Liputan6.com, Moskow - Peringatan tsunami dicabut setelah serangkaian gempa dahsyat di lepas pantai timur jauh Rusia pada hari Minggu (20/7) tidak mengakibatkan gelombang mematikan, menurut Kementerian Darurat Rusia.
Sebelumnya pada hari Minggu (20/7/2025), seperti diberitakan AFP, US Geological Survey (USGS) atau Survei Geologi Amerika Serikat mengeluarkan peringatan tsunami, yang memperkirakan "gelombang berbahaya" setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,4 pada pukul 08.49 GMT, yang merupakan gempa terkuat dari serangkaian gempa bumi di Samudra Pasifik utara.
USGS mengatakan pihaknya memperkirakan gelombang antara 30 sentimeter dan satu meter (hingga 3,3 kaki) di pantai Rusia, dan kurang dari 30 sentimeter di Jepang dan negara bagian Hawaii di AS.
"Ancaman tsunami terhadap daerah berpenduduk di Kamchatka telah berlalu," kata Kementerian Darurat Rusia beberapa jam kemudian.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh gubernur setempat, Vladimir Solodov, yang mengatakan bahwa pada perkiraan waktu kedatangan gelombang pertama, "tidak ada tsunami yang teramati di daerah berpenduduk mana pun."
Namun, ia memperingatkan kemungkinan gempa susulan, yang biasa terjadi selama peristiwa seismik dan dapat memicu gempa bumi lebih lanjut.
Rangkaian Gempa Susulan
Episentrum gempa berada di Samudra Pasifik, sekitar 150 kilometer (93 mil) di sebelah timur kota Petropavlovsk-Kamchatsky, kata USGS.
Rangkaian gempa susulan tersebut termasuk gempa berkekuatan magnitudo 6,7, tambahnya.
Kementerian Darurat Rusia menulis di Telegram bahwa mereka memperkirakan gelombang hingga 60 sentimeter di Kepulauan Komandan di bagian barat daya Laut Bering, dan gelombang 15 hingga 40 sentimeter di Semenanjung Kamchatka.
Semenanjung ini merupakan titik pertemuan lempeng tektonik Pasifik dan Amerika Utara, menjadikannya zona seismik panas.
Sejak tahun 1900, tujuh gempa bumi besar berkekuatan magnitudo 8,3 atau lebih telah melanda wilayah tersebut.
BMKG: 3 Gempa Bumi di Dekat Kamchatka Rusia Tak Berpotensi Tsunami ke Indonesia
Gempa bumi mengguncang wilayah Rusia pada Minggu 20 Juli 2025.
"Pada hari Minggu, 20 Juli 2025, pukul 13:28:16 WIB; 13:49:02 WIB; dan 14:07:43 WIB di dekat pesisir timur Kamchatka, Rusia diguncang 3 (tiga) gempa bumi tektonik," kata Direktur bempa bumi dan tsunami BMKG, Dr. Daryono dalam keterangan tertulisnya.
Hasil analisis parameter update, kata Daryono, menunjukkan gempa bumi ini memiliki magnitudo M6,7; M7,4; dan M6,7 Episenter gempa bumi pertama terletak pada koordinat 52,99° LU; 160,57° BT pada kedalaman 15 km.
"Episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 52,90° LU; 160,75° BT pada kedalaman 20 km. Episenter gempa bumi ketiga terletak pada koordinat 52,85° LU; 160,85° BT pada kedalaman 9 km," papar Daryono.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, sambung Daryono, "gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench)."
"Gempa bumi ini memiliki mekanisme naik (thrust fault)," jelas dia.
"Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia," imbuhnya.
Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah Indonesia dihimbau agar tetap tenang. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi Rusia tersebut.