Dampak Banjir Bandang adalah Salah Satu Masa Tersulit dalam Operasional RSUD Langsa Aceh

10 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Direktur Pelayanan RSUD Langsa, Aceh, Erizal, mengatakan bahwa dampak banjir bandang di penghujung 2025 adalah salah satu masa tersulit dalam operasional RSUD Langsa.

“Situasi ini sebagai salah satu masa tersulit dalam operasional RSUD Langsa,” kata Erizal dalam keterangan pers yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (10/12/2025).

Bagaimana tidak, RSUD Langsa mengalami kelumpuhan total pada hari pertama banjir besar yang melanda wilayah tersebut. Seluruh ruangan terendam hingga tidak ada satu pun fasilitas yang dapat digunakan untuk pelayanan medis, menyebabkan operasional rumah sakit berhenti sepenuhnya.

Erizal menjelaskan, air masuk dengan cepat dan membanjiri seluruh blok layanan, mulai dari ruang perawatan hingga area penunjang.

“Kondisi itu menjadikan rumah sakit benar-benar kehilangan kemampuan operasional. Pada hari kedua, tim rumah sakit mulai membuka pelayanan darurat secara terbatas,” ujarnya.

IGD menjadi layanan pertama yang diupayakan aktif kembali, dibuka pada sore hari di lokasi alternatif yang dinilai paling memungkinkan. Langkah itu dilakukan karena masyarakat mulai berdatangan membutuhkan penanganan medis akibat kondisi pascabencana.

Pelayanan IGD masih sangat terbatas dan hanya dapat menerima kasus prioritas. Ruang perawatan belum dapat difungsikan karena seluruh tempat tidur, matras, dan peralatan terendam air. Tim perawat dan petugas bekerja dalam keterbatasan fasilitas dan menata ruang darurat dengan peralatan yang tersedia.

Pemulihan Bertahap

Prioritas utama rumah sakit adalah memastikan pasien dengan kondisi kritis mendapatkan respons cepat.

Proses pemulihan berlangsung bertahap. Kerusakan yang meluas membuat banyak ruang harus menjalani pembersihan total sebelum dapat dioperasikan kembali. Tim sanitasi, perawat, dan teknisi bekerja paralel untuk menilai kerusakan dan membuka akses ke ruang sementara yang dapat digunakan.

Pembukaan kembali layanan IGD menjadi langkah awal dalam memulihkan pelayanan kesehatan. Manajemen RSUD Langsa menargetkan pemulihan bertahap hingga kapasitas layanan dapat kembali normal.

Tim Medis Bekerja Bergiliran

Pada 10 Desember 2025, sejumlah layanan kritis di RSUD Langsa, Aceh mulai beroperasi kembali. Setelah IGD, layanan lain yang mulai kembali aktif adalah Intensive Care Unit (ICU), kamar bersalin, ruang perawatan anak, dan ruang perawatan bedah anak.

Menurut Erizal, pemilihan fasilitas prioritas dilakukan untuk menjaga keberlangsungan penanganan kasus gawat darurat.

“Tim medis diminta bekerja bergiliran demi memastikan layanan tetap berjalan. Meski terbatas, rumah sakit tetap melayani pasien gawat darurat,” kata Erizal.

Sebelum dibuka, setiap ruangan menjalani pembersihan intensif serta pemeriksaan keamanan. Mulai dari kondisi listrik, kadar kelembapan, hingga sisa lumpur. Di sisi sumber daya manusia (SDM), sistem rotasi diterapkan untuk menutupi kekurangan tenaga dan memastikan pelayanan berjalan 24 jam. Dukungan dokter spesialis tambahan ikut memperkuat layanan.

Meskipun beberapa ruang sudah aktif, sebagian besar area rumah sakit masih dalam proses pemulihan karena kerusakan dan genangan air yang meluas.

“Rumah sakit memastikan aktivasi ruang prioritas bukan berarti pelayanan telah pulih sepenuhnya. Pasien tetap diimbau mengikuti arahan petugas untuk menghindari kepadatan yang berlebihan. Penyesuaian alur tetap diberlakukan untuk menjaga keselamatan,” kata Erizal.

90 Tempat Tidur Dapat Dimanfaatkan Kembali

Pemulihan ruang perawatan juga berjalan paralel. Banyak tempat tidur, matras, dan peralatan perawatan terendam dan harus dibersihkan atau dipilah ulang.

Pembersihan dilakukan secara gotong royong oleh perawat, tim sanitasi, dan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS). Hingga Rabu sore, sekitar lima ruangan dengan total 90 tempat tidur telah dapat dimanfaatkan kembali.

Menurut Erizal, setiap ruang yang kembali operasional sangat penting karena kebutuhan rawat inap meningkat setelah banjir surut. Banyak warga mengalami penyakit pascabencana sehingga permintaan perawatan melonjak.

 Manajemen rumah sakit menargetkan ruang tambahan segera menyusul, meski proses bergantung pada tingkat kerusakan masing-masing ruang.

Dengan bertambahnya kapasitas tempat tidur, Erizal berharap antrean di IGD dapat berkurang dan pelayanan darurat berlangsung lebih stabil.

Read Entire Article