Wisatawan Asing di Jeju Bisa Didenda Rp2,3 Juta Jika Langgar Aturan

2 months ago 8

Liputan6.com, Seoul - Polisi di Pulau Jeju, Korea Selatan, untuk pertama kalinya mengeluarkan panduan khusus bagi wisatawan asing agar berperilaku tertib.

Langkah ini diambil setelah banyak keluhan dari warga setempat terkait ulah turis yang dianggap mengganggu.

Dalam keterangan resminya, polisi menyebut sejumlah perilaku wisatawan yang dikeluhkan warga, mulai dari membuang sampah sembarangan hingga membiarkan anak kecil buang air besar di jalan, dilansir dari BBC, Kamis (21/8/2025).

Panduan yang dicetak dalam tiga bahasa, yakni Korea, Inggris, dan Mandarin, ini disebut sebagai yang pertama di Korea Selatan. Polisi menyebut tujuannya adalah untuk mencegah kesalahpahaman karena perbedaan budaya sekaligus meningkatkan pemahaman wisatawan tentang hukum dan budaya Korea.

Kepala Badan Kepolisian Jeju, Kim Su-young, menjelaskan sebanyak delapan ribu eksemplar panduan sudah dicetak dan segera dibagikan kepada para turis.

Aturan dan Sanksi

Dalam panduan tersebut, polisi merinci sejumlah pelanggaran ringan yang bisa dikenai denda.

Di antaranya merokok di area terlarang, membuang sampah sembarangan, menyeberang jalan sembarangan, mabuk dan membuat keributan, kabur dari restoran tanpa membayar, buang air di tempat umum, menggunakan identitas palsu, hingga masuk ke rumah kosong tanpa izin.

Pelanggar pertama biasanya hanya diberi peringatan. Namun, jika mengulangi kesalahan, turis bisa dikenai denda hingga 200 ribu won atau sekitar Rp2,3 juta.

Jeju Jadi Magnet Wisatawan

Jeju dikenal sebagai pulau vulkanik yang populer dengan pantai, jalur pendakian, dan pemandangan gunung yang indah. Pulau ini juga menjadi tujuan belanja dan perjudian bagi wisatawan asing.

Sejak awal tahun, Jeju sudah menerima tujuh juta wisatawan, dengan hampir 70 persen di antaranya berasal dari Tiongkok.

Pada 2024 lalu, kunjungan turis asing menyumbang rekor 9,26 triliun won bagi perekonomian lokal.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana destinasi populer di Asia mulai mengambil langkah tegas menghadapi lonjakan turis.

Sebelumnya, sebuah kota di Jepang bahkan menutup akses pemandangan Gunung Fuji untuk mengurangi kerumunan wisatawan.

Read Entire Article