Arab Saudi Banjir, Mekkah Paling Parah Sampai Bus Terendam dan Terlantar

9 hours ago 2

Liputan6.com, Mekkah - Arab Saudi mengalami hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan banjir parah yang melanda jalan-jalan dan lingkungan di beberapa kota di seluruh negara kerajaan tersebut, karena depresi cuaca diperkirakan akan terus berlanjut selama berhari-hari.

Pada hari Selasa (7/1/2025), mengutip laporan Anadolu Agency, Jumat (10/1), National Center for Meteorology (Pusat Meteorologi Nasional) mengeluarkan peringatan dengan berbagai tingkat di seluruh kerajaan, termasuk peringatan red alert di kota-kota suci Mekkah dan Madinah di Arab Saudi bagian barat, serta di wilayah timur.

Ibu kota Riyadh, Arab Saudi bagian tengah, dan provinsi-provinsi barat daya Aseer dan Jazan diperingatkan dengan tingkat keparahan yang lebih rendah, tetapi masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

Otoritas penyelamat kerajaan, termasuk Otoritas Bulan Sabit Merah, meningkatkan kesiagaan mereka dalam menanggapi peringatan hujan lebat.

Menurut Saudi Press Agency, Bulan Sabit Merah mengonfirmasi kesiapan operasional penuh bagi tim penyelamatnya untuk memastikan layanan ambulans tanpa gangguan dan intervensi cepat.

Pihak berwenang Saudi juga memperingatkan warga agar tetap berhati-hati dan mengikuti petunjuk keselamatan, terutama di area yang telah diperingatkan oleh peringatan red alert.

Di sisi lain, Layanan Pertahanan Sipil mengimbau warga untuk menjauh dari lembah, daerah dataran rendah, dan area yang dapat menampung air hujan.

Video di akun media sosial mendokumentasikan tingkat banjir Arab Saudi yang sangat parah dengan naiknya permukaan air dan menyapu mobil-mobil dari jalan, serta bangunan-bangunan yang terendam akibat hujan lebat dan badai petir.

Laporan India Today menyebut bahwa beberapa video banjir ini kini beredar di media sosial. Tak hanya mobil, bus-bus juga terlantar sejak banjir besar melanda kota suci umat Islam tersebut.

Sejumlah pria terlihat membentuk rantai manusia untuk menyelamatkan anak-anak yang terjebak di daerah Al-Awali, tenggara Mekkah. Dalam video lain, seorang pria terlihat menyelamatkan seorang pengantar barang yang jatuh dari sepedanya akibat banjir dan berjuang untuk bangkit kembali.

Banjir Mekkah Paling Parah

Hujan deras menyebabkan banjir di beberapa kota di Arab Saudi pada 8 Januari 2024, termasuk Mekkah, Jeddah, al-Baha, dan provinsi Asir. Mekkah mengalami banjir paling parah.

Menurut laporan Economic Times, video dan gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan mobil-mobil terendam banjir dan orang-orang membantu anak-anak melewati air yang tinggi. Sejauh ini belum ada korban yang dilaporkan, tetapi pemerintah setempat berjuang untuk mengelola krisis di wilayah-wilayah yang tidak terbiasa dengan peristiwa cuaca seperti itu.

Banjir terjadi setelah salju pada November 2024. Dua bulan setelah Arab Saudi mengalami hujan salju yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah utara Al-Jawf, mengubah lanskap gurun menjadi pemandangan musim dingin. Hujan salju, disertai hujan lebat dan hujan es, adalah yang pertama tercatat dalam sejarah wilayah tersebut dan sangat berbeda dari iklim kering yang biasa terjadi.

Cuaca tidak biasa di Arab Saudi musim ini merupakan bagian dari tren yang lebih luas yang memengaruhi Timur Tengah. Negara-negara tetangga seperti UEA juga telah melaporkan badai petir, hujan es, dan hujan lebat karena sistem tekanan rendah dari Laut Arab. Kondisi ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk langkah-langkah adaptasi iklim di seluruh wilayah.

Banjir jarang terjadi di daerah yang biasanya kering ini, dan infrastruktur yang ada kesulitan untuk mengatasinya. Sistem pembuangan limbah di kota-kota ini telah dikritik di masa lalu, terutama mengingat kekayaan minyak Arab Saudi. Kurangnya kesiapan wilayah tersebut untuk menghadapi hujan lebat seperti itu telah memperburuk masalah tersebut.

Sebelumnya, Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi telah mengeluarkan peringatan level merah untuk wilayah-wilayah di dekat pantai Laut Merah dan menerapkan langkah-langkah pencegahan. Ruang publik telah ditutup, dan sekolah-sekolah di Provinsi Timur dan Riyadh telah beralih ke pembelajaran daring. Otoritas Bulan Sabit Merah Saudi juga telah meningkatkan kesiapan operasionalnya untuk mengatasi potensi risiko kesehatan yang timbul dari banjir.

Banjir ini terjadi sekitar empat bulan setelah banjir serupa di Gurun Sahara. Pola cuaca yang tidak biasa serupa, dengan hujan lebat di wilayah yang biasanya kering, juga diamati di Rajasthan, India, pada bulan Agustus 2024.

Bencana seperti ini menggarisbawahi urgensi penanganan perubahan iklim dan peningkatan ketahanan infrastruktur di wilayah yang rentan terhadap anomali tersebut.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |