Sturgeon Moon Akan Hiasi Langit 2 Malam Berturut-turut, Ini Waktu Terbaik untuk Melihatnya

3 months ago 25

Liputan6.com, Jakarta - Akhir pekan ini, langit malam akan dihiasi oleh penampakan bulan purnama yang istimewa. Uniknya, Anda berkesempatan melihatnya terbit dua kali dalam dua malam berturut-turut di ufuk timur saat senja.

Bulan purnama yang dikenal sebagai Sturgeon Moon ini akan mencapai fase penuhnya pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Warga Amerika Utara menjadi yang paling beruntung karena dapat menyaksikan bulan purnama muncul dua kali pada malam Jumat dan Sabtu, menjelang malam, dikutip dari laman livescience, Kamis (7/8/2025).

Waktu terbaik untuk menikmati bulan purnama adalah sesaat setelah matahari terbenam, khususnya di malam ketika bulan benar-benar mencapai puncak penuhnya. Pada momen ini, bulan akan tampak sangat terang, menggantung rendah di langit timur saat langit mulai menggelap, menciptakan latar dramatis di antara cahaya senja dan pendaran bulan.

Namun, tidak setiap bulan memberi pengalaman ganda seperti ini. Fenomena ini hanya terjadi dalam waktu-waktu tertentu setiap tahun, ketika bulan purnama muncul di malam hari. Karena orbit bulan mengelilingi Bumi memakan waktu sekitar 29 hari, bulan terbit rata-rata 50 menit lebih lambat setiap harinya.

Menariknya, bulan Agustus menawarkan keunikan tersendiri. Saat bulan purnama berada di langit selatan dan terlihat dari belahan utara Bumi, sudut terbitnya bulan terhadap cakrawala menjadi lebih landai. Akibatnya, perbedaan waktu antara dua malam terbit bulan pun menyusut jadi sekitar 30 menit saja -- membuatnya tampak hampir sama indahnya dua malam berturut-turut.

Fenomena langit Strawberry Moon kembali hadir di tahun 2025. Bulan purnama di bulan Juni, yang biasa disebut sebagai ‘bulan stroberi’ terlihat dari Manciano, Italia pada hari Rabu.

Penampakan di Negara Bagian New York

Contohnya, di New York City, Bulan Sturgeon akan terbit pada Jumat (8 Agustus) pukul 20.03 malam waktu setempat, hanya satu menit setelah matahari terbenam.

Keesokan harinya, Sabtu, bulan terbit pukul 20.32 ET, sekitar 28 menit usai matahari tenggelam. Kedua penampakan terjadi saat langit masih berselimut senja — waktu yang sempurna untuk mengabadikan momen dengan mata telanjang atau menggunakan teropong dan teleskop rumahan untuk melihat detail permukaan bulan.

Nama Bulan Sturgeon berasal dari tradisi masyarakat adat dan petani di Amerika Utara. Menurut situs TimeandDate, nama ini merujuk pada melimpahnya ikan sturgeon di kawasan Great Lakes pada bulan Agustus. Sementara itu, suku Anishinaabeg menyebutnya Bulan Beras Liar, dan dalam tradisi lain, dikenal juga sebagai Bulan Jagung atau Bulan Gandum Hijau, seperti dicatat oleh NASA.

Setelah Bulan Sturgeon, langit malam akan kembali memukau pada 8 September dengan kemunculan Bulan Jagung. Di wilayah Asia, Australia, dan Samudra Pasifik, bulan purnama kali itu akan disertai gerhana total yang menjadikan permukaan bulan tampak kemerahan selama 82 menit. Sayangnya, warga Amerika Utara tak bisa menyaksikan gerhana ini karena posisi bulan tak terlihat dari sisi malam Bumi saat itu.

Meski begitu, akhir pekan ini tetap menjadi momen yang layak ditunggu bagi para pencinta langit. Pastikan Anda mengecek waktu terbit bulan sesuai lokasi Anda — dan nikmati suguhan alam yang memesona dua malam berturut-turut.

Read Entire Article