Liputan6.com, Jakarta Umumnya gejala autisme sudah terlihat sejak usia dini. Namun, pada beberapa orang mungkin baru terdiagnosis saat usia remaja bahkan dewasa.
Mengapa bisa begitu?
Autisme adalah kondisi neurodevelopmental yang memengaruhi cara seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial.
Autisme memiliki spektrum dengan gejala klinis beragam dari derajat ringan hingga berat. Semakin berat gejala klinis autisme --misal anak tidak bisa bicara, tidak ada kontak mata-- maka semakin mudah didiagnosis seperti diungkap dokter spesialis anak subspesialis neurologi Amanda Soebadi.
"Tapi makin ringan maka makin besar, makin tua (diketahui/didiagnosis)," kata Amanda.
Maka dari itu, biasanya autisme baru ketahuan saat remaja atau dewasa itu biasanya karena kasus ringan. "Ada yang baru didiagnosis saat dewasa, biasanya kasus ringan ya," katanya.
Anak dengan autisme ringan tapi punya kecerdasan tinggi juga bisa membuatnya baru terdiagosis pada saat sudah remaja atau dewasa.
"Makin tinggi tingkat kecerdasan si anak, makin bisa menutupi kekurangan-kekurangannya. Dan itu makin tambah usia anak itu tampak bahwa ada kekurangannya," ujar Amanda dalam media briefing secara daring bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia beberapa waktu lalu.
Lingkungan atau Kondisi yang Kompleks
Saat usia makin bertambah maka bakal berada dalam sebuah tugas atau lingkungan yang lebih kompleks dan rumit. Di saat itulah baru seseorang dengan autisme ringan mulai terlihat kesulitan dalam menghadapi sebuah kondisi.
Orangtua biasanya bakal menyadari ada perubahan atau kesulitan yang dirasakan anak. Atau diri sendiri juga merasakan. Misalnya sulit berteman atau mengatur diri sendiri.
"Anak tersebut merasa: Aku susah ya berteman, aku enggak tahu cara berteman, merasa susah multitasking, susah mengatur diri sendiri, susah mengatur suatu tugas yang kompleks," contoh Amanda.
"Kalau semakin berat ya semakin besar dampak yang dirasakan. Pada usia dewasa misalnya jadi susah dapat pekerjaan," ucap Amanda
Rata-Rata Usia Autisme Terdeteksi
Menurut jurnal, rata-rata autisme didiagnosis saat anak usia 3,5 tahun. Namun, bila gejala klinis makin ringan maka makin bertambah usai terdeteksi.
Saat ini sudah ada tools untuk menskrining anak dengan autisme. Skrining sudah bisa dilakukan sejak anak berusia 16 bulan.
"Jadi, sebelum usia dua tahun sudah bisa dilakukan skrining," kata dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang Hanna Dyahferi Anomasari di kesempatan yang sama.
Red Flags Autisme
Hanna mengungkapkan bahwa gejala autisme sangat luas sehingga tidak mudah menegakkan diagnosis. Terpenting, pesan Hanna, orangtua untuk peduli pada tanda atau red flags sehingga bisa segera berkonsultasi ke dokter.
Red Flags Autisme
Usia 12 bulan: Tidak merespons saat namanya dipanggil
Usia 14 bulan: Tidak menunjukkan objek yang menarik perhatiannya
Usia 18 bulan: Tidak bermain pretend play
Secara umum:
- Menghindari kontak mata dan ingin sendiri
- Kesulitan memahami perasaan orang lain atau membicarakan perasaannya
- Alami delayed speech dan kemampuan bahasa
- Mengulang kata atau frasa berulang lagi dan lagi (echolalia)
- Memberikan jawaban yang tidak terkait pertanyaan
- Mudah sedih atau perubahan minor
- Obsesif terhadap ketertarikan sesuatu
- Membuat gerakan repetitif seperti flapping hands, rocking, dan berputar.
- Punya reaksi tidak bisa terhadap suara, aroma, tekstur atau perasaan tertentu.
Jika red flags ini muncul, segera konsultasikan ke dokter spesialis anak.