Menkes Budi Punya Target Tingkatkan Usia Harapan Hidup dari 72 Jadi 75 Tahun, Begini Strateginya

8 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memiliki target menaikkan angka usia harapan hidup dari 72 menjadi 75 tahun. Dan usia hidup sehat dari 60 menjadi 65 tahun.

“Kita ingin hidup sehat karena kita ingin hidup panjang. Target kita menaikkan usia harapan hidup dari 72 menjadi 75 tahun, dan usia hidup sehat dari 60 menjadi 65 tahun,” kata Budi dalam The 3rd Indonesia Health Partners Meeting (IHPM) 2025 bertema Harmony for Indonesia Health Transformation Acceleration di Balai Kartini, Jakarta, Senin (8/12/2025).

Lantas, bagaimana strategi untuk mencapai target ini?

“Strateginya sederhana: keep people healthy, don’t let them get sick (jaga orang-orang tetap sehat, jangan biarkan mereka sakit). Mencegah lebih baik dan jauh lebih murah dibanding mengobati,” tegas Budi.

Dia menilai, meningkatkan usia harapan hidup dan usia hidup sehat masyarakat Indonesia adalah dua tumpuan utama dalam percepatan transformasi kesehatan.

Budi menjelaskan, 260 juta penduduk Indonesia masih berada dalam kondisi sehat dan harus menjadi fokus utama upaya promotif–preventif.

“Mengobati orang sakit hanya menyentuh 30 juta penduduk. Menjaga 260 juta tetap sehat adalah strategi yang jauh lebih efektif,” ujarnya.

Indonesia Perlu Arsitektur Pendanaan Kesehatan yang Lebih Mandiri

Dalam forum ini, Budi juga menyoroti tantangan pembiayaan global. Menurunnya bantuan luar negeri untuk sektor kesehatan menuntut negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk memiliki arsitektur pendanaan yang lebih mandiri.

Ia mencontohkan percepatan vaksinasi HPV sebagai intervensi yang tidak boleh ditunda.

“Menunda lima tahun berarti lebih dari 30.000 perempuan Indonesia meninggal setiap tahun akibat kanker serviks. Kalau kita percepat satu tahun, kita bisa menyelamatkan puluhan ribu nyawa,” tegas Budi.

Vaksin HPV Tak Bikin Mandul

Terkait vaksin Human Papillomavirus (HPV), sebagian warga sempat terpapar hoaks bahwa vaksin tersebut bisa memicu kemandulan. Beredarnya kabar keliru ini bahkan membuat banyak perempuan menolak untuk divaksinasi HPV.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aji Muhawarman memastikan, kabar tersebut adalah hoaks atau bohong.

"Itu hoaks lama," kata Aji kepada Liputan6.com, Selasa (26/8/2025).

Aji memastikan HPV merupakan vaksin yang aman. Dia tak memungkiri, ada reaksi lokal dan umum yang muncul setelah vaksinasi HPV, tapi tidak serius.

Reaksi lokal itu berupa kemerahan pada bekas suntikan, pembengkakan, dan nyeri ringan. Efek samping tersebut muncul satu hari setelah pemberian imunisasi dan dapat berlangsung sampai tiga hari. Sementara reaksi umum berupa demam.

Tujuan Imunisasi HPV

Imunisasi HPV bertujuan mencegah penyakit kanker serviks yang disebabkan infeksi HPV, bahkan keberhasilannya dapat mencapai 100 persen jika diberikan sebanyak dua dosis pada anak perempuan saat berusia 9-13 tahun.

Komitmen Indonesia dalam pencegahan kanker serviks dibuktikan dengan masuknya Imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional sejak tahun 2023.

Sampai saat ini, sudah ada 135 negara yang memberikan imunisasi HPV dalam program imunisasi nasional. Di antaranya Malaysia, Singapura, Amerika, Inggris, dan Prancis.

Imunisasi HPV diberikan sebanyak dua dosis kepada anak perempuan sebelum lulus SD/MI atau sederajat. Imunisasi diberikan dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap bulan Agustus di sekolah.

Read Entire Article