Liputan6.com, Jakarta Tingkat gangguan pendengaran seseorang mempengaruhi apakah orang tuli bisa mendengar sedikit atau tidak sama sekali.
Orang Tuli mungkin dapat mendengar suara mereka ketika berbicara, namun hal ini bergantung pada tingkat keparahan gangguan pendengaran mereka seperti mengutip Iris Reading.
Mereka yang berada pada tingkat ringan hingga sedang mungkin masih dapat mendengar sebagian suara, terutama jika mereka menggunakan alat bantu dengar.
Sementara itu, gangguan pendengaran pada tingkat berat hingga sangat berat, suara sendiri mungkin tidak terdengar sama sekali, meski tetap bisa dirasakan sebagai getaran.
Empat tingkat gangguan pendengaran, mulai dari mild, moderate, severe, dan profund, menentukan sejauh mana seseorang dapat menangkap suara sehari-hari.
Pada tingkat profund, seseorang biasanya hanya mampu merespons suara sangat keras dan lebih mengandalkan bahasa isyarat serta lip reading.
Orang yang dapat mendengar maka belajar berbicara melalui umpan balik suara mereka sendiri. Mereka bisa memahami intonasi, menyesuaikan volume, dan mengekspresikan emosi melalui suara.
Sebaliknya, seseorang yang lahir Tuli dan belajar berbicara, tidak memiliki referensi suara yang cukup jelas.
Akibatnya, mereka mungkin berbicara terlalu keras, terlalu pelan, atau dengan nada yang tidak mirip dengan orang yang mendengarnya.
Apakah Orang Tuli Memiliki Monolog Internal?
Semua orang memproses pikiran dalam bentuk kata, gambar, atau kombinasi keduanya. Cara orang Tuli “berpikir” mempengaruhi kemampuan pendengaran, pengalaman berbicara, serta bahasa utama yang mereka gunakan sehari-hari.
Bagi mereka yang lahir Tuli dan tumbuh menggunakan bahasa isyarat, pikiran muncul dalam bentuk visual seperti gerakan tangan, ekspresi, gambar, atau kata-kata tertulis. Bentuk ini sering disebut sebagai “inner sign” atau versi internal dari bahasa isyarat.
Sementara itu, individu dengan sedikit pendengaran atau yang pernah mendengar sebelum kehilangan pendengaran mungkin berpikir dalam bahasa lisan, bahasa isyarat, atau keduanya.
Inner Voice vs Inner Sign
Secara fungsi, keduanya tidak banyak berbeda. Penelitian menunjukkan, area otak yang aktif saat seseorang melakukan inner speak sama dengan area yang bekerja saat inner sign.
Bagian tersebut, yaitu kawasan kiri inferior frontal menunjukkan, proses berpikir berjalan dengan mekanisme serupa, hanya media interaksinya yang berbeda.
Bentuk Lain dari Suara Batin
Selain inner speech yang lengkap, ada juga condensed inner speech, yaitu pikiran yang muncul dalam bentuk singkat tanpa kalimat penuh. Bentuk ini hanya dapat dipahami oleh diri sendiri, seperti kode pribadi.
Sebaliknya, expanded inner speech tersusun lebih lengkap dalam kalimat dan memiliki struktur bahasa.
Ada juga variasi lainnya, yaitu monolog internal yang terasa seperti berbicara pada diri sendiri, serta diagonal inner speech, yaitu ketika pikiran menghadirkan “percakapan” dengan suara orang lain yang diingat.
Dalam beberapa situasi, pikiran bisa muncul secara sengaja atau mengalir begitu saja saat pikiran melayang.
Bahasa Apa yang Digunakan Orang Tuli Saat Berpikir?
Bahasa yang digunakan dalam keseharian biasanya menjadi bahasa utama dalam pikiran mereka. Jika sehari-hari menggunakan bahasa isyarat, pikiran mereka kemungkinan besar muncul dalam bentuk isyarat.
Jika menggunakan bahasa lisan atau kombinasi keduanya, maka pola pikir juga mengikuti bahasa tersebut. Beberapa orang tuli bahkan memiliki dua “bahasa pikiran” sekaligus, tergantung konteks tempat mereka berkomunikasi.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423475/original/089640200_1764063973-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363964/original/021476800_1759024049-065dd7b6-5935-46bd-8b49-a303a2594b42.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5419257/original/042198300_1763651316-photo_2025-11-20_21-21-14.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5421473/original/046767000_1763906676-Sarmila_wati.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5420879/original/098276300_1763816867-Cimahi.png)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5418904/original/093199000_1763631740-Jemari.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5418126/original/061933400_1763605368-Ika_Rizki.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376526/original/002811900_1760007161-sppg1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5416243/original/009562100_1763445995-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415229/original/060484900_1763364384-perda_disab_jatim.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5415869/original/041451200_1763433974-Gus_ipul.png)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5414859/original/098956300_1763353030-Seniman_Autisme_di_Konser_Andien.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5293741/original/045684500_1753341485-2148817396.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5407787/original/057126800_1762754875-Marc_Cucurella__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4128712/original/083647000_1660873414-harry-quan-G1iYCeCW2EI-unsplash_1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4839034/original/095965500_1716300898-lifestyle-child-wheelchair_23-2149158049.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5369993/original/045407100_1759484291-WhatsApp_Image_2025-10-03_at_16.34.53.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406988/original/070457800_1762657462-uld_pb.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402912/original/011979600_1762310973-skrining_retina_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403042/original/097694400_1762315278-job_fair_disabilitas_pramono_anung.jpeg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306844/original/053364400_1754451455-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5306465/original/017032900_1754393503-WhatsApp_Image_2025-08-05_at_18.28.55.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301440/original/001513700_1753948524-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5258476/original/046063600_1750387842-0245a8fe-41b9-46d0-8d24-82f969c61d3e.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4837378/original/044766600_1716192159-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5307216/original/084260300_1754461431-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313203/original/035761900_1754988177-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1545539/original/070179200_1490265614-Pertengkaran2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301185/original/051674800_1753940701-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5258457/original/091984900_1750386114-03eb46f7-e6ff-434e-a1bf-dd9da0b7fa6c.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5265538/original/042894300_1750924899-20250626-Banjir_China-AFP_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4785105/original/002207900_1711443956-2019771-1281906633.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317888/original/000036400_1755410969-Screenshot_2025-08-17_083904.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308935/original/068819000_1754561736-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301316/original/017335100_1753945457-WhatsApp_Image_2025-07-31_at_13.49.11__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5301565/original/059885200_1753950655-1.jpg)