Pemukim Yahudi Israel Bakar Lahan Pertanian Milik Warga Palestina di Tepi Barat

2 days ago 10

Liputan6.com, Tel Aviv - Puluhan pemukim Yahudi Israel melancarkan serangan pembakaran di sebuah kawasan pertanian di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (11/11/2025) malam. Demikian menurut aktivis Palestina di wilayah itu.

Insiden ini menjadi serangan terbaru dalam lonjakan kekerasan pemukim yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Serangan terjadi di Kota Beit Lid, sebelah timur Tulkarm, dan merusak Desa Badui Deir Sharaf serta pabrik susu Al-Juneidi.

Rekaman yang diperoleh CNN menunjukkan asap tebal menyelimuti wilayah tersebut, dengan suara jeritan perempuan Palestina terdengar di latar belakang, serta para pria membawa alat pemadam dan ember air berupaya memadamkan api.

Video lain memperlihatkan truk, tenda, serta gudang logam yang hangus terbakar, dan jendela mobil yang dihancurkan.

Warga mengatakan pertahanan sipil dan pemadam kebakaran Palestina tiba sekitar satu jam setelah api mulai berkobar.

Rekaman video dari seorang warga Palestina menunjukkan para pemukim turun dari bukit menuju permukiman Badui di Deir Sharaf.

Serangan ini menjadi yang terbaru dalam meningkatnya kekerasan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat, yang terjadi hampir setiap hari sejak pertengahan Oktober. Sebuah laporan PBB yang dirilis Jumat menyebutkan pemukim Israel melakukan setidaknya 264 serangan pada Oktober, jumlah tertinggi sejak PBB mulai melacak insiden pada 2006, dengan musim panen zaitun tahun ini diwarnai kekerasan ekstrem.

Cuplikan CCTV serangan pembakaran yang diperoleh CNN menunjukkan para pemukim menyerang pabrik susu, membawa pentungan dan membakar kendaraan yang diparkir. Salah satu kendaraan — truk kargo berlogo pabrik susu — tampak hangus total, dengan asap hitam tebal membumbung darinya.

Kementerian Ekonomi Palestina pada Rabu (12/11) menyerukan komunitas internasional untuk mengambil tindakan menghentikan serangan-serangan tersebut. Dalam insiden Selasa, menurut kementerian yang sama, para pelaku membakar empat truk bermuatan produk Al-Juneidi serta memecahkan jendela dan merusak properti lainnya.

Respons IDF

Seorang pejabat tinggi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengecam kekerasan tersebut.

"Realitas di mana pemuda anarkis pinggiran bertindak dengan kekerasan terhadap warga sipil tidak bersalah dan terhadap pasukan keamanan adalah tidak dapat diterima dan sangat serius," kata Kepala Komando Pusat Mayjen Avi Bluth dalam pernyataan yang dibagikan IDF pada Rabu. "Hal ini harus ditangani dengan tegas."

Ia menambahkan bahwa tindakan para pelanggar hukum yang merusak properti dan melukai warga sipil tidak bersalah tidak dapat diterima karena hal itu juga mengalihkan fokus IDF dari misinya menjaga keamanan dan kontra-terorisme.

Gilad Kariv, anggota parlemen Israel dari partai kiri Democrats, mengecam serangan pemukim.

"Tujuan mereka adalah untuk menyalakan intifada ketiga, yang akan membuat IDF beroperasi dengan cara yang mengingatkan pada operasi di Gaza. Langkah ini akan merenggut nyawa ratusan tentara dan warga Israel serta ribuan warga Palestina," tulisnya di platform media sosial X.

IDF mengatakan pihaknya mengirimkan tentaranya ke wilayah itu setelah menerima laporan puluhan warga sipil Israel bertopeng menyerang warga Palestina dan membakar properti di wilayah itu.

"Selama insiden, empat warga Palestina terluka dan dievakuasi untuk mendapat perawatan medis. Pasukan keamanan bertindak untuk membubarkan konfrontasi menggunakan alat pembubaran kerusuhan dan menangkap beberapa warga sipil Israel," kata IDF dalam pernyataannya.

"Para pemukim juga menyerang para tentara dan merusak kendaraan militer Israel."

Polisi Israel mengatakan telah menangkap empat tersangka warga Israel dan menyerahkan mereka untuk diinterogasi, menyusul kekerasan ekstrem tersebut.

"Penyidik kepolisian bersama pasukan keamanan saat ini mengumpulkan bukti di lokasi, termasuk dokumentasi, keterangan saksi, dan temuan forensik," sebut polisi Israel.

Pengakuan Tentara Cadangan Israel

Serangan pembakaran ini menjadi yang terbaru dalam periode yang semakin penuh kekerasan di Tepi Barat selama musim panen zaitun.

Pada Sabtu (8/11), sedikitnya 10 orang terluka dalam serangan di Desa Beita saat para petani Palestina sedang memanen zaitun, termasuk tiga tenaga medis, empat jurnalis, dan tiga aktivis. Hal ini diungkapkan aktivis Israel Jonathan Pollak yang berada di lokasi dan juga terluka.

Menurut Pollak, aktivis lainnya, Oded Yedaya, yang merupakan seorang fotografer Israel dan administrator Minshar School of Art di Tel Aviv, harus dirawat di rumah sakit setelah dipukuli dengan brutal. Gambar yang diperoleh CNN menunjukkan wajah dan torso Yedaya berlumuran darah, dengan kain putih membalut kepalanya.

Pollak menuturkan kepada CNN bahwa Yedaya mengalami patah tulang pipi dan rahang.

IDF menyatakan pada Sabtu bahwa mereka mengetahui insiden tersebut dan mengirimkan tentara ke wilayah sekitar Evyatar, sebuah pos pemukim Israel terdekat, menyusul laporan tentang konfrontasi antara warga sipil Israel dan warga Palestina.

Di Desa Burin yang berdekatan, aktivis Israel dan asing juga terluka, termasuk anggota tentara cadangan Israel yang sedang tidak bertugas, Yuval Ben Ari.

Dalam wawancara telepon dengan CNN, Ben Ari mengisahkan melihat video-video yang menunjukkan warga Palestina dipukuli secara brutal oleh pemukim setiap hari membuatnya terdorong untuk turun tangan mendukung mereka.

"Saya pikir penting bagi warga Israel untuk bangun dari tempat tidur dan keluar rumah untuk melakukan aktivisme nyata, bukan hanya menyukai konten di Facebook atau me-retweet artikel," kata dia.

Pada Sabtu pagi, ia bersama tujuh aktivis Israel lainnya berada di sebuah lahan pertanian Palestina untuk membantu para petani memetik zaitun. Saat itu, ia melihat sedikitnya 20 pemukim bertopeng turun dari bukit sambil membawa pentungan dan tongkat.

Ia mengatakan bahwa ia langsung menyadari para pemukim itu akan meneror seluruh wilayah.

"Saya berdiri di depan mereka dan bilang, 'Saya meminta kalian untuk tidak melakukannya'," ujarnya.

Ia kemudian mengungkapkan bahwa dirinya adalah anggota cadangan militer, namun hal itu tetap tidak menghentikan serangan tersebut. Ia mengalami cedera kepala dan gegar otak ringan hingga harus dirawat di rumah sakit.

"Saya berlumuran darah dan kesakitan. Tetapi setelah saya berhasil berdiri, para pemukim berteriak kepada saya sambil bilang, 'Jangan pernah datang ke sini lagi. Jangan mengkhianati bangsamu sendiri.'"

Menanggapi pertanyaan dari CNN, IDF mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para tentaranya dikirim ke wilayah Burin, menyusul laporan tentang pelemparan batu ke sebuah kendaraan Israel.

"Baik warga sipil Israel maupun Palestina terluka dan dievakuasi untuk menerima perawatan medis... IDF mengecam segala bentuk kekerasan dan akan terus bertindak untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut," demikian isi pernyataan itu.

Namun, Ben Ari mengonfirmasi kepada CNN bahwa para tentara yang datang ke lokasi tidak menghentikan serangan—sebuah tuduhan yang juga sering disampaikan oleh warga Palestina dan para aktivis dalam insiden-insiden serupa.

Read Entire Article