Anugerah LSF 2025: Panggung Apresiasi, Cermin Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri

4 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah banjirnya tontonan digital dan derasnya arus konten lintas usia, Anugerah Lembaga Sensor Film (LSF) 2025 hadir sebagai sebuah peristiwa kebudayaan. Bukan sekadar malam penghargaan, melainkan momentum kolektif untuk meneguhkan nilai moral dan tanggung jawab sosial dalam dunia film dan televisi Indonesia.

Acara yang digelar Sabtu malam, 8 November 2025, pukul 19.00 WIB, dan disiarkan langsung oleh Indosiar dari Studio 5 Emtek City, Jakarta, membawa pesan utama “Memajukan Budaya, Menonton Sesuai Usia.”

Pesan ini menggambarkan semangat baru LSF dalam menggerakkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri, sebuah kampanye yang mengajak publik menjadi penonton yang sadar usia, sadar nilai, dan sadar dampak.

Merayakan Karya, Menumbuhkan Nilai

Malam itu, panggung gemerlap tidak hanya menampilkan selebritas dan sineas terkenal, tetapi juga figur-figur pendidik dan pegiat literasi media yang mewakili semangat perubahan.

Di balik kemeriahan, Anugerah LSF 2025 mengandung pesan mendalam, bahwa menonton adalah tindakan budaya, bukan sekadar hiburan. Setiap tontonan yang dipilih membentuk nilai, karakter, dan bahkan arah moral suatu bangsa.

Sebanyak 18 penghargaan dianugerahkan kepada insan perfilman dan pertelevisian yang dinilai konsisten menghadirkan karya yang berkualitas dan berbudaya.

Di antaranya penghargaan Film Bioskop semua klasifikasi usia dengan Sensor Mandiri Terbaik, Televisi Peduli Pendidikan, Televisi Peduli Kebudayaan, hingga Lifetime Achievement Award yang diberikan kepada Garin Nugroho Riyanto atas dedikasinya menghadirkan karya yang berpihak pada kemanusiaan dan keberagaman.

Melalui penghargaan ini, LSF ingin mengirimkan pesan bahwa tanggung jawab moral dalam karya kreatif sama pentingnya dengan pencapaian artistik.

Sensor sebagai Pendidikan, Bukan Pelarangan

Proses penjurian ajang ini dilakukan secara profesional, melibatkan 17 anggota LSF dan 20 tenaga sensor ahli yang menilai lebih dari 58 ribu karya film, iklan, dan program televisi yang terdaftar antara Agustus 2023 hingga Desember 2024.

Jumlah yang mencerminkan betapa luasnya spektrum tontonan yang kini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam konteks itu, sensor tidak lagi bisa dipahami sebagai “pembatas”, melainkan “penuntun”.

Ketua LSF dalam sambutannya menegaskan, “Sensor adalah pendidikan, bukan pelarangan. Anugerah ini adalah wujud penghargaan bagi insan kreatif yang mampu menjaga kebebasan berekspresi tanpa kehilangan tanggung jawab sosial.”

Pernyataan tersebut meneguhkan arah baru lembaga sensor di era digital, mengedepankan literasi, bukan sekadar regulasi.

Edukasi Tontonan dan Kesadaran Publik

Selain penghargaan, LSF juga menggunakan momentum ini untuk memperkuat edukasi publik tentang literasi tontonan. Melalui sisipan kampanye yang menyertai acara, masyarakat diajak memahami arti penting klasifikasi usia serta dampak psikologis tontonan terhadap anak-anak dan remaja.

Edukasi ini menjadi jembatan antara kebebasan menonton dan kemampuan masyarakat untuk menyaring nilai. Dalam dunia yang dipenuhi algoritma dan viralitas, kemampuan memilah tontonan adalah bentuk kecerdasan moral yang harus terus ditumbuhkan.

Pesan Budaya Sensor Mandiri oleh para pembawa acara dan tokoh yang tampil di sela-sela hiburan dan apresiasi, publik diingatkan bahwa tanggung jawab menjaga tontonan sehat bukan hanya di tangan lembaga atau pemerintah, tetapi di tangan setiap penonton.

Kampanye “Menonton Sesuai Usia” mengalir natural di sepanjang acara, menjadi benang merah yang menyatukan hiburan dan pesan moral dalam satu kesatuan. Menonton dengan kesadaran berarti menempatkan film dan televisi sebagai sarana membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Dari sisi jangkauan publik, Anugerah LSF 2025 mencatat lonjakan signifikan dalam perolehan TV share. Acaraa ini meraih share 19,3%, jauh melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya; 9,2% pada 2023, 10,4% pada 2021, dan hanya 0,7% pada 2018.

Lonjakan ini menjadi bukti bahwa publik semakin antusias terhadap tayangan yang mengandung nilai budaya dan edukasi. Kenaikan tajam ini juga menegaskan bahwa pesan sensor mandiri telah menemukan relevansinya di tengah masyarakat yang mulai rindu pada tontonan yang sehat dan bermakna.

Kerja sama dengan Indosiar dan Vidio juga menandai langkah strategis LSF untuk memperluas jangkauan edukasi publik.

Siaran langsung ini menjadikan pesan sensor mandiri hadir di ruang keluarga Indonesia, bukan hanya dalam lingkaran pelaku industri film. Dengan cara itu, Anugerah LSF tampil sebagai medium komunikasi publik, mempertemukan nilai, seni, dan kebijakan budaya dalam satu ruang dialog yang hidup.

Sensor Mandiri, Pilar Peradaban Menonton

Lebih jauh, acara ini menjadi jawaban atas tantangan zaman. Di tengah kebebasan media yang tak terbendung, masyarakat memerlukan panduan nilai agar tidak terperangkap dalam euforia tontonan yang tanpa arah.

Budaya Sensor Mandiri menawarkan konsep keseimbangan: kebebasan yang beretika, kreativitas yang beradab. Film yang baik tidak semata menghibur, tetapi juga menginspirasi dan mendidik.

Anugerah LSF 2025 pada akhirnya menegaskan kembali posisi sensor dalam ranah kebudayaan, bukan sebagai penghalang kreativitas, melainkan penjaga nilai kemanusiaan. Ia adalah upaya membangun peradaban menonton yang sehat, di mana kebebasan disertai tanggung jawab, dan hiburan berpadu dengan kesadaran.

Karena bangsa yang besar bukan hanya yang mampu memproduksi film berkualitas, tetapi yang mampu mendidik penontonnya menjadi cerdas dan berbudaya.

Dan di atas panggung megah Anugerah LSF 2025, pesan itu disampaikan dengan cara paling indah, melalui apresiasi, refleksi, dan tindakan nyata. “Menonton Sesuai Usia, Menjaga Masa Depan Bangsa.”

Tentang penulis

Nurrohman Efendi

Insan pemerhati film dan media, mahasiwa Magister Ilmu Komunikasi di STIKOM Interstudi, bekerja sebagai Tenaga Sensor LSF periode 2020 – 2024 dan 2024 – 2028 yang bertugas melakukan penelitian dan penilaian terhadap film. Terlibat dalam kepanitiaan Anugerah LSF 2025, 2023, dan 2021.

Read Entire Article