Cek Kesehatan Gratis Ungkap Banyak Warga Berisiko Hipertensi, Diabetes, hingga Kolesterol Tinggi

Liputan6.com, Jakarta - Rangkaian kegiatan cek kesehatan gratis (CKG) yang digelar di berbagai wilayah Indonesia kembali membuka fakta penting. Banyak warga yang tidak menyadari bahwa mereka berisiko tinggi mengalami penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, hingga kolesterol tinggi.

Temuan tersebut diungkapkan dr. Irwan Heriyanto, MARS, yang menegaskan bahwa deteksi dini menjadi faktor penentu untuk mencegah kondisi memburuk.

"Data menunjukkan bahwa banyak risiko kesehatan berhasil kami deteksi secara dini. Ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk segera mengambil langkah medis yang tepat sebelum kondisinya memburuk," ujarnya.

Menurut Chief of Medical Halodoc, temuan di lapangan didominasi tekanan darah tinggi, kadar gula darah meningkat, kolesterol tinggi, serta masalah sendi dan asam urat yang berpotensi mengganggu kualitas hidup.

Kegiatan skrining ini diikuti lebih dari 4.000 peserta dari berbagai kelompok usia. Banyak dari mereka baru pertama kali melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh setelah bertahun-tahun. Hal ini menunjukkan bahwa akses terhadap layanan preventif masih menjadi kebutuhan mendesak di banyak daerah.

Program cek kesehatan gratis yang didukung Halodoc ini mencakup pemeriksaan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh (IMT), serta sesi konsultasi langsung dengan tenaga kesehatan profesional.

Hasil pemeriksaan menjadi pembuka mata bagi sebagian besar peserta, terutama mereka yang merasa sehat namun ternyata menyimpan risiko penyakit kronis.

"Kesehatan adalah hak mendasar setiap individu, dan angka partisipasi yang tinggi ini bukan hanya statistik. Ini mencerminkan kebutuhan di lapangan serta urgensi meningkatkan deteksi dini penyakit tidak menular," ujar VP Government Relations and Corporate Affairs Halodoc, Adeline Fiane Hindarto.

Dia menekankan bahwa kegiatan ini turut mendukung upaya edukasi masyarakat terkait pentingnya pemeriksaan rutin.

Mengapa Banyak Warga Mengalami Kolesterol Tinggi?

Kolesterol tinggi, atau hiperlipidemia, merupakan kondisi ketika kadar kolesterol dalam darah melampaui batas normal.

Ini bukan masalah ringan karena menjadi faktor risiko utama penyakit jantung, stroke, hingga diabetes tipe 2. Banyak orang baru mengetahuinya setelah mengalami keluhan serius.

Tidak hanya pemeriksaan, tenaga kesehatan juga memberikan edukasi mengenai pola makan yang lebih sehat, cara mengelola stres, mengenali tanda-tanda awal penyakit, hingga pentingnya tidur cukup dan olahraga rutin.

Salah satu peserta mengungkapkan bahwa kegiatan ini memudahkan warga untuk memahami kondisi kesehatan mereka tanpa harus pergi jauh ke fasilitas kesehatan.

"Sangat membantu, terutama untuk mengetahui kesehatan anak-anak di lingkungan kami yang sebelumnya tidak terpantau," ujarnya.

Ada beberapa penyebab tingginya kolesterol, dan sebagian besar berakar dari gaya hidup, seperti:

• Pola makan tidak sehat: Konsumsi lemak jenuh dan trans, gorengan, fast food, daging berlemak.
• Kurang aktivitas fisik: Gaya hidup sedentari menurunkan HDL (kolesterol baik).
• Merokok: Merusak pembuluh darah dan menurunkan HDL.Konsumsi alkohol berlebihan: meningkatkan trigliserida.
• Stres berkepanjangan: Memengaruhi metabolisme kolesterol.

Selain gaya hidup, faktor genetik juga berperan. Mereka dengan riwayat keluarga kolesterol tinggi atau kondisi seperti diabetes, hipertensi, hipotiroidisme, hingga penyakit ginjal lebih rentan memiliki kolesterol LDL tinggi. Beberapa obat, seperti beta-blocker atau antidepresan, juga dapat meningkatkan kolesterol.

Karena kolesterol tinggi hampir tidak memiliki gejala, pemeriksaan rutin menjadi satu-satunya cara untuk mendeteksinya lebih cepat.

Program ini juga mendukung agenda transformasi layanan primer, yang menekankan pencegahan dan edukasi masyarakat.

Tahun ini, cakupan kegiatan diperluas tidak hanya di Jakarta, tetapi juga ke Bandung dan Surabaya untuk menjangkau lebih banyak komunitas.

Tingginya temuan kasus seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, hingga asam urat menjadi pengingat bahwa penyakit kronis sering datang tanpa gejala.

Dengan pemeriksaan rutin, masyarakat dapat mengetahui risiko sejak dini, mengambil langkah pencegahan, dan mencegah komplikasi serius.

Kegiatan skrining gratis ini menegaskan kembali pentingnya layanan kesehatan preventif dan menunjukkan bagaimana upaya kolaboratif, dapat membantu masyarakat mengenali kondisi mereka lebih awal dan hidup lebih sehat.