Ibu Alami Disabilitas Mental, Bocah Sukabumi dengan Penyakit Cacingan Semasa Hidup Sering Dirawat Nenek

Liputan6.com, Jakarta Raya, bocah di Sukabumi yang meninggal dengan tubuh penuh cacing atau cacingan tidak hidup secara layak.

Menurut keterangan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ibu dari bocah itu adalah penyandang disabilitas mental berupa gangguan kejiwaan atau disebut pula orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sementara, ayahnya mengidap penyakit tuberkulosis (TBC).

“Ibunya mengalami gangguan kejiwaan atau ODGJ, dia (Raya) sering dirawat oleh neneknya dan bapaknya mengalami penyakit paru-paru TBC,” kata Dedi dalam keterangan video yang diunggah di Instagram @dedimulyadi71, Selasa (19/8/2025).

“Dan dia (Raya) sejak balita terbiasa di kolong rumah bersama kotoran dan ayam sehingga dimungkinkan dia sering kali tangannya tidak pernah dicuci kemudian mulutnya kemasukan cacing sehingga menimbulkan cacingan,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi.

"Anak itu sering main di kolong sama ayam karena rumahnya panggung. Anaknya untuk jalan juga agak lambat, terus dia punya sakit demam. Sudah diperiksa ke klinik terdekat, ternyata dia punya penyakit paru," ujar Wardi.

Seorang pria di India, mengaku matanya gatal dan perih. Setelah diperiksa, ternyata matanya dihinggapi cacing parasit sepanjang 15 cm.

Wardi menjelaskan, ada bantuan dari pemerintah desa. Baik dari Dinkes maupun Dana Desa. Dalam proses pengawalan pemeriksaan kesehatan, berat badan Raya sempat naik. Pemerintah desa juga telah memberikan rutin makanan tambahan setiap hari.

Wardi menambahkan, bahkan rumah tempat tinggal Raya sempat hancur. Lalu dibangun kembali oleh warga dan pemerintah desa.

Ironisnya, karena faktor ODGJ, alas rumah panggung mereka dirusak menjadi bahan bakar untuk memasak.

Menurut Wardi, keluarga Raya tidak langsung membawa bocah itu ke rumah sakit saat kondisi memburuk.

Dedi Mulyadi pun menyampaikan rasa prihatin atas meninggalnya Raya di usia balita, di mana seharusnya ia tumbuh di ligkungan yang baik.

“Saya menyampaikan prihatin dan rasa kecewa yang sangat dalam serta permohonan maaf atas meninggalnya balita berusia 3 tahun dan dalam tubuhnya dipenuhi cacing,” kata Dedi.

Dia telah menghubungi dokter yang menangani bocah malang itu dan menghimpun beberapa informasi.

“Saya barusan sudah menelepon dokter yang menanganinya, berdasarkan keterangan dari dokter yang menanganinya, anak itu memiliki penyakit kalau dalam bahasa kampung cacingan,” katanya.

Mendengar kisah miris ini, Dedi melakukan langkah penanganan terhadap keluarga Raya.

“Selanjutnya kami akan melakukan langkah-langkah penanganan pada keluarga tersebut. Termasuk kami sudah mengirim tim untuk mengangkut seluruh keluarga tersebut agar keluarganya juga dirawat karena menderita penyakit TBC.”

“Ini perhatian bagi kita seluruh aparat pemerintahan untuk senantiasa setiap hari cross check terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan. Jangan abai, jangan ribut ketika peristiwanya terjadi, semoga kita bisa bekerja dengan baik,” ujar Dedi.