Kitabah dan Tilawah, Dua Metode Isyaratkan Ayat Al-Quran bagi Teman Tuli

3 weeks ago 2

Liputan6.com, Jakarta Setidaknya ada dua metode yang umumnya dipelajari teman Tuli dalam mengisyaratkan teks Al-Quran, yaitu Kitabah dan Tilawah.

“Metode kitabah cara mengisyaratkan apa yang tertulis dalam mushaf Al-Quran. Sedangkan metode tilawah cara mengisyaratkan apa yang diucapkan/dilafalkan," kata salah satu pengajar dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ), Muhammad Mundzir.

Mundzir menuturkan, dua metode ini membantu guru memetakan kompetensi anak-anak Tuli. Keduanya tidak bisa sekaligus dikuasai oleh anak-anak Tuli, tapi setidaknya dua metode ini perlu diajarkan guru kepada mereka. Pelatihan ini penting karena literasi dan pendidikan Al-Quran untuk teman Tuli perlu menjadi perhatian bersama.

Tersedianya guru yang memahami Al-Quran isyarat mengisi celah kosong dalam upaya peningkatan literasi dan pendidikan Al-Quran bagi teman Tuli. Mundzir menambahkan, melalui pelatihan ini teman-teman Tuli punya kesempatan yang setara untuk mengakses Al-Quran.

“Pelatihan ini juga memberikan kesempatan bagi teman-teman Tuli untuk tidak sekadar menjadi objek, tetapi menjadikan mereka sebagai subjek. Jadikan mereka makhluk pertama, bukan makhluk kedua,” ucap Mundzir dalam pelatihan Al-Quran isyarat untuk guru agama Islam Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Jabodetabek bersama Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) di Jakarta pada 27 September 2025.

Cara Khusus Membaca Al-Quran untuk Teman Tuli Belum Populer

Cara khusus membaca Al-Quran untuk teman Tuli belum sepopuler Al-Quran braille untuk penyandang disabilitas netra.

Masih banyak guru yang mengajarkan teman Tuli hanya dengan cara yang terbatas. Kabar baiknya saat ini sudah ada mushaf Al-Quran isyarat yang dikeluarkan Kementerian Agama dan LPMQ pada tahun 2023.

Adanya mushaf ini masih perlu dibantu dengan guru-guru yang memahami pedoman membaca Al-Quran isyarat. Agar penggunaan mushaf Al-Quran isyarat bisa dijangkau teman-teman Tuli.

“Sebelum tahun 2020 saya mengajarkan huruf hijaiyah ke murid Tuli hanya sebatas mengenalkan gambar saja. Tapi sekarang sudah pakem Al-Quran isyarat yang disahkan Kementerian Agama. Jadi kita nggak ragu lagi, semakin mantap dan terarah mengajarkan Al-Quran kepada murid-murid Tuli,” kata Anik Khorida, Guru SLB BC Alfiany Cengkareng Barat.

Anik Khorida mengungkapkan pelatihan Al-Qur’an isyarat ini menambah pemahamannya dalam metode pengajaran mengaji isyarat yang baik ke murid-muridnya.

“Ini sebagai jalan keluar. Saya sebagai seorang guru dulunya bingung cara mengajarkan Al-Quran ke teman Tuli itu seperti apa dan bagaimana. Dengan pelatihan ini kita jadi terarah. Dan untuk anak-anak Tuli, mereka bisa mengerti Al-Quran,” kata Anik mengutip laman Dompet Dhuafa, Selasa (14/10/2025).

Sempurnakan Cara Belajar Al-Quran Teman Tuli

Sementara, guru di SLB Bina Insani Kota Depok, Marno (58) mengatakan bahwa pelatihan Al-Quran isyarat ini menjadi penyempurna pengajaran Al-Quran yang diterapkan di sekolah.

“Ini menyempurnakan cara belajar Al-Quran teman-teman Tuli. Dengan pelatihan ini cara mengaji teman Tuli bisa lebih berkembang,” ujar Marno.

Sumarno menambahkan, dengan adanya Al-Quran isyarat dengan pedoman yang pakem memudahkan teman-teman Tuli menjadi guru mengaji untuk teman sebayanya.

“Kalau anak Tuli bisa mengaji dengan isyarat, teman-temannya akan termotivasi untuk bisa juga. Murid Tuli yang sudah bisa memahami bisa menjadi tutor sebaya untuk temannya,” tutur Marno.

Marno melanjutkan, dengan memahami Al-Quran isyarat, sebagai muslim teman-teman Tuli punya hak dan kesempatan untuk bisa mengambil manfaat dari Al-Quran.

Read Entire Article