Trump Alami Pembengkakan Kaki dan Memar di Tangan, Ini Pemicunya

1 day ago 7

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis. Demikian disampaikan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt pada Kamis (17/7/2025), menyusul spekulasi mengenai tangan kanannya yang memar parah serta pembengkakan pada kedua kakinya.

Trump kini berusia 79 tahun. Pada Januari lalu, dia menjadi orang tertua yang pernah menjabat sebagai presiden AS.

Perubahan warna mencolok pada tangan kanan Trump, jelas Leavitt, merupakan iritasi ringan pada jaringan kulit akibat terlalu sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin sebagai bagian dari pengobatan kardiovaskular standar.

Dokter kepresidenan Sean Barbabella dalam sebuah surat yang dirilis Gedung Putih menyebut bahwa Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik, meskipun mengidap kondisi tersebut.

Presiden dari Partai Republik itu kerap membanggakan kondisi kesehatannya yang prima dan tingkat energinya yang tinggi. Belum lama ini, akun media sosial Gedung Putih mengunggah potret Trump ala Superman.

Trump sebelumnya menuduh Partai Demokrat menyembunyikan kemunduran kondisi mental dan fisik pendahulunya, Joe Biden, yang saat meninggalkan Gedung Putih pada Januari lalu berusia 82 tahun.

Menjawab Pertanyaan Publik

Pernyataan Leavitt muncul setelah diskusi luas di media sosial mengenai pergelangan kaki sang presiden yang tampak bengkak, terutama saat menghadiri final Piala Dunia Antarklub FIFA di New Jersey baru-baru ini, serta tangan memar yang sering tampak ditutupi riasan.

"Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Trump menyadari adanya sedikit pembengkakan pada kaki bagian bawahnya," kata Leavitt, seraya menambahkan bahwa dia diperiksa oleh tim dokter Gedung Putih karena kehati-hatian semata.

"Pemeriksaan ultrasonografi mengungkapkan insufisiensi vena kronis, suatu kondisi jinak dan umum, terutama pada individu berusia di atas 70 tahun."

Kondisi ini terjadi ketika pembuluh vena di kaki mengalami kerusakan dan tidak mampu mengalirkan darah dengan semestinya.

Leavitt mengatakan bahwa Trump memintanya untuk menyampaikan diagnosis tersebut demi transparansi.

Dr. Matt Heinz, seorang internis dan dokter rumah sakit dari Tucson, Arizona, mengatakan kepada AFP bahwa insufisiensi vena kronis adalah kondisi yang cukup umum, terutama pada orang lanjut usia. Hal ini disebabkan oleh katup pembuluh vena yang tidak lagi berfungsi dengan optimal.

"Kondisi ini berkaitan dengan usia juga pengaruh gravitasi, dan obesitas merupakan faktor yang dapat memperburuk jika seseorang mengalaminya. Namun, saya tahu bahwa presiden sedang berusaha menurunkan berat badan, jadi saya rasa upaya tersebut kemungkinan membuat kondisinya sedikit lebih baik," ujarnya.

Gedung Putih menegaskan kembali bahwa kondisi tersebut tidak menimbulkan risiko serius bagi Trump dan menyampaikan, "Yang terpenting, tidak ditemukan adanya tanda-tanda trombosis vena dalam maupun penyakit arteri."

"Trump memiliki struktur dan fungsi jantung yang normal, tanpa tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik lainnya," ungkap Leavitt.

Mengenai memar pada tangan, Leavitt menuturkan lebih lanjut, "Ini adalah efek samping yang dikenal luas dan jinak dari terapi aspirin."

Isu Penting

Selama berbulan-bulan, Gedung Putih menolak menjawab pertanyaan tentang memar di tangan Trump dan menyebut bahwa itu semata-mata akibat terlalu sering berjabat tangan.

Kesehatan presiden AS selalu menjadi sorotan. Terlebih, sejak 2017, Gedung Putih dipimpin oleh dua presiden tertua dalam sejarah, sehingga pengawasan publik menjadi jauh lebih intens.

Kesehatan Biden menjadi isu utama dalam Pilpres 2024, membuat Biden akhirnya terpaksa mundur dari pencalonan untuk masa jabatan kedua setelah penampilan debat yang dinilai sangat buruk melawan Trump.

Biden kemudian didiagnosis mengidap kanker prostat agresif pada Mei.

Read Entire Article