Liputan6.com, Jakarta Perguruan tinggi negeri di Indonesia tengah berlomba menyediakan fasilitas inklusif terbaik untuk memastikan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dapat diakses oleh calon mahasiswa difabel.
Salah satu yang berupaya menyediakan akses inklusif adalah Universitas Padjadjaran (Unpad). Perguruan Tinggi di Sumedang, Jawa Barat ini memfasilitasi sebanyak tiga peserta UTBK penyandang disabilitas. UTBK bagi para difabel diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad pada Sabtu, 26 April 2025.
Koordinator TIK UTBK Unpad, Rafly menyampaikan para peserta UTBK ini terdiri dari satu peserta dengan disabilitas fisik dan dua peserta Tuli.
Rafly menjelaskan bahwa Unpad telah menyediakan satu sesi khusus dengan fasilitas pendukung yang membantu para peserta difabel agar dapat mengikuti ujian dengan nyaman. Lebih lanjut, Rafly menyampaikan, lokasi ujian ini dipilih karena ramah bagi penyandang disabilitas fisik pengguna kursi roda.
Tidak hanya itu, Unpad juga menyediakan fasilitas pendukung tambahan berupa Juru Bahasa Isyarat (JBI) yang dapat membantu peserta selama panitia sedang menyampaikan arahan hingga ujian berlangsung.
“Kita sudah memilih satu lokasi yang nyaman dan layak untuk difabel, yaitu di FKG. Fasilitas yang diberikan berupa lab komputer di lantai satu dan menyiapkan juga pengawas Juru Bahasa Isyarat. Kami memastikan penyandang disabilitas fisik pengguna kursi roda dapat langsung akses masuk ke dalam lab,” ujar Rafly, mengutip Kanal Media Unpad, Senin (28/4/2025).
Dari tiga perempuan hebat di Kota Bandung, Jawa Barat, yang memberikan rumah bagi seniman disabilitas atau neurodivergen untuk berkarya. Perjuangan ketiga kartini itu patut diapresiasi. Berikut Berani Berubah, Tiga Kartini Pejuang Seniman Disabilitas...
Testimoni Peserta UTBK Unpad
Peserta UTBK dengan disabilitas fisik, Yuni Aprilla Fairuz, mengatakan bahwa dirinya mempercayai Unpad sebagai lokasi UTBK yang ramah bagi disabilitas.
Yuni merasa sangat terbantu dengan fasilitas yang diberikan Unpad, baik sebelum, saat ujian berlangsung, hingga setelah melaksanakan ujian.
“Saya merasa sangat terbantu dan fasilitas yang ada juga sudah cukup memadai. Sangat terbantu terutama dari perlakuannya, dari awal datang sudah diarahkan dan langsung dibantu sampai masuk, bahkan sampai selesai ujian juga masih dibantu,” kata Yuni.
Senada dengan Yuni, peserta UTBK lainnya, Reno Ernando Solihin menyampaikan bahwa dirinya merasa terbantu dengan kehadiran Juru Bahasa Isyarat selama ujian berlangsung.
Reno berharap Unpad dapat lebih meningkatkan aksesibilitas bagi teman-teman disabilitas agar semakin banyak difabel lainnya yang dapat merasakan fasilitas pendidikan di Unpad.
“Saya berharap lebih banyak aksesibilitas untuk teman-teman disabilitas, baik teman Tuli, teman Netra, dan semuanya. Saya berharap tahun depan pun juga makin banyak teman disabilitas lainnya di Unpad,” harap Reno.
UTBK Inklusif di Undip
Fasilitas UTBK ramah disabilitas juga terlihat di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.
Di hari ke-dua ujian, Undip menyediakan fasilitas khusus dan pendampingan bagi peserta difabel, untuk memastikan kenyamanan dan kesetaraan dalam proses seleksi.
Undip bersama seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia secara serentak menyelenggarakan UTBK-SNBT 2025 mulai Rabu, 23 April hingga 3 Mei 2025. UTBK tahun 2025 ini dilaksanakan dalam satu gelombang dan menjadi salah satu tahapan penting dalam proses seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Pada pelaksanaan hari kedua UTBK-SNBT 2025, terdapat satu peserta difabel dengan kondisi disabilitas netra. Untuk peserta disabilitas, Undip telah menyiapkan ruang khusus . Dalam mengikuti ujian, peserta disabilitas dengan kondisi tunanetra didampingi oleh pengawas yang terlatih dan fasilitas pendukung yang disesuaikan dengan kondisi peserta.
Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNDIP, Prof. Dr. rer.nat. Heru Susanto, S.T., M.M., M.T. mengatakan, “ada empat peserta disabilitas terdaftar mengikuti UTBK-SNBT 2025 yang terdiri dari peserta dengan kondisi tuna netra, tuna daksa, dan tuna rungu. Undip memastikan bahwa seluruh peserta tersebut memperoleh fasilitas dan layanan yang disesuaikan secara individual, mulai dari akses menuju ruang ujian, ruang khusus dengan pengaturan teknis tertentu, hingga pendampingan yang diberikan oleh pengawas terlatih,” ucapnya mengutip laman resmi Undip.
Hadirkan Pengalaman Ujian yang Adil dan Setara
Dalam keterangan yang sama, Wakil Ketua Pengembangan Pendidikan dari Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP2MP) Undip, Prof. Dr. Paramita Prananingtyas, S.H., LLM., menyampaikan bahwa jumlah pendaftar yang memilih pusat UTBK UNDIP mencapai 26.653 peserta.
Untuk mendukung pelaksanaan ujian, Undip telah menyiapkan lebih dari 1.400 unit komputer serta ruang ujian ber-AC dan nyaman di beberapa gedung di Kampus Tembalang dan Pleburan.
“Komitmen kami adalah menghadirkan pengalaman ujian yang adil dan setara bagi semua peserta, tanpa kecuali, terutama bagi peserta disabilitas. Pelaksanaan UTBK di UNDIP bukan hanya tentang kompetisi akademik, tetapi juga tentang menciptakan ruang seleksi yang manusiawi dan bermartabat,” ujar perempuan yang akrab disapa Prof. Mita.