Polisi Nepal Tangkap Lebih dari 400 Orang Terkait Demo Gen Z

5 days ago 15

Liputan6.com, Kathmandu - Polisi Nepal menangkap 423 orang yang dituduh melakukan berbagai kejahatan, mulai dari pembunuhan hingga vandalisme, selama gelombang protes besar-besaran Gen Z pada September lalu yang menggulingkan pemerintah. Demikian diungkapkan data kepolisian yang dirilis pada Senin (10/11/2025).

Para tersangka juga menghadapi dakwaan atas kepemilikan dan penggunaan senjata ilegal, pencurian, serta perilaku tidak tertib.

"Sebuah tim sedang meneliti insiden-insiden tersebut dan kami sedang berupaya mengumpulkan informasi," ujar juru bicara Kepolisian Nepal Abi Narayan Kafle seperti dikutip dari CNA.

Demo Gen Z meletus pada 8 September setelah pemerintah memberlakukan larangan terhadap media sosial. Gerakan ini semakin meluas karena dipicu oleh kesulitan ekonomi dan meningkatnya kemarahan terhadap korupsi.

Aksi kemudian berubah menjadi kemarahan nasional yang berujung pada runtuhnya pemerintahan, setelah massa membakar gedung parlemen dan Mahkamah Agung.

Menurut data kepolisian terbaru, sedikitnya 76 orang tewas dalam dua hari kekerasan, termasuk 63 pengunjuk rasa, 10 narapidana yang melarikan diri, dan tiga petugas polisi.

Ribuan aktivis menggunakan aplikasi percakapan grup Discord setelah pemberontakan untuk menominasikan mantan Ketua Mahkamah Agung berusia 73 tahun, Sushila Karki, sebagai pemimpin sementara pilihan mereka.

Ia kemudian ditunjuk menjadi perdana menteri sementara hingga pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung pada Maret 2026.

Menguak Fakta Baru

Penangkapan telah dilakukan sejak kerusuhan terjadi, namun data kepolisian yang dikeluarkan pada Senin memberikan gambaran pertama mengenai skala besar penahanan tersebut.

Lebih dari 2.700 bangunan diserang di seluruh Nepal, termasuk gedung-gedung pemerintah, kantor polisi, hotel, bisnis, kantor partai politik, serta rumah para politisi. Supermarket, toko, dan rumah pribadi juga menjadi sasaran penjarahan.

Beberapa pengunjuk rasa dilaporkan membawa senapan pada hari kedua kerusuhan, senjata yang diduga dirampas dari polisi.

Sekitar 14.500 tahanan melarikan diri dari berbagai penjara di seluruh negeri selama kekacauan berlangsung. Pihak berwenang menyebut 5.020 orang masih buron.

Menteri Dalam Negeri Om Prakash Aryal mengatakan pada Sabtu bahwa operasi khusus akan diluncurkan untuk menangkap kembali para tahanan yang melarikan diri dan mengamankan kembali senjata yang dijarah.

Perwakilan kelompok demo Gen Z telah menuntut pengunduran diri Aryal, menuduhnya gagal menindak pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penumpasan mematikan terhadap para demonstran.

Pemerintah sendiri telah memberlakukan larangan bepergian terhadap mantan Perdana Menteri KP Sharma Oli dan empat mantan pejabat senior lainnya, sementara sebuah komisi sedang menyelidiki kerusuhan tersebut.

Read Entire Article