Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Ditangkap atas Dugaan Korupsi

2 months ago 24

Liputan6.com, Seoul - Pengadilan Korea Selatan pada Selasa (12/8/2025) memerintahkan penangkapan istri mantan Presiden Yoon Suk Yeol yang saat ini tengah dipenjara. Penyidik menjeratnya dengan dugaan penyuapan, manipulasi saham, dan campur tangan dalam pemilihan calon legislatif pada pemilu sela tahun 2022.

Dalam mengabulkan permintaan jaksa khusus untuk surat perintah penangkapan menjelang tengah malam, Pengadilan Distrik Pusat Seoul menyatakan bahwa Kim Keon Hee berisiko menghilangkan barang bukti. Demikian seperti dilansir AP.

Penyelidikan terhadap Kim merupakan satu dari tiga penyelidikan jaksa khusus yang diluncurkan di bawah pemerintahan baru Korea Selatan. Ketiga penyelidikan itu menargetkan masa kepresidenan Yoon, seorang konservatif yang dicopot dari jabatannya pada April lalu.

Yoon sendiri ditangkap bulan lalu karena memberlakukan darurat militer pada Desember 2024.

Kejatuhan Yoon yang disebabkan oleh tindakannya sendiri—memberlakukan darurat militer singkat—menambah daftar panjang presiden Korea Selatan yang mengakhiri masa jabatan dengan skandal atau masalah hukum.

Langkah Yoon memberlakukan darurat militer pada 3 Desember terjadi di tengah kebuntuan politik dengan kubu liberal. Dia mencap kubu tersebut sebagai kekuatan anti-negara yang menyalahgunakan mayoritas legislatif untuk menghalangi agendanya.

Sejumlah lawan politik menduga tindakannya itu sebagian didorong oleh meningkatnya tuduhan terhadap istrinya. Tuduhan tersebut menurunkan tingkat persetujuan publik terhadap Yoon dan memberi amunisi politik kepada para rivalnya.

Minta Maaf

Kim tidak berbicara kepada wartawan saat tiba di pengadilan Seoul pada Selasa untuk menghadiri sidang selama berjam-jam terkait permintaan surat perintah penangkapan. Dia akan ditahan di pusat penahanan di Seoul bagian selatan, terpisah dari fasilitas yang menahan Yoon.

Tim penyidik yang dipimpin Jaksa Khusus Min Joong-ki — yang ditunjuk pada Juni oleh Presiden Lee Jae Myung — telah memeriksa Kim selama sekitar tujuh jam pada Rabu pekan lalu sebelum memutuskan untuk mengajukan permintaan penangkapannya.

Kim sempat berbicara singkat kepada wartawan saat menghadiri pemeriksaan pekan lalu. Dia menyampaikan permintaan maaf karena menimbulkan kekhawatiran publik, namun juga memberi isyarat bahwa dia akan membantah tuduhan terhadapnya. Dia menggambarkan dirinya sebagai orang yang tidak penting.

Penyidik menduga Yoon dan istrinya menekan Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif agar mengusung kandidat tertentu dalam pemilu sela legislatif 2022. Langkah itu diduga dilakukan atas permintaan makelar pemilu Myung Tae-kyun.

Myung sebelumnya dituduh membantu Yoon saat pencalonan presiden dengan membuat survei opini publik yang datanya dimanipulasi, sehingga hasilnya menguntungkan Yoon dan kemungkinan membantunya menang dalam pemilihan pendahuluan partai.

Tuduhan lain yang menjerat Kim, termasuk klaim bahwa dia menerima hadiah mewah melalui seorang peramal yang bertindak sebagai perantara bagi pejabat Gereja Unifikasi yang mencari keuntungan bisnis, serta dugaan keterlibatan dalam skema manipulasi harga saham yang terkait dengan perusahaan diler BMW lokal.

Pada Selasa sebelumnya, tim Min menangkap salah satu rekan dekat Kim setelah dia tiba dari Vietnam. Dia diduga memanfaatkan kedekatannya dengan mantan ibu negara itu untuk mendapatkan investasi bernilai jutaan dolar bagi perusahaannya yang sedang kesulitan keuangan.

Penyidik juga menggerebek sebuah perusahaan konstruksi pada Senin (11/8) terkait dugaan bahwa pimpinannya membeli kalung mewah yang dilaporkan bernilai USD 43.000, yang diyakini sebagai kalung yang sama dengan yang dikenakan Kim saat mendampingi Yoon dalam kunjungan ke Eropa pada 2022. Penyidik menduga kalung tersebut mungkin terkait dengan penunjukan menantu sang ketua sebagai kepala staf Perdana Menteri Han Duck-soo saat itu, tepatnya tidak lama sebelum perjalanan kepresidenan.

Kim dilaporkan membantah tuduhan tersebut, mengklaim bahwa kalung yang dia kenakan di Eropa bukan barang asli melainkan tiruan yang dipinjamkan.

Saat menjabat, Yoon berulang kali menolak seruan untuk menyelidiki istrinya, dengan menyebutnya sebagai serangan politik yang tidak berdasar.

Dekrit darurat militer yang diberlakukan Yoon hanya berlangsung beberapa jam, setelah kuorum anggota parlemen berhasil menerobos blokade tentara bersenjata berat dan melakukan pemungutan suara untuk mencabut langkah tersebut. Dia dimakzulkan oleh anggota parlemen pada 14 Desember dan secara resmi dicopot dari jabatan oleh Mahkamah Konstitusi pada April.

Yoon kini menghadapi persidangan besar atas tuduhan pemberontakan dan dakwaan lainnya. Dia juga berulang kali menolak ketika penyidik berusaha meminta keterangannya terkait kasus yang menjerat istrinya.

Read Entire Article