Liputan6.com, Jakarta - Penyakit serebrovaskular terus menjadi salah satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di Indonesia. Dari stroke iskemik, aneurisma kompleks, hingga moyamoya disease, berbagai kondisi yang melibatkan penyempitan atau sumbatan pembuluh darah otak memerlukan penanganan cepat, tepat, dan sering kali sangat kompleks.
Dalam banyak kasus, tindakan cerebral bypass menjadi harapan terakhir untuk menjaga aliran darah tetap stabil dan mencegah kerusakan otak permanen.
Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti akibat sumbatan. Kondisi ini harus ditangani dalam waktu 'golden time' kurang dari empat jam agar fungsi otak masih dapat diselamatkan.
"Transformasi kesehatan mendorong seluruh rumah sakit kabupaten/kota untuk mencapai tahapan madya, termasuk melalui pengadaan cathlab, sehingga deteksi dini stroke dapat dilakukan lebih cepat," ujar Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS.
Dia menekankan bahwa peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas, menjadi kunci agar pasien tidak terlambat mendapatkan penanganan.
Cerebral Bypass untuk Tangani Masalah Stroke
Namun, tidak semua kasus berhenti pada penanganan standar. Pada kondisi tertentu seperti stenosis arteri otak berat, aneurisma kompleks, atau moyamoya disease, pasien memerlukan tindakan operasi tingkat lanjut untuk membentuk jalur baru suplai darah ke otak.
Di sinilah cerebral bypass menjadi sangat penting. Tindakan ini menghubungkan pembuluh darah dari luar ke pembuluh darah otak yang tersumbat, memastikan aliran darah tetap berjalan meski terjadi kerusakan atau penyempitan di jalur utama.
"Cerebral bypass membantu mempertahankan aliran darah yang stabil sehingga mampu menurunkan risiko stroke berulang," ujar ahli bedah serebrovaskular RS PON, dr. Muhammad Kusdiansah, Sp.BS.
Cerebral Bypass Tekan Semua Risiko
Menurutnya, pada penyakit seperti moyamoya, suplai darah dapat menurun drastis dan menyebabkan pasien mengalami stroke berkali-kali jika tidak ditangani. Dengan bypass, risiko tersebut bisa ditekan secara signifikan.
Meski demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Belum ada data epidemiologis resmi mengenai jumlah pasien yang membutuhkan bypass otak.
Namun, berdasarkan data global dan perbandingan epidemiologi, Kusdiansah memperkirakan ada 800 s.d 1.200 pasien per tahun di Indonesia yang berpotensi membutuhkan tindakan ini.
Angka ini mencakup pasien dengan aneurisma kompleks, moyamoya disease, hingga stroke iskemik tertentu yang tidak dapat ditangani dengan cara konvensional.
Deteksi Dini Menjadi Penting
Peningkatan prevalensi penyakit serebrovaskular juga menuntut kesiapan rumah sakit dari berbagai wilayah.
Kini, setidaknya sembilan provinsi telah dapat melakukan tindakan cerebral bypass berkat pendampingan klinis dan workshop yang digelar bersama jejaring rumah sakit pengampu regional.
Penguatan kapasitas ini dinilai sangat penting agar pasien tidak harus bepergian jauh, yang berisiko memperburuk kondisi mereka.
Direktur RS PON, dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S., MARS, menekankan bahwa pengembangan layanan bypass tidak hanya soal kemampuan operasi.
"Yang kita bangun adalah sistem layanan yang kuat, terstandar, dan berkelanjutan, baik di rumah sakit pengampu regional maupun rumah sakit yang diampu," ujarnya.
Dengan meningkatnya pemahaman tentang penyakit serebrovaskular, deteksi dini yang lebih cepat, serta perluasan kapasitas tindakan cerebral bypass di berbagai daerah, Indonesia terus bergerak menuju layanan otak yang lebih merata dan berkualitas.
Tantangannya masih besar, tetapi setiap penguatan sistem membuka peluang lebih luas untuk menyelamatkan fungsi otak dan kehidupan pasien.

20 hours ago
8
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5432257/original/095632300_1764762176-20251203_130531.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2062124/original/002029800_1523076557-epy_kusnandar__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5068350/original/007184500_1735277453-1735034694429_mimpi-dipeluk-laki-laki-dari-belakang.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1789149/original/088180200_1512351626-20171203-Keindahan-Supermoon-di-Berbagai-Negara-AP-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5432077/original/035567100_1764755364-20251203_130529.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5124901/original/066512000_1738908496-young-woman-t-shirt-touching-sore-throat-with-fingers-front-view.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4293775/original/035472500_1673947594-jon-tyson-O7ke8N4kTpQ-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426792/original/063058000_1764317618-9.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5420824/original/027181100_1763812802-134310.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5164866/original/047942000_1742183314-4c59dbf95745befce9da6d5ca9864808.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3412632/original/063897900_1616819278-WhatsApp_Image_2021-03-19_at_22.26.55.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3121625/original/052729800_1588830458-WhatsApp_Image_2020-05-06_at_16.08.42.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369702/original/048157300_1759478049-boiled-eggs-bowl-decorated-with-parsley-leaves-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3910505/original/020707300_1642741792-20220121-FOTO---BERBAGI-SAYURAN-HERMAN-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5425409/original/073977000_1764225555-9.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430002/original/070777600_1764649359-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430000/original/050997400_1764649358-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380909/original/004147800_1760438190-Ilustrasi_perundungan_di_Grobogan.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306844/original/053364400_1754451455-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313203/original/035761900_1754988177-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5307216/original/084260300_1754461431-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4785105/original/002207900_1711443956-2019771-1281906633.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308935/original/068819000_1754561736-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317888/original/000036400_1755410969-Screenshot_2025-08-17_083904.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406089/original/006566900_1762512009-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5184066/original/070275800_1744262389-Pemeriksaan_mata.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5161503/original/090966100_1741846958-1741840983693_penyebab-autis.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5032120/original/020113400_1733123995-fotor-ai-2024120214155.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5307605/original/085260600_1754472178-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313477/original/078489300_1755002648-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308113/original/090144900_1754535889-d4e27fd1-82dc-407f-b365-3d444d824a80.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306621/original/066787600_1754443001-DSC_0829.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423821/original/058306800_1764096334-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5369993/original/045407100_1759484291-WhatsApp_Image_2025-10-03_at_16.34.53.jpeg)