Obat Darah Tinggi Milik Tamu Ditahan Resepsionis, Penghuni Hotel di China Meninggal Dunia

2 hours ago 2

Liputan6.com, Beijing - Obat milik seorang tamu hotel yang menderita penyakit jantung ditahan oleh resepsionis. Masalah yang terjadi di China ini memicu perdebatan sengit terhadap tanggung jawab staf hotel yang tidak mementingkan kesejahteraan tamu hingga berakhir meninggal.

Pria berusia 51 tahun yang bermarga Hu ditemukan tewas di kamar Hotel Yeste, Wuhan, pada 20 November. Ia menginap di hotel setelah dibawa oleh Han dan harus bekerja di distrik yang cukup jauh dari rumahnya, dilansir dari SCMP, Selasa (2/12/2025).

Tetapi keesokan paginya, Hu merasa tidak enak badan dan menyadari obatnya tertinggal di rumah temannya yang lain. Ia pun menghubungi Han untuk mengambil obat yang dititipkan di rumah temannya itu.

Han langsung bergerak cepat untuk mengambil obat yang dibutuhkannya dan tiba di hotel sekitar pukul 09.40 waktu setempat, di mana ia berusaha untuk cepat kembali setelah 30 menit dari permintaan Hu.

Bantuan Tertahan karena Privasi

Ia meminta staf resepsionis untuk mengantarkan obat ke kamar Hu karena tidak mengetahui nomor kamarnya dan hanya mengetahui nama belakang serta nama panggilan sehingga tidak dapat memberikan petunjuk lain.

Namun, staf menolak dengan alasan bukan dari tanggung jawab mereka ketika meminta untuk mencari nomor kamar Hu. Meski sudah dihubungi berkali-kali, tetap tidak ada jawaban sedangkan ia harus pergi kembali karena urusan mendesak. Obat pun dititipkan di resepsionis dan sempat meninggalkan pesan untuk Hu.

Sekitar lima jam kemudian, petugas kebersihan masuk ke kamarnya karena Hu seharusnya selesai menginap dan keluar dari hotel itu, tetapi ia justru menemukan tubuhnya tidak bernyawa.

Pemeriksaan rekaman CCTV ditemani oleh keluarga Hu dan bukti menunjukkan bahwa obat untuk penyakit jantungnya disimpan oleh resepsionis sepanjang waktu.

Kelalaian Fatal

Foto dari obat yang dibagikan keluarga menjadi bukti kuat bahwa obat itu memang digunakan untuk mengobati penyakitnya yang mengalami tekanan darah tinggi dan angina. Kelalaian dan tidak bertanggung jawab kepada tamu ini menjadi alasan kematian Hu, di mana mereka mengetahui tamu memerlukan obat dan tidak dapat dihubungi.

Tetapi, staf hotel menjawabnya dengan seolah menuduh Han yang tidak memberitahu penyakit Hu dan juga beralasan jika mereka tidak bisa membuka tas yang berisikan obat demi melindungi privasi tamu. Tragedi yang menyebabkan kematian ini pun memicu perdebatan panas di dunia maya terkait tanggung jawab hotel.

Seorang pengamat daring berpendapat bahwa hotel seharusnya juga mengetahui kondisi tamu yang telah diketahui sedang membutuhkan obat dan memeriksanya ketika ia tidak menjawab panggilan.

Selain itu, komentar lain yang merasa kesalahan ini bukan dari pihak mana pun menambahkan bahwa ia seharusnya pergi ke rumah sakit ketika badannya merasa tidak enak.

Kebutuhan Obat Tamu Jadi Prioritas

Melindungi privasi tamu adalah tugas utama para staf hotel, tetapi tidak ada salahnya untuk membantu dan memberikan layanan yang memang sedang dibutuhkan, terutama jika permintaan tersebut mengenai masalah kesehatan seseorang.

Kasusnya yang tidak dapat diselesaikan secara damai segera memanggil pengacara Shang Manqing dari Firma Hukum Hubei Fuxi, yang mengatakan bahwa Han tidak bertanggung jawab secara hukum atas kematian itu, justru ia telah bertindak baik.

Sedangkan mengenai tanggung jawab hukum hotel, Shang menjelaskan hal tersebut bergantung seberapa penting obat itu bagi keselamatan Hu, jika berperan penting dan berakibat fatal seperti ini, maka kelalaian hotel jelas menjadi bersalah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara resmi meminta pengampunan kepada Presiden Israel di tengah persidangan kasus korupsi yang telah memecah belah negara tersebut.

Read Entire Article