Jalur Darat Aceh Tamiang Terputus, Pemerintah Kirim Bantuan Pakai Helikopter

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh, dokter Raihan mengatakan bahwa Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu wilayah yang terisolir akibat banjir bandang. Raihan mengungkapkan banjir membuat jalur darat di Aceh Tamian terputus akibat banjir. 

Akses jalan yang sulit membuat timnya kesulitan mengirimkan bantuan logistik ke Aceh Tamiang.  Namun, kabar yang diperoleh tim IDAI Aceh  pemerintah telah menjangkau wilayah tersebut dengan helikopter. Oleh karena itu, kebutuhan mendesak seperti stok obat-obatan, pakaian layak, selimut, makanan, dan air bisa disalurkan. 

"Kami dengar di Tamiang itu kemarin sudah ada helikopter dikirimkan ke sana, dan juga di Aceh Tengah,” ujar Raihan dalam Media Briefing bertajuk: Tanggap Darurat Bencana pada Senin, 1 Desember 2025 melalui virtual meeting.

Fasilitas Kesehatan di Aceh Tamiang Terdampak

Raihan juga mengungkapkan banyak fasilitas kesehatan di Aceh Tamiang terdampak banjir. Namun, tenaga kesehatan memaksimalkan lantai yang tidak kebanjiran sebagai tempat pelayanan. 

"Tenaga kesehatan kami di Tamiang itu mengungsi di lantai dua, lalu pasien di bawa ke lantai 3," kata Raihan.

Lalu, pasien yang berada di rumah sakit yang kebanjiran, kata Raihan, diungsikan ke rumah sakit yang bisa memberikan layanan. 

Krisis Air Bersih di Sumatera Utara

Selain Aceh Tamiang, beberapa wilayah di Sumatera juga mengalami hambatan pengiriman logistik. Wakil Ketua IDAI Sumatera Utara, dokter Eka Airlangga mengungkapkan bahwa kebutuhan yang paling mendesak di Sumatera Utara saat ini adalah popok sekali pakai dan pakaian yang layak.

“Karena habis semua, dok, tidak sempat terbawa banyak oleh orang tuanya pada saat banjir terjadi,” ujarnya.

Krisis air bersih juga masih menjadi kendala di Sumatera Utara. Oleh sebab itu, IDAI terus berupaya mengirimkan setidaknya 15 ribu liter air bersih sebagai kebutuhan dasar masyarakat.

Sementara itu, Sumatera Barat juga mengalami krisis kebutuhan. Ketua IDAI Sumatera Barat, dr. Asrawati, mengatakan bahwa krisis pangan di Sumatera Utara menyebabkan minimnya pasokan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk anak. Kebutuhan mendesak juga terjadi pada air bersih, pakaian bayi, selimut, serta perlengkapan sanitasi anak-anak.

“Cuma untuk Malalak dan sekitar di titik 6 lokasi yang terberat itu karena terisolasi, baru hari, tadi malam terbuka, tapi baru hanya dilewati oleh motor roda dua. Maka teman-teman juga semua, baik itu dari IDAI dan kolaborasi, nanti kami akan bergabung untuk mencapai Malalak. Itu mudah-mudahan hari Rabu sudah di lokasi. Menunggu pembukaan jalan sedikit,” pungkasnya.

Read Entire Article