; pada gelombang sedang yaitu hijau; atau pada gelombang panjang yaitu merah.

Setelah menerima informasi gelombang, zat kimia yang terkandung di sel kerucut ini akan bereaksi dan kemudian mengirimkan informasi panjang melalui saraf optik ke otak.

Jika semua bagian di mata bekerja dengan baik, kita akan bisa melihat berbagai warna dengan jelas. Namun, jika terdapat masalah pada sel kerucut, maka kita akan kesulitan membedakan warna merah, hijau, atau biru.

Faktor Penyebab Buta Warna

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko buta warna, antara lain:

Jenis kelamin: Buta warna lebih umum terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Sebanyak 8 persen pria di seluruh dunia mengalami buta warna. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada wanita, yang hanya berjumlah 0,5 persen.

Riwayat keluarga: Buta warna adalah penyakit yang bersifat genetik yang diturunkan melalui keluarga. Kondisi buta warna, baik yang ringan, sedang, maupun berat, dapat diwariskan orang tua kepada anaknya. Buta warna yang diwariskan oleh orang tua ini umumnya memengaruhi kedua mata, dengan tingkat keparahan yang tidak berubah sepanjang hidup.

Penyakit: Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko buta warna adalah anemia sel sabit, diabetes, degenerasi makula, penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, glaukoma, penyakit Parkinson, alkoholisme kronis, dan leukimia. Salah satu mata mungkin akan lebih parah daripada yang lain. Buta warna ini dapat membaik jika penyakit yang menyebabkannya bisa diobati.

Obat-obatan tertentu: Obat-obat tertentu dapat memengaruhi penglihatan warna, seperti hidroklorokuin yang digunakan untuk mengobati artritis reumatoid.

Kerusakan mata: Buta warna dapat disebabkan oleh trauma mata akibat dari cedera, operasi, terapi radiasi, atau perawatan laser.

Read Entire Article