Jutaan Warga China Adu Nasib di Ujian PNS demi Stabilitas Karier

2 days ago 11

Liputan6.com, Beijing - Akhir pekan ini, China kembali memasuki salah satu momen terbesar dalam kalender nasionalnya: jutaan orang bersiap menghadapi ujian pegawai negeri yang terkenal sangat melelahkan. Tahun ini, jumlah pendaftarnya mencapai rekor 3,7 juta orang, sebuah angka yang mencerminkan besarnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pijakan yang lebih stabil dalam ekonomi yang tidak menentu.

Ujian yang berlangsung pada hari Sabtu (29/11/2025) dan Minggu (30/11) juga menjadi yang pertama sejak pemerintah menaikkan batas usia. Untuk kandidat umum, usia maksimal kini menjadi 38 tahun, naik dari 35. Bagi mereka yang sudah menyelesaikan pendidikan pascasarjana, batasnya meningkat dari 40 menjadi 43 tahun. Perubahan ini memberi ruang baru bagi kandidat yang sebelumnya dianggap "terlambat" untuk ikut bertarung.

Meski demikian, persaingan tetap brutal.

Dari 3,7 juta pendaftar, hanya 38.100 posisi yang tersedia—rata-rata 97 orang bersaing untuk satu kursi. Dan di beberapa posisi, persaingan itu tumbuh menjadi sesuatu yang mendekati tak masuk akal. Melansir The Guardian, posisi petugas imigrasi di kota perbatasan Ruili di Yunnan hanya membuka satu lowongan, tetapi 6.470 orang dinyatakan memenuhi syarat untuk melamar.

Pada Oktober lalu, China mengumumkan kebijakan peningkatan batas usia ujian ini sebagai bagian dari penyesuaian dengan kebijakan baru usia pensiun. Dengan populasi yang menua dan tekanan besar pada anggaran pensiun, negara itu akhirnya bergerak untuk mengubah usia pensiun resmi yang tidak berubah sejak 1950-an. Mulai tahun lalu, perempuan yang bekerja di bidang pekerjaan fisik akan pensiun pada usia 55 (dari sebelumnya 50), sementara perempuan yang bekerja di sektor kantor atau pekerjaan profesional akan pensiun pada usia 58 (dari 55). Untuk laki-laki, usia pensiun naik dari 60 menjadi 63.

Walaupun pekerjaan di sektor publik bukanlah yang bergaji tertinggi—bahkan beberapa pemerintah daerah yang kesulitan dana pernah terlambat membayar gaji—banyak orang tetap memburunya karena dianggap sangat stabil. Di masa lalu, generasi muda Tiongkok bersemangat "xiahai" atau "melompat ke laut", yaitu masuk ke dunia bisnis yang penuh risiko demi peluang lebih besar. Namun sekarang, tren itu berbalik. Mereka lebih memilih "shangan" atau "kembali ke daratan", yaitu mencari keamanan dengan berhasil lolos menjadi pegawai negeri.

Stabilitas Kerja Jadi Incaran Generasi Muda

George Magnus dari Oxford University menggambarkan pergeseran besar dalam pasar tenaga kerja Tiongkok dengan mengatakan, "Struktur pekerjaan telah bergeser … dari pekerjaan berupah tinggi dan berkeahlian tinggi di manufaktur dan konstruksi menuju pekerjaan berupah rendah dan berkeahlian rendah di sektor gig dan informal."

Dalam situasi itu, katanya, dengan 12 juta lulusan baru memasuki pasar setiap tahun, minat terhadap pekerjaan pemerintah menjadi sangat mudah dipahami.

Sementara itu, angka pengangguran juga menambah beban. Tingkat pengangguran nasional berada pada 5,1 persen, tetapi pada kelompok usia 16–24 tahun (tidak termasuk mahasiswa) angka itu melonjak hingga 17,3 persen. Pemerintah bahkan sempat berhenti mempublikasikan data pengangguran pemuda ketika angkanya mencapai 21,3 persen, sebelum kembali merilisnya beberapa bulan kemudian dengan metodologi berbeda.

Setelah pandemi COVID-19, perang dagang, dan melemahnya konsumsi, kondisi dunia kerja di Tiongkok menjadi semakin berat. Banyak anak muda kemudian memilih untuk tangping—sikap menarik diri dari perlombaan karier dan enggan mengejar pekerjaan yang mereka rasa tidak sepadan dengan pendidikan mereka atau tidak menawarkan masa depan yang jelas. Pilihan ini muncul pada saat yang sama ketika negara itu bersiap menyambut 12,7 juta lulusan baru tahun depan, jumlah tertinggi sepanjang sejarah.

Di tengah tekanan seperti ini, kenaikan batas usia untuk mengikuti ujian pegawai negeri dianggap sebagai angin segar. Kebijakan tersebut membuka peluang baru bagi mereka yang merasa terjebak dalam kutukan usia 35, sebutan populer untuk kecenderungan perusahaan swasta menolak merekrut pekerja yang dianggap terlalu tua, meskipun mereka sebenarnya masih dalam usia produktif.

Namun, kesempatan itu juga membawa tantangan. Sejumlah peserta ujian yang telah berkeluarga mengaku kesulitan membagi waktu antara pekerjaan, belajar, dan mengurus anak—beban yang biasanya tidak dihadapi oleh para lulusan baru.

Ujian pegawai negeri sendiri terkenal sangat berat. Materinya mencakup hukum, fisika, biologi, politik, serta penalaran. Tahun lalu, pemerintah bahkan menambahkan bagian teori politik, sebuah segmen yang berfokus pada kemampuan kandidat menganalisis dan memecahkan masalah menggunakan teori-teori inovatif partai. Materinya mencakup pidato-pidato penting Xi Jinping sepanjang 12 bulan terakhir serta pleno Partai Komunis.

Read Entire Article