Zelenskyy Andalkan Diplomasi Terima Kasih Saat Bertemu Trump

2 months ago 14

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak mau mengambil risiko dituduh tidak tahu berterima kasih kali ini.

Zelenskyy memanfaatkan momentum pembicaraan damai sekaligus peluang untuk memulihkan citranya setelah teguran pedas di Gedung Putih enam bulan lalu. Dalam pertemuan pada Senin (18/8/2025) di Ruang Oval, Gedung Putih, dia benar-benar memastikan menunjukkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Bahkan, menurut laporan kantor berita AP, dia mengucapkan setidaknya terima kasih sembilan kali kepada Trump dan pihak lain hanya dalam satu menit pertama pertemuan publik singkat yang dilanjutkan dengan konferensi pers singkat.

"Terima kasih banyak, Tuan Presiden," kata dia. "Pertama-tama, terima kasih atas undangannya dan terima kasih banyak atas upaya Anda, upaya pribadi Anda untuk menghentikan pembunuhan dan menghentikan perang ini. Terima kasih."

Pada Februari lalu, pertemuan antara Zelenskyy dan Trump dengan cepat berubah menjadi bencana citra publik setelah Wakil Presiden JD Vance menegurnya karena dinilai tidak cukup menunjukkan rasa terima kasih.

"Seharusnya Anda berterima kasih kepada presiden (Trump) karena telah berusaha mengakhiri konflik ini," ujar Vance dalam momen yang membuat Zelenskyy terkejut saat itu. "Apakah Anda sudah sekali saja mengucapkan terima kasih?"

Zelenskyy berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa dia selalu menyampaikan apresiasinya kepada AS atas dukungan militer dan finansial yang diberikan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 2022. Namun, citranya sudah terlanjur tercoreng.Belajar dari pengalaman buruk itu, Zelenskyy dinilai mengubah pendekatannya

Diplomasi Terima Kasih

Para pemimpin dunia diyakini mengambil pelajaran bahwa sanjungan adalah cara untuk memenangkan hati Trump yang sulit ditebak — sebuah strategi yang terlihat jelas dalam pertemuan besar kemudian di hari yang sama yang juga melibatkan para pemimpin Eropa dan Sekretaris Jenderal NATO.

Zelenskyy diberi nasihat oleh rekan-rekannya tentang bagaimana menghadapi pertemuan itu, kata Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang debutnya di Ruang Oval pada Juni jauh lebih mulus.

"Dia yang memintanya (nasihat)," tutur Merz. "Dia melihat bahwa pertemuan saya dengan Donald Trump berjalan sangat berbeda dari pertemuannya."

Dengan kesempatan membuat kesan kedua yang lebih baik di Ruang Oval, "diplomasi terima kasih" menjadi senjata utama Zelenskyy.

Selain enam kali berterima kasih kepada Presiden Trump, Zelenskyy juga menyampaikan apresiasi kepada Melania Trump yang secara pribadi menulis surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin agar memikirkan nasib anak-anak Ukraina dan mendorong tercapainya perdamaian.

Dia juga dua kali berterima kasih kepada sekutu-sekutu Eropanya yang hadir sebagai bala bantuan di Washington untuk menunjukkan persatuan dalam mendorong gencatan senjata dan jaminan keamanan jika tercapai kesepakatan damai dengan Rusia.

Dalam pertemuan berikutnya dengan para pemimpin Eropa, Zelenskyy mengucapkan terima kasih setidaknya tujuh kali, termasuk dua kali secara khusus atas peta yang ditunjukkan Trump kepadanya.

Peta yang dimaksud menunjukkan wilayah yang diduduki atau dikendalikan Rusia.

Dinilai Menjijikkan tapi Diperlukan

Zelenskyy bukan satu-satunya orang yang sering mengucapkan terima kasih.

Trump sendiri menggunakan kata terima kasih sekitar 12 kali dalam pertemuan bersama para pemimpin Eropa pada hari yang sama. Tidak hanya itu, dia menyanjung mereka dengan berbagai pujian.

Dia menyebut Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni sebagai pemimpin hebat dengan masa depan politik yang panjang, mengatakan bahwa dia semakin menyukai Presiden Prancis Emmanuel Macron sejak lebih mengenalnya — sesuatu yang dia akui jarang terjadi pada dirinya — dan dia juga memuji kulit kecokelatan Merz.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang telah berusaha keras menjalin hubungan dekat dengan Trump, mengucapkan terima kasih empat kali kepada Trump sambil menekankan bahwa setelah tiga tahun berperang, tidak ada seorang pun yang bisa membawa konflik sedekat ini pada kemungkinan akhir.

"Jadi, saya berterima kasih untuk itu," kata Starmer.

Ben Hodges, mantan panglima Angkatan Darat AS di Eropa, mengatakan bahwa segenap sikap hormat dan penghormatan yang diberikan kepada Trump memang menjijikkan, namun perlu demi menjaga dukungan Trump terhadap NATO.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, yang menyapa Trump dengan sebutan "dear Donald" dalam pertemuan itu, menyebut sang presiden "luar biasa".

Read Entire Article