Efek Berat Krim Herbal: Kulit Wanita di China Mengeras dan Bentuk Pola seperti Sisik

6 days ago 10

Liputan6.com, Beijing - Pengobatan yang akan digunakan di seluruh tubuh harus melalui prosedur medis bersama ahlinya, hal ini bertujuan untuk menghindari efek samping atau kesalahan obat yang hanya memiliki resep dokter.

Dalam kasus Tingting di China, keyakinannya terhadap krim yang terbuat dari bahan-bahan herbal dan klaim "obat tradisional Tiongkok murni" ini justru mengalami rasa sakit yang semakin parah.

Kulit tubuhnya kini memiliki pola meliuk seperti ular dan berubah warna menjadi merah keunguan di sekujur tubuh akibat menggunakan krim selama lebih dari satu dekade, dikutip dari laman SCMP, Senin (10/11/2025).

Penderitaan kulit tubuhnya bermula sekitar 10 tahun lalu, ketika bintik-bintik merah dan gatal pertama kali muncul di kaki kanan bawahnya.

Semakin sering digaruk, luka pada kulitnya semakin menyebar ke seluruh tubuh. Tanpa melakukan konsultasi bersama dokter, ia memutuskan mencari solusi sendiri melalui internet.

Tergiur oleh iklan yang mempromosikan krim dan mampu menyembuhkan segala jenis penyakit, Tingting pun membelinya dan menggunakannya secara rutin selama satu dekade, hingga menghabiskan lebih dari 100.000 yuan (sekitar Rp220 juta).

Perasaan leganya ini membuat dirinya berani untuk menggunakan krim tersebut secara rutin.

"Saat pertama kali menggunakannya, efek anti-gatalnya luar biasa. Saya berpikir akhirnya krim ini adalah obat yang tepat," ujarnya.

Namun, rasa gatal dan sakitnya justru membuatnya didiagnosis dengan penyakit lain. Wanita yang berusia 40 tahun perlahan mengalami kerusakan pada sistem di dalam tubuhnya.

Amerika Serikat resmi memberlakukan tarif sebesar 19% untuk sejumlah produk dari Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia masih optimistis bahwa pelaku industri dalam negeri masih bisa bersaing di pasar global.

Gejala Penyakit Lain

Dengan berat badan yang meningkat drastis, sementara kulit tubuh dipenuhi strecth mark berwarna ungu keunguan dan masih menyerupai pola ular. Penderitaannya semakin berat, karena ia menderita tekanan darah tinggi.

Kondisinya ini membuatnya harus dirawat di Rumah Sakit Zhongda, Universitas Tenggara di Nanjing, Provinsi Jiangsu, pada bulan Oktober. Gejala serius lainnya juga berada pada tungkai bawah yang mengalami pembengkakan, diikuti mual, muntah, serta mati rasa di tangan.

Wang Fei, kepala dermatologist di Rumah Sakit Zhingda, Universitas Tenggara, menemukan bahwa kadar kortisol Tingting sangat parah dan ia didiagnosis menderita insufisiensi adrenokortikal sekunder, yaitu gangguan ketika kelenjar adrenal gagal memproduksi hormon esensial yang dibutuhkan tubuh.

Perawatan medis perlahan dilakukan secara bertahap, di mana ia menjalani intervensi medis dan menunjukkan penyembuhannya.

Dari krim yang dibeli melalui internet, Tingting masih belum diketahui apakah dirinya akan menempuh jalur hukum untuk menuntut kompensasi atas kerugian hingga rasa sakit yang dialaminya.

Mengetahui salep yang digunakan oleh Tingting, Wang pun melakukan pemeriksaan terhadap salep yang berlabel herbal murni tersebut dan menemukan kandungan yang bahaya pada tubuh.

"Banyak salep kulit yang disebut 'herbal murni dan bebas hormon' yang dijual melalui internet dan ternyata diam-diam dicampur dengan steroid yang kuat," ungkapnya kepada Yangtse Evening Post.

Ia juga menambahkan bahwa steroid memang dapat meredakan gatal, kemerahan, dan peradangan dengan cepat, terutama dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan kesehatan yang sulit dipulihkan.

Pelajaran Pahit

Setelah penggunaan steroid dihentikan, gejalanya dapat kambuh lebih parah, karena kulit yang menyerap steroid dapat terakumulasi di dalam tubuh dan memicu efek samping hingga risiko kerusakan hormonal di tubuh.

Kasus Tingting di Tiongkok akhirnya memicu perdebatan panas di kalangan warganet yang menimbulkan berbagai komentar untuknya.

Banyak yang menyayangkan keputusan pengobatan menggunakan krim herbal tersebut, di mana harganya yang mahal tetap tidak akan sebanding dengan penanganan oleh tenaga profesional dan memiliki ilmu serta pengalaman dalam menangani pasien dengan keluhan serupa.

Read Entire Article