Liputan6.com, Jakarta Atlet seperti pesepak bola sering mengalami cedera ligamen. Bahkan ligamen putus atau robekan ligamen tidak bisa dihindari saat sedang bertanding. Ini cedera serius yang harus ditangani dengan benar.
Robeknya ligamen dapat terjadi di berbagai sendi, seperti lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Penyebab paling umum melibatkan gerakan tiba-tiba dan berputar. Selain itu, kecelakaan seperti jatuh atau benturan juga dapat menyebabkan robekan ligamen.
Meskipun sering dikaitkan dengan atlet, siapa pun bisa mengalami cedera ligamen. Faktor usia juga berperan, karena ligamen cenderung melemah seiring bertambahnya usia, membuatnya lebih rentan terhadap robekan. Cedera ligamen membuat penuruan kualitas hidup.
“Bukan disabilitas ya. Kalau disabilitas kan kesannya sama sekali tidak bisa (kembali) melakukan aktivitas (seperti sedia kala). Mungkin kualitas hidupnya menurun, usia 50-an tapi jalan udah nyeri, padahal usia 50-an biasanya masih sangat produktif,” kata dokter spesialis orthopedi dan traumatologi Eka Hospital Cibubur, Andi Praja Wira Yudha Luthfi.
“Kualitas hidupnya menurun, nah tugas kita meningkatkan lagi quality of life itu,” tambahnya.
3 Tingkatan Cedera Ligamen
Cedera ligamen diklasifikasikan menjadi tiga derajat keparahan, yaitu derajat 1 (robekan kecil), derajat 2 (robekan sebagian), dan derajat 3 (robekan total). Derajat keparahan menentukan metode pengobatan yang tepat, mulai dari pengobatan konservatif hingga pembedahan.
Gejala ligamen putus bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi cedera. Gejala umum meliputi nyeri hebat di sendi yang terkena, bengkak, memar, ketidakstabilan sendi, keterbatasan gerak, dan bahkan bunyi "pop" saat ligamen robek. Diagnosis akurat sangat penting untuk menentukan rencana pengobatan yang tepat.
Pada kasus robekan ligamen derajat 1 dan sebagian derajat 2, gejala mungkin ringan dan dapat ditangani dengan pengobatan konservatif. Namun, robekan total (derajat 3) biasanya memerlukan pembedahan untuk memperbaiki ligamen yang putus.
“Jadi ligamen pada saat pertama kali putus, keseleo misalnya, itu akan sakit. Cuma kan sakit itu seminggu, dua minggu akan hilang. Jadi orang kebanyakan akan menganggap itu biasa aja,” terang Wira.
Faktor yang Menyebabkan Cedera Ligamen
Aktivitas fisik berlebihan, terutama olahraga kontak seperti sepak bola atau bola basket, merupakan penyebab umum cedera ligamen. Gerakan tiba-tiba dan berputar dapat memberikan tekanan berlebih pada ligamen, menyebabkan robekan.
Kecelakaan, seperti kecelakaan mobil atau jatuh dari ketinggian, juga dapat menyebabkan cedera ligamen. Benturan langsung pada sendi dapat merobek ligamen, terutama di lutut, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan.
Faktor usia juga menjadi pertimbangan penting. Seiring bertambahnya usia, ligamen menjadi lebih rapuh dan kurang elastis, sehingga lebih rentan terhadap robekan. Kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko cedera ligamen.
Pengobatan Cedera Ligamen: Konservatif vs. Operasi
“Ligamen itu tidak bisa nyambung sendiri, beda sama otot. Ligamen sama tendon kalau sudah putus dia tidak bisa nyambung sendiri. Dia seperti karet, putus, ada gap (jarak), gap-nya ini akan terisi dengan jaringan lain yang bukan bidangnya," jelas Wira.
Pengobatan cedera ligamen bergantung pada tingkat keparahan robekan. Untuk robekan ringan, derajat 1 dan sebagian derajat 2, pengobatan konservatif seringkali cukup efektif.
Pengobatan konservatif meliputi metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation), fisioterapi untuk memperkuat otot-otot di sekitar sendi dan meningkatkan rentang gerak, dan penggunaan penyangga (brace) untuk menstabilkan sendi.
Namun, untuk robekan total (derajat 3) atau robekan sebagian yang signifikan (derajat 2) yang mengganggu fungsi sendi, pembedahan mungkin diperlukan. Pembedahan biasanya melibatkan rekonstruksi ligamen dengan menggunakan jaringan dari bagian tubuh lain atau transplantasi ligamen.
Rehabilitasi dan Pemulihan Setelah Cedera Ligamen
Setelah pengobatan, baik konservatif maupun operasi, rehabilitasi sangat penting untuk pemulihan. Fisioterapi berperan penting dalam mengembalikan kekuatan dan fungsi sendi.
Program fisioterapi biasanya meliputi latihan untuk memperkuat otot-otot di sekitar sendi, meningkatkan rentang gerak, dan mengembalikan stabilitas sendi. Lama waktu pemulihan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cedera dan jenis pengobatan.
Waktu pemulihan dapat berkisar dari beberapa minggu hingga beberapa bulan. Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan fisioterapis untuk memastikan pemulihan yang optimal dan mencegah cedera berulang. Pasien perlu bersabar dan konsisten dalam menjalani program rehabilitasi.
Tips Pencegahan Cedera Ligamen
Pencegahan cedera ligamen dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemanasan yang cukup sebelum aktivitas fisik sangat penting untuk mempersiapkan tubuh.
Selain pemanasan, penting juga untuk melakukan pendinginan setelah aktivitas fisik. Pendinginan membantu mengurangi ketegangan pada otot dan ligamen.
Memperkuat otot-otot di sekitar sendi juga dapat membantu mencegah cedera ligamen. Latihan rutin yang fokus pada kekuatan dan keseimbangan dapat mengurangi risiko cedera. Menggunakan perlengkapan pelindung yang tepat selama aktivitas olahraga juga sangat dianjurkan. Berikut tips sebelum melakukan aktivitas berat:
- Lakukan pemanasan sebelum berolahraga
- Lakukan pendinginan setelah berolahraga
- Perkuat otot-otot sekitar sendi
- Gunakan perlengkapan pelindung yang tepat
- Hindari gerakan tiba-tiba dan berputar