Remaja China Nyaris Tewas Usai 2 minggu Jalani Diet Ekstrem

21 hours ago 5

Liputan6.com, Beijing - Remaja di Tiongkok hampir meninggal usai menjalani diet ekstrem. Selama dua minggu, ia hanya mengkonsumsi sayuran dan obat pencahar (laksatif). Diet ini sengaja dilakukan supaya bisa menggunakan gaun di hari ulang tahunnya. 

Mei, seorang remaja berusia 16 tahun dari provinsi Hunan di Tiongkok tengah, mengalami kondisi kritis akibat diet ekstrem. Mei dilarikan ke rumah sakit dan harus menjalani perawatan medis selama 12 jam, dilansir dari laman SCMP, Jumat (25/7/2025). 

Selama dua minggu, Mei hanya makan sedikit sayur dan mengonsumsi obat pencahar, menurut laporan media Tiongkok, Xiaoxiang Morning Herabreat. 

Mei dikabarkan lemas dan kesulitan bernapas, sehingga harus menjalani perawatan intensif. 

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar kalium dalam darahnya sangat rendah dari batas normal. Kondisi tersebut disebut hipokalemia berat dan sering kali disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat. 

Dokter bernama Li, dari rumah sakit lain di Hunan, juga mengatakan bahwa pola makan tidak seimbang dan dehidrasi dapat menurunkan kadar kalium dalam tubuh.

Dokternya Mei, Peng Min, dari Rumah Sakit Hunan, mengatakan bahwa hipokalemia parah dapat menyebabkan gagal napas dan gagal jantung

Dokter Peng menyarankan agar Mei mencukupi asupan kalium hariannya dengan mengonsumsi makanan seperti kentang, ayam, pisang, serta minum air putih yang cukup.

Kesehatan Mei kini kembali normal dan telah dipulangkan dari rumah sakit. Ia berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan metode diet ekstrem demi menurunkan berat badan.

Bukan Kasus Pertama, Diet Ekstrem Sudah Jadi Tren

Di China, Mei bukanlah orang pertama di yang melakukan diet. 

Tahun lalu, seorang pria di China berusia 26 tahun, dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kondisi kekurangan kalium (hipokalemia). 

Pria tersebut menjalani pola diet puasa intermiten, hanya makan dalam jendela waktu delapan jam setiap harinya. Selain itu, ia juga aktif berolahraga setiap harinya. 

Pada tahun 2021, kasus serupa juga terjadi pada wanita berusia 38 tahun. Wanita tersebut dilarikan ke rumah sakit setelah mencoba menurunkan berat badan dengan cara meminum air dalam jumlah besar. 

Mengikuti instruksi dari video yang ia temukan secara online, wanita tersebut meminum 4.000 ml air garam sekaligus. Akibatnya, ia mengalami kondisi yang oleh disebut sebagai keracunan air (overhidrasi). 

"Dia terlalu memaksakan dirinya. Padahal lari 5 km sehari saja sudah cukup," tulis seorang pengguna sosial media. 

"Berat badan yang turun dari hasil diet ekstrem bisa dengan mudah kembali lagi," ujar lainnya. 

"Pakai obat pencahar? Itu bukan menurunkan berat badan, melainkan percobaan bunuh diri," kata salah satu komentar pedas. 

Read Entire Article