Liputan6.com, Jakarta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai rangkaian Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 mulai dilakukan berbagai perguruan tinggi pada Rabu, 23 April.
Termasuk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Banten, yang membuka seleksi bagi para calon mahasiswa termasuk yang menyandang disabilitas.
Rektor Untirta, Prof. Dr. Fatah Sulaiman, menyampaikan bahwa Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dengan UTBK di hari pertama berjalan lancar.
“Ujian berlangsung lancar di enam titik lokasi, yakni Kampus Untirta Sindangsari, Pakupatan, Cilegon, Kepandean, Ciwaru serta lokasi mitra: SMKN 1 Kota Serang,” kata Fatah mengutip laman resmi Untirta, Kamis (24/4/2025).
Dia menambahkan, para peserta juga terlihat antusias dan merasa nyaman saat menjalani tes.
“Hari pertama tes UTBK SNBT di Panitia Lokal Untirta berjalan dengan baik. Peserta terlihat antusias dan merasa nyaman. Semua fasilitas telah disiapkan dengan matang. Terima kasih kepada seluruh tim yang telah memberikan pelayanan terbaik untuk para peserta,” ungkapnya.
Sementara, Wakil Rektor Bidang Akademik Untirta, Dr. Rusmana, menambahkan bahwa panitia telah bersiap sejak dini hari.
“Alhamdulillah pelaksanaan ujian berjalan lancar. Panitia sudah bersiaga sejak subuh, melakukan cross-check terhadap seluruh kebutuhan ujian, briefing untuk penanggung jawab lokasi dan pengawas, serta penggunaan metal detector bagi seluruh peserta. Semua ini demi memastikan keamanan dan kenyamanan UTBK SNBT,” jelasnya.
Di AI for Good Summit di Jenewa, teknologi terbaru AI ditampilkan. Dari robot sepak bola buatan mahasiswa ETH Zurich yang menggunakan jaringan saraf untuk mengenali lingkungan, hingga exoskeleton Wandercraft yang membantu orang dengan disabilitas ber...
UTBK Inklusif
Rusmana menekankan, pihaknya memiliki komitmen untuk menggelar seleksi yang inkluf.
“Hari ini terpantau ada peserta UTBK penyandang disabilitas daksa, dan panitia sigap memberikan pelayanan.”
“Fasilitas di kampus kami sudah mendukung, seperti tersedianya lift di gedung-gedung kampus Sindangsari dengan koordinasi awal agar dapat didampingi secara penuh selama proses ujian berlangsung.”
UTBK sesi pertama dimulai pukul 06.45 hingga 10.30 WIB dan sesi kedua pukul 12.30 hingga 16.30 WIB di seluruh lokasi. Dengan persiapan yang matang dan komitmen terhadap layanan inklusif, Untirta optimis dapat terus menjaga kelancaran pelaksanaan UTBK hingga hari terakhir.
UTBK Inklusif di Universitas Brawijaya
Upaya menyelenggarakan UTBK Inklusif juga terlihat di Universitas Brawijaya (UB), Malang.
Pihak UB menyediakan fasilitas pendukung bagi peserta UTBK berupa screen reader dan riglet atau reglet. Ini adalah alat bantu yang dirancang untuk memberikan akses yang setara bagi peserta dengan disabilitas netra.
Wakil Rektor Bidang Akademik UB, Imam Santoso, seperti dikutip dari Antara, Rabu (23/4/2025) menyatakan, "Peserta disabilitas dari berbagai daerah di tanah air yang mengikuti UTBK di kampus UB sebanyak 16 orang."
Jumlah peserta disabilitas yang cukup signifikan ini menunjukkan upaya UB dalam menjangkau calon mahasiswa dari berbagai latar belakang.
Para peserta disabilitas didampingi pengawas selama melaksanakan ujian di Lab Komputer Gedung B, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Gedung ini dipilih karena aksesibilitasnya yang baik, termasuk ramp, guiding block, dan lokasi di lantai dasar. Fasilitas ini memastikan kenyamanan dan kemudahan bagi peserta disabilitas dalam mengakses lokasi ujian.
Perpaduan Screen Reader dan Riglet
Sebanyak 16 peserta UTBK di UB tahun ini merupakan penyandang disabilitas, terdiri dari tiga difabel netra, delapan difabel daksa, dan lima Tuli. Mereka semua mendapatkan dukungan penuh dari UB agar dapat mengikuti ujian dengan lancar dan nyaman.
Screen reader merupakan perangkat lunak assistive technology, berperan krusial dalam membantu peserta dengan disabilitas netra. Perangkat lunak ini mengubah teks di layar menjadi suara, sehingga peserta dapat mengikuti ujian dengan nyaman dan efektif. Dengan adanya screen reader, peserta tunanetra dapat merasakan pengalaman ujian yang sama seperti peserta lain tanpa hambatan visual.
Sementara itu, riglet disediakan sebagai alat bantu tambahan bagi peserta tunanetra. Riglet berfungsi sebagai kertas buram yang membantu peserta dalam mengerjakan soal ujian. Kombinasi screen reader dan riglet ini memastikan peserta disabilitas dapat mengikuti UTBK dengan optimal dan percaya diri.