Hari AIDS Sedunia 1 Desember: Sejarah, Pentingnya Kesadaran, dan Makna Pita Merah

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember selama 37 tahun terakhir sejak 1988. Pada hari ini, berbagai organisasi di seluruh dunia menggelar kampanye yang menyoroti pentingnya kesadaran tentang HIV/AIDS

Upaya global ini berfokus pada edukasi, pencegahan, perawatan, dan dorongan untuk terus memperkuat layanan kesehatan agar penyebaran penyakit ini dapat ditekan, seperti dilansir dari PACE Hospital pada Senin, 1 Desember 2025.

Mengapa tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS? Hari AIDS Sedunia pertama kali dibentuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 1988 sebagai langkah guna meningkatkan perhatian global terhadap epidemi HIV.

Gagasan ini dicetuskan oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua petugas informasi publik yang ingin menciptakan kampanye global guna mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang HIV.

Pada tahun 1996, pengelolaan peringatannya diambil alih oleh Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS). Sejak itu, tema tahunan berkembang dari fokus kesadaran umum menjadi isu yang lebih luas seperti hak asasi manusia, kesetaraan gender, hingga penghapusan stigma.

Pentingnya Hari AIDS Sedunia

Sejak diperkenalkannya terapi antiretroviral (ART), atau kombinasi obat yang digunakan untuk mengobati HIV, pada akhir tahun 1990-an, tema kampanye turut menyoroti pentingnya akses terhadap pengobatan dan pencegahan, terutama di negara-negara dengan beban kasus tinggi. Peringatan ini kemudian menjadi bagian dari upaya menuju target global mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030.

Pentingnya Hari AIDS Sedunia tidak terlepas dari fakta bahwa HIV masih menjadi penyakit yang belum dapat disembuhkan, meskipun bisa dikendalikan dengan pengetahuan, diagnosis, dan pengelolaan yang tepat. Edukasi tetap dibutuhkan, terutama di wilayah pedesaan. 

Pada tahun 2023, India mencatat 66.400 kasus baru HIV. Secara global, terdapat 13 juta orang terinfeksi HIV, menunjukkan penurunan sebanyak 39 persen sejak tahun 2010.

Sementara itu, pada tahun 2021, 14,6 juta (13 juta orang dewasa dan 1,6 juta anak dibawah usia 15 tahun) terinfeksi HIV dan 6,5 juta meninggal akibat HIV. Total 3,84 miliar orang hidup dengan HIV, dengan 54% di antaranya perempuan dan anak perempuan.

Makna Pita Merah

Menurut UNAIDS, pada tahun 2021 sekitar 85 persen orang yang hidup dengan HIV mengetahui status mereka. Sebanyak 75 persen sudah mengakses terapi antiretroviral, sementara 81 persen ibu hamil dengan HIV menerima ART untuk mencegah penularan kepada bayi. 

Perkiraan global menargetkan penurunan infeksi baru dan kematian akibat AIDS hingga kisaran 4 per 100.000 penduduk pada tahun 2025, menuju pengurangan 90 persen pada tahun 2030. Untuk mencapainya, kampanye edukasi serta akses layanan kesehatan harus terus diperluas.

Pita Merah menjadi simbol universal dukungan bagi orang yang hidup dengan HIV. Simbol ini tercipta pada tahun 1991 ketika dua belas seniman dari organisasi seni Visual AIDS di New York merancang lambang yang menggambarkan empati dan solidaritas. Warna merah dipilih sebagai simbol keberanian, cinta, dan kepedulian.

Upaya pengendalian HIV juga terlihat melalui National AIDS Control Programme (NACP) di India. Sejak tahun 2010, program ini menargetkan penurunan infeksi baru dan kematian terkait AIDS hingga 80%. Hasilnya, terjadi penurunan sebanyak 82% pada angka kematian akibat AIDS, meski penurunan infeksi baru baru mencapai 48%. 

Secara global, berbagai kampanye yang digelar sejak 1988 telah berkontribusi pada penurunan infeksi baru sebesar 32% sejak tahun 2010 dan penurunan kematian akibat AIDS sebesar 68% sejak tahun 2004.

Tema Hari AIDS Sedunia 2025

Tema peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2025 adalah 'Overcoming Disruption, Transforming the AIDS Response'.

Tema ini menekankan pentingnya memperkuat kembali layanan pencegahan dan perawatan HIV yang sempat terganggu oleh berbagai tantangan, termasuk pandemi COVID-19 dan tekanan ekonomi.

Read Entire Article