Pelatihan Detail Engineering Design, Bekali Difabel Keterampilan di Bidang Infrastruktur

2 weeks ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Penyandang disabilitas banyak menyuarakan soal aksesibilitas bangunan dan fasilitas publik. Pasalnya, masih banyak sarana dan prasarana di Indonesia yang tidak mudah untuk dijangkau para difabel.

Pengetahuan soal desain bangunan dan fasilitas lain penting dimiliki penyandang disabilitas terutama yang memiliki minat untuk bekerja di bidang infrastruktur.

Hal ini melatarbelakangi Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo untuk menggelar pelatihan Detail Engineering Design (DED) bagi penyandang disabilitas. Digelar di ruang pertemuan Jabung 2 Kantor Bupati Probolinggo, pada Senin hingga Rabu, 17 sampai 19 Februari 2025.

Pelatihan yang diikuti oleh penyandang disabilitas rungu dan fisik ini dipandu oleh narasumber profesional dari CV. Citra Nusa Persada Consultant Engineering Probolinggo.

Selama pelatihan, para peserta dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan teknis untuk membuat gambar desain bangunan menggunakan aplikasi AutoCAD serta menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) menggunakan Excel.

Ketua Pelaksana Program GESIT-Pertuni Kabupaten Probolinggo, Arizky Perdana Kusuma, mengatakan pelatihan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan DED pertama yang sebelumnya diselenggarakan di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo.

“Tujuan utama pelatihan ini adalah memberikan pembekalan kepada para penyandang disabilitas mengenai cara menyusun gambar bangunan yang ramah disabilitas dan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB),” kata Arizky mengutip keterangan di laman resmi Kabupaten Probolinggo, Senin (24/2/2025).

Penyandang disabilitas memiliki hak kesempatan dan kesetaraan untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Hal ini tercantum dalam UU no 8 tahun 2016. Salah satu perusahaan di bidang layanan BPO di wilayah Bandung, Jawa Barat sudah ada 14 orang kary...

Dirancang Khusus untuk Selain Difabel Netra

Menurut pria yang akrab disapa Rizky, pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan keterampilan teman-teman difabel agar mereka dapat terlibat aktif dalam dunia kerja, khususnya di bidang infrastruktur.

“Kami berharap, para peserta bisa mengakses peluang kerja di sektor ini, baik itu dengan bekerja di perusahaan konstruksi atau dengan menjadi penyedia jasa di lingkungan mereka sendiri,” jelasnya.

Rizky menerangkan, pelatihan ini dirancang khusus untuk penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan untuk melihat, sehingga mereka bisa menyerap materi yang disampaikan secara maksimal.

Bangun Infrastruktur yang Lebih Mudah Diakses Difabel

Rizky mengatakan, pelatihan ini dapat mengasah kemampuan penyandang disabilitas di bidang teknik.

“Melalui pelatihan ini, teman-teman difabel, khususnya yang bisa melihat diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan mereka dalam bidang teknik. Teman-teman daksa dan tuli tetap bisa berpartisipasi dengan mendapatkan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan konstruksi,” tambahnya.

Melalui kegiatan ini Rizky mengharapkan agar para penyandang disabilitas tidak hanya mendapatkan keterampilan baru. Namun, juga memiliki peluang untuk berperan serta dalam pembangunan infrastruktur yang lebih aksesibel bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.

“Dengan keterampilan yang diperoleh, teman-teman disabilitas diharapkan dapat berkontribusi dalam merancang bangunan yang ramah disabilitas, baik itu di level magang ataupun dalam proyek-proyek konstruksi di masa depan,” harapnya.

Buka Peluang Difabel di Dunia Kerja

Dengan adanya pelatihan DED ini, Rizky juga mengharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi penyandang disabilitas untuk berperan aktif dalam dunia kerja.

Dengan kemampuan teknis yang diperoleh melalui pelatihan ini, para peserta diharapkan bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan konstruksi atau bahkan membuka usaha mereka sendiri dalam bidang yang inklusif dan ramah disabilitas.

“Kami berharap perusahaan-perusahaan konstruksi lebih terbuka dalam memberikan kesempatan kepada teman-teman difabel untuk magang dan bekerja. Mereka punya potensi besar untuk berkontribusi, terutama dalam merancang bangunan yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas,” tutupnya.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |