Laporan Intelijen soal Iran Bikin Trump Marah, Menhan AS Pecat Jenderal Ini

Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth memecat seorang jenderal setelah lembaga yang dipimpinnya mengeluarkan penilaian awal intelijen mengenai kerusakan fasilitas nuklir Iran akibat serangan AS.

Menurut keterangan dua sumber yang mengetahui keputusan itu serta seorang pejabat Gedung Putih, penilaian tersebut membuat Presiden Donald Trump marah.

Letnan Jenderal Jeffrey Kruse tidak lagi menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Pertahanan AS (Defense Intelligence Agency/DIA), kata dua sumber pada Jumat (22/8/2025), dengan syarat anonim karena tidak berwenang membicarakan hal ini secara publik.

Seorang pejabat AS lainnya mengatakan bahwa Hegseth juga memecat Kepala Cadangan Angkatan Laut Wakil Laksamana Nancy Lacore dan Komandan Komando Perang Khusus Angkatan Laut Laksamana Muda Milton Sands, yang merupakan perwira pasukan elite Navy SEAL. Demikian seperti dilansir AP.

Sementara itu, pemecatan tersebut tidak disertai alasan resmi dan menjadi bagian terbaru dari rangkaian langkah yang menyasar para pemimpin militer, pejabat intelijen, serta pihak lain yang dianggap sebagai pengkritik Trump.

Trump menuntut kesetiaan penuh di seluruh lembaga pemerintah. Sebagai bagian dari pola itu, pekan ini, pemerintah juga mencabut izin keamanan dari sejumlah pejabat keamanan nasional, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak menjabat.

Akibatnya, keseluruhan langkah ini dikhawatirkan akan membekukan perbedaan pendapat dan menjadi sinyal peringatan agar tidak mengambil kesimpulan yang bertentangan dengan kepentingan Trump.

DIA dalam laporannya menyatakan bahwa program nuklir Iran hanya mundur beberapa bulan akibat serangan tersebut. Namun, Trump menolak laporan itu dan tetap mengklaim bahwa program nuklir Iran telah dihancurkan secara total dan tuntas.

Kritik Trump terhadap analisis DIA menambah panjang daftar ketidakpercayaannya terhadap komunitas intelijen, termasuk laporan tahun 2017 yang menyimpulkan bahwa Rusia ikut campur untuk mendukungnya dalam pemilu 2016.

Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI), yang membawahi 18 badan intelijen termasuk DIA, belakangan ini dilaporkan membuka dokumen-dokumen lama dengan tujuan melemahkan atau meragukan laporan intelijen sebelumnya, terutama laporan tahun 2017 yang menyimpulkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu 2016 untuk mendukung Trump.

Pasca serangan pada Juni ke tiga fasilitas nuklir Iran, Hegseth turut mengecam media karena menyoroti laporan awal DIA, meski dia tidak menunjukkan bukti langsung mengenai kerusakan fasilitas nuklir Iran.

"Anda bisa menyebutnya hancur, dikalahkan, atau dimusnahkan — pilih saja kata Anda. Ini adalah serangan yang sangat sukses dalam sejarah," kata Hegseth dalam konferensi pers saat itu.

Trump dikenal sering memberhentikan pejabat pemerintah yang menyajikan data atau analisis yang tidak sesuai dengan pandangannya. Awal bulan ini, setelah pemerintah merilis data ketenagakerjaan yang mengecewakan, dia langsung memecat pejabat yang bertanggung jawab atas laporan itu.