Konser 25 Tahun Andien Disemarakkan Karya Enam Seniman Autisme dalam Instalasi 'Peta Emosi Kota'

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan 25 tahun perjalanan musik Andien dalam konser bertajuk 'Suarasmara' pada Sabtu, 15 November 2025, menghadirkan sesuatu yang berbeda. Bukan Andien namanya jika tidak menyuguhkan sesuatu out of the box. Dalam konser tersebut, penyanyi jazz Indonesia ini menggandeng Kreaby, sebuah studio seni yang memberdayakan seniman autisme dewasa, untuk menampilkan instalasi seni berjudul 'Peta Emosi Kota'.

Instalasi itu langsung mencuri perhatian penonton yang hadir di Istora Senayan, Jakarta. Ruang pamer berisi karya-karya visual penuh warna sekaligus ramah lingkungan, karena seluruhnya dibuat dari bahan bekas dan material daur ulang.

Mulai dari kertas bekas, kain, kardus, hingga plastik HDPE ((High-Density Polyethylene), semuanya diolah menjadi karya seni yang menarik dan Instagram-able untuk penonton yang ingin berfoto. Director Kreaby, Arani Aslama, menjelaskan bahwa 'Peta Emosi Kota' merupakan sebuah karya kolektif dari enam seniman autisme yang tergabung sebagai in-house artist di Kreaby.

"Ini semua berasal dari ilustrasi digital yang dibuat oleh enam seniman di Kreaby. Para seniman autisme ini setiap hari berkarya dari jam 9 sampai jam 2 siang," kata Arani saat berbincang dengan Disabilitas Liputan6.com.

Mayoritas Seniman Autisme Berusia 30 ke Atas

Menurut Arani, karya ini lahir dari proses panjang yang tidak hanya menekankan kreativitas, tapi juga visi pemberdayaan. "Tujuannya untuk pemberdayaan individu autisme ketika mereka sudah dewasa. Karena kami mencoba menjawab keresahan para orang tua setelah anak-anak mereka lulus SMA, kegiatan untuk mereka sangat terbatas," katanya.

Mayoritas seniman yang terlibat kini berusia di atas 30 tahun. Di Kreaby, mereka mendapat ruang untuk mengeksplorasi kemampuan artistik sambil berkolaborasi dengan berbagai komunitas. "Kami eksplor dengan berbagai macam media. Ada proses brainstorming, diskusi, eror, lalu coba lagi, sampai akhirnya karya ini terwujud," tambah Arani.

Kolaborasi Kreaby dengan Andien bukan tanpa alasan. Sang penyanyi dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap isu keberlanjutan dan seni ramah lingkungan. Arani menegaskan bahwa Andien langsung tertarik saat mengetahui konsep 'Peta Emosi Kota'.

"Andien itu sangat care sama barang-barang yang sustainable termasuk karya seni. Dia sangat tertarik ketika tahu pameran ini menggunakan barang-barang yang bisa didaur ulang," ujarnya.

2 Seniman Autisme di Balik 'Peta Emosi Kota'

Untuk mewujudkan karya ini, Kreaby bekerja sama dengan komunitas seperti 'Sadar Lemari' hingga 'Rubah Kertas' yang menyediakan material daur ulang. Proses produksi dilakukan bersama artisan seperti Paste Lab. Kolaborasi itu menghasilkan karya yang disebut Arani sebagai 'imajinasi kolektif', karena melibatkan begitu banyak proses berpikir dan percobaan.

Tiga seniman yang turut mencuri perhatian adalah Jeremy, Keken, dan Rama. Jeremy dan Keken sama-sama mengangkat bunga matahari dalam karya mereka, meski berasal dari pengalaman pribadi yang berbeda. Sementara karya seni Rama mengisahkan bagaimana hubungan tumbuh melalui kesabaran, perhatian, dan kepedulian.

"Jeremy suka sekali menggambar bunga karena dia punya wawasan luas tentang flora dan fauna Indonesia. Sedangkan Keken punya tanaman bunga matahari di rumahnya. Ternyata pengalaman mereka bersinggungan, sehingga karya-karyanya saling menyambung," kata Arani.

Proses pembuatan pameran ini memakan waktu sekitar tiga bulan, dimulai sejak Agustus. Ilustrasi digital awal biasanya dibuat dalam waktu satu hingga dua minggu sebelum masuk tahap revisi dan produksi bersama para artisan.

Read Entire Article