Trump Bebaskan Mantan Presiden Honduras dari Vonis Perdagangan Narkoba

22 hours ago 5

Liputan6.com, Washington, DC - Mantan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez, yang tahun lalu dijatuhi hukuman 45 tahun penjara atas perannya dalam operasi perdagangan narkoba yang memindahkan ratusan ton kokain ke Amerika Serikat (AS), dibebaskan dari penjara setelah menerima pengampunan dari Presiden Donald Trump.

"Hernandez dibebaskan pada Senin (1/12/2025) dari Penjara Federal AS Hazelton di West Virginia," kata juru bicara Biro Penjara Federal kepada The Associated Press.

Pembebasan Hernandez — mantan sekutu AS yang kasus hukumnya, menurut jaksa, mengungkap kedalaman pengaruh kartel di Honduras — terjadi hanya beberapa hari setelah pemilihan presiden di negara tersebut. 

Pengampunan berlangsung di tengah dorongan agresif pemerintahan Trump dalam memberantas narkotika, yang telah memicu kontroversi sengit di seluruh Amerika Latin.

Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan AS berulang kali menyerang kapal-kapal yang menurut mereka membawa narkoba ke AS, serangkaian serangan maritim mematikan yang menurut pemerintah sah sebagai tindakan perang terhadap kartel narkoba — dan yang menurut para kritikus menguji batas hukum internasional serta merupakan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Pemerintahan Trump telah melakukan 21 serangan yang diketahui terhadap kapal yang dituduh membawa narkoba, menewaskan sedikitnya 83 orang. AS membenarkan serangan-serangan itu sebagai langkah eskalasi yang diperlukan untuk menahan aliran narkoba ke wilayahnya.

AS bahkan menyatakan mereka sedang terlibat dalam konflik bersenjata dengan kartel narkoba, yang serupa dengan perang melawan al-Qaeda setelah serangan 11 September 2001.

Berbicara kepada wartawan pada Selasa (2/12) di luar rumahnya di Tegucigalpa, Ana Garcia berterima kasih kepada Trump karena telah mengampuni suaminya.

Ia mengatakan Hernandez meneleponnya Senin malam untuk memberi tahu bahwa ia berada di kantor kepala penjara dan telah diberitahu bahwa ia akan dibebaskan. Garcia mengatakan Hernandez berada di lokasi yang dirahasiakan demi keselamatannya, tetapi ia berencana menyampaikan pesan kepada rakyat Honduras pada hari Rabu (3/12).

Garcia menuturkan proses untuk meminta pengampunan dimulai beberapa bulan lalu dengan pengajuan petisi ke kantor pengampunan. Lalu pada 28 Oktober, hari ulang tahun Hernandez, ia menulis surat kepada Trump. Ia mengumumkan bahwa ia mengampuni Hernandez pada Jumat (28/11).

"Suami saya adalah presiden yang telah berbuat paling banyak bagi Honduras dalam memerangi kejahatan terorganisir," kata Garcia.

Alasan Trump Bebaskan Hernandez

Trump membela keputusan pembebasan Hernandez di atas Air Force One pada hari Minggu (30/11), dengan mengatakan bahwa rakyat Honduras percaya Hernandez telah dijebak, meskipun jaksa berpendapat bahwa ia melindungi para pengedar narkoba yang memindahkan ratusan ton kokain melalui negara itu.

"Saya diminta oleh Honduras, banyak orang Honduras," ungkap Trump. "Rakyat Honduras benar-benar berpikir ia dijebak dan itu adalah hal yang mengerikan."

"Mereka pada dasarnya mengatakan bahwa dia dianggap sebagai pengedar narkoba hanya karena dia adalah presiden negara itu. Dan mereka mengatakan bahwa semua itu merupakan jebakan dari pemerintahan (Joe) Biden. Saya melihat faktanya, dan saya pun setuju dengan mereka."

Para anggota parlemen Demokrat menyampaikan kecaman dan ketidakpercayaan bahwa Trump memberikan pengampunannya.

"Mereka mengadilinya, menyatakan dia bersalah menjual narkotika melalui kartel-kartel ke AS. Bisakah Anda memikirkan seseorang yang lebih tercela daripada itu? Menjual narkoba ke negara ini, menciptakan lebih banyak korban setiap hari," kata Senator Dick Durbin dari Illinois dalam pidatonya di lantai Senat.

"Ini bukan tindakan seorang presiden yang mencoba menjaga AS tetap aman dari narkotika."

Hernandez ditangkap atas permintaan AS pada Februari 2022, beberapa minggu setelah presiden saat ini, Xiomara Castro, menjabat.

Dua tahun kemudian, Hernandez dijatuhi hukuman 45 tahun penjara di pengadilan federal New York karena menerima suap dari para pengedar narkoba sehingga mereka dapat dengan aman memindahkan sekitar 400 ton kokain ke utara melalui Honduras menuju AS.

Hernandez terus bersikeras bahwa ia tidak bersalah dan merupakan korban balas dendam para pengedar narkoba yang telah ia bantu ekstradisi ke AS.

Selama proses penjatuhan hukuman, Hakim Federal P. Kevin Castel mengatakan hukuman itu seharusnya menjadi peringatan bagi individu-individu "yang berpendidikan tinggi, berpenampilan rapi" yang memperoleh kekuasaan dan berpikir status mereka melindungi mereka dari hukum ketika mereka berbuat salah.

Hernandez menggambarkan dirinya sebagai pahlawan gerakan anti-perdagangan narkoba yang bekerja sama dengan otoritas AS di bawah tiga pemerintahan AS untuk mengurangi impor narkoba.

Namun hakim mengatakan bukti persidangan menunjukkan sebaliknya dan bahwa Hernandez menggunakan kemampuan akting yang besar untuk membuatnya tampak seolah ia sangat menentang perdagangan narkoba, sementara ia mengerahkan kepolisian dan militer negaranya untuk melindungi perdagangan tersebut.

Segera setelah Trump mengumumkan niatnya untuk mengampuni Hernandez, Jaksa Agung Honduras Johel Zelaya mengatakan melalui X bahwa kantornya berkewajiban menegakkan keadilan dan mengakhiri impunitas.

Ia tidak merinci tuduhan apa yang mungkin dihadapi Herandez di Honduras. Ada berbagai investigasi terkait korupsi atas pemerintahannya selama dua periode jabatan, namun tidak ada yang mengarah pada dakwaan terhadapnya. Castro, yang mengawasi penangkapan dan ekstradisi Hernandez ke AS, akan tetap menjabat hingga Januari.

Pengampunan yang diumumkan Trump beberapa hari sebelum pemilihan presiden Honduras menambah dinamika baru dalam kontestasi tersebut. Menurut sejumlah pihak, langkah itu memberi keuntungan bagi kandidat Partai Nasional yang ia dukung, Nasry Asfura, sementara penghitungan suara berlangsung pada Selasa. 

Read Entire Article