Buta Warna Lebih Sering Dialami Pria daripada Wanita, Pakar Jelaskan Kaitannya dengan Genetika

4 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta Diperkirakan ada sekitar 300 juta orang di seluruh dunia yang mengalami buta warna yakni kondisi mata di mana seseorang tidak dapat melihat perbedaan antara warna tertentu.

Kondisi ini membuat seseorang sulit membedakan warna tertentu, termasuk mengetahui warna-warna cerah atau dalam kasus yang sangat jarang, tidak bisa melihat warna sama sekali.

Namun, buta warna ternyata tidak memengaruhi pria dan wanita dengan proporsi yang sama. Menurut Cleveland Clinic, kondisi ini terjadi pada sekitar 2 dari 12 pria, sedangkan wanita hanya sekitar 1 dari 200 orang.

Lalu, mengapa buta warna jauh lebih sering terjadi pada pria? Jawabannya terletak pada faktor genetika yang mengatur fungsi penglihatan manusia.

Manusia dapat melihat warna berkat sel-sel khusus di bagian belakang bola mata yang disebut sel kerucut (cone cells). Ada tiga jenis sel kerucut yang masing-masing peka terhadap panjang gelombang cahaya tertentu.

"Ada tiga jenis kerucut yang melihat warna: merah, hijau dan biru," kata Dr. Usiwoma Abugo, juru bicara klinis di American Academy of Ophthalmology.

"Ketika satu atau lebih dari sel-sel kerucut warna ini tidak ada atau tidak bekerja dengan benar, buta warna terjadi," tambahnya.

Jenis Buta Warna Paling Umum: Buta Warna Merah Hijau

Jenis buta warna yang paling umum adalah buta warna merah-hijau. Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap cahaya merah atau hijau, atau ketika sel-sel tersebut jumlahnya sedikit atau salah mengenali panjang gelombang cahaya.

Jika masalah terjadi pada sel kerucut yang peka terhadap warna biru, maka seseorang akan mengalami buta warna biru-kuning. Jenis ini lebih jarang ditemukan dibandingkan buta warna merah-hijau. 

Sementara itu, jika semua jenis sel kerucut tidak berfungsi atau rusak parah, seseorang dapat mengalami buta warna total atau complete color vision deficiency. Kondisi ini sangat langka, hanya terjadi pada kurang dari 1 dari 30.000 orang.

Perbedaan Faktor Genetik Antara Pria dan Wanita

Buta warna lebih sering terjadi pada pria karena biasanya disebabkan oleh sifat genetik resesif yang terkait dengan kromosom X.

Sifat resesif baru akan tampak jika seseorang mewarisi dua salinan gen yang tidak berfungsi, satu dari masing-masing orangtua. 

Jika seseorang memiliki satu salinan gen yang normal, maka penglihatannya umumnya tetap normal.

Sebagian pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y dalam setiap sel. Mereka mewarisi kromosom X dari ibu dan kromosom Y dari ayah.

Gen yang mengatur protein sensitif cahaya pada sel kerucut ini terletak di kromosom X. Artinya, pria hanya memiliki satu salinan gen tersebut, dan hanya satu kesempatan agar gen itu bekerja dengan benar.

Jika salinan gen tunggal yang dimiliki pria mengalami mutasi, mereka kemungkinan besar akan mengalami buta warna. 

Berbeda dengan wanita yang memiliki dua kromosom X, satu dari masing-masing orangtua. Jika salah satu kromosom X membawa gen rusak, kromosom X yang lain biasanya memiliki gen normal yang dapat menggantikan fungsinya.

Oleh karena itu, wanita jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami buta warna, meskipun mereka bisa menjadi pembawa gen tersebut dan menurunkannya ke keturunan.

“Wanita dapat mengalami kebutaan warna, tetapi itu cukup langka dan biasanya disebabkan oleh sesuatu selain genetika,” kata Abugo.

Kondisi seperti peradangan saraf optik, katarak, dan glaukoma juga dapat menyebabkan kebutaan warna yang muncul di kemudian hari.

Harapan Pengobatan Buta Warna

Saat ini belum ada pengobatan yang secara luas tersedia untuk menyembuhkan buta warna. Namun, para peneliti sedang mengembangkan terapi gen eksperimental yang mungkin dapat membantu penderita melihat dunia dalam warna yang sebenarnya.

Dalam percobaan pada hewan dan uji awal pada manusia, ilmuwan menggunakan virus yang aman untuk mengantarkan gen kerucut yang berfungsi normal ke mata.

Terapi ini telah berhasil memulihkan penglihatan penuh terhadap warna pada hewan dengan mutasi gen yang sama seperti manusia penderita buta warna, dan kini sedang diuji lebih lanjut pada manusia.

Read Entire Article