Thailand Tarik Dubes dan Usir Utusan Kamboja Imbas Insiden Ranjau Darat

1 day ago 9

Liputan6.com, Bangkok - Thailand menarik pulang duta besar (Dubes) untuk Kamboja dan akan mengusir duta besar Kamboja. Hal ini disampaikan partai berkuasa, Pheu Thai, pada Rabu (23/7/2025), menyusul insiden ranjau darat terbaru yang melukai seorang tentara Thailand di sepanjang perbatasan kedua negara yang masih disengketakan.

Pheu Thai melalui media sosial menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri Thailand telah mengajukan protes resmi kepada Kamboja, dengan menyatakan bahwa ranjau darat yang ditemukan di area tersebut merupakan ranjau baru yang tidak pernah dijumpai dalam patroli sebelumnya.

"Thailand telah menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan Kamboja," sebut Pheu Thai seperti dilansir CNA.

Kementerian Luar Negeri Thailand menambahkan bahwa pihaknya belum menerima pemberitahuan terkait keputusan penarikan duta besar Thailand maupun rencana pengusiran duta besar Kamboja.

Menurut unggahan di Facebook oleh Pheu Thai, Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan bahwa negaranya telah menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan Kamboja dan akan terus mengevaluasi ulang hubungan diplomatik.

Unggahan itu juga menyebutkan bahwa pemerintah telah memerintahkan penutupan seluruh pos pemeriksaan perbatasan yang berada di bawah yurisdiksinya, dengan larangan ketat terhadap masuknya wisatawan.

Pelanggaran Serius Hukum Internasional

Dalam insiden ranjau darat pada Rabu, menurut Pheu Thai, seorang tentara Thailand mengalami luka dan kehilangan kaki kanannya.

Pemerintah Thailand pada Minggu (20/7), mengecam negara tetangganya karena diduga menanam ranjau darat anti-personel di sepanjang perbatasan bersama mereka.

Mantan pemimpin kedua negara juga saling berseteru, dengan mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyatakan tidak berniat untuk berkomunikasi dengan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.

Terkait isu bentrokan perbatasan, Kementerian Luar Negeri Thailand pada Minggu menggarisbawahi bahwa ranjau-ranjau darat tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan pelanggaran terhadap kedaulatan Thailand.

Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Nikorndej Balankura, setelah tiga tentara Thailand terluka akibat ledakan di dekat area perbatasan Chong Bok di Provinsi Ubon Ratchathani pada 16 Juli, sebagaimana dilaporkan oleh The Nation.

Pernyataan yang sama menambahkan bahwa hasil inspeksi oleh otoritas Thailand menemukan bahwa ranjau dalam insiden terbaru baru saja ditanam, bukan merupakan bagian dari persenjataan atau inventaris milik Thailand.

Kementerian Luar Negeri Kamboja membantah ranjau baru telah ditanam dan dalam sebuah pernyataan pada Senin (21/7) malam menyatakan bahwa tentara Thailand telah menyimpang dari jalur patroli yang disepakati, masuk ke wilayah Kamboja, dan menuju area yang mengandung ranjau yang belum meledak.

Tentara Kamboja dan Thailand pada 28 Mei sempat saling tembak di dekat Mom Bei — yang juga dikenal sebagai Segitiga Zamrud — yang mengakibatkan tewasnya seorang tentara Kamboja.

Sejak saat itu, Thailand dan Kamboja terus berada dalam ketegangan militer dan diplomatik, termasuk pengerahan pasukan tambahan di sepanjang perbatasan darat serta pembatasan lintas batas secara saling balas.

Read Entire Article