Korea Utara Bantah Bongkar Pengeras Suara di Perbatasan, Ogah Berdiplomasi dengan Korea Selatan dan AS

2 months ago 21

Liputan6.com, Pyongyang - Adik perempuan Kim Jong Un pada Kamis (14/8/2025) menepis klaim Korea Selatan bahwa pihaknya membongkar sebagian pengeras suara di sepanjang perbatasan antar-Korea, sambil mengejek pemerintah Seoul karena dianggap masih menggantungkan harapan pada kembalinya diplomasi antara kedua negara yang terpecah akibat perang.

Militer Korea Selatan mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa mereka mendeteksi Korea Utara membongkar sebagian pengeras suaranya, beberapa hari setelah Korea Selatan melakukan hal yanag sama di garis depan yang digunakan untuk menyiarkan propaganda anti-Korea Utara, sebagai upaya meredakan ketegangan.

Kim Yo Jong mengulang pernyataan Korea Utara sebelumnya bahwa pihaknya tidak berminat untuk menghidupkan kembali perundingan yang telah lama terhenti dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan, dengan menyinggung latihan militer gabungan mendatang antara kedua sekutu itu sebagai bukti permusuhan mereka yang berkelanjutan terhadap Korea Utara.

Staf Gabungan Korea Selatan tidak mengungkap lokasi spesifik tempat mereka melihat Korea Utara mencopot pengeras suara. Pengeras suara Korea Utara yang terlihat dari wilayah perbatasan yang dapat diakses warga sipil di Korea Selatan, masih terlihat oleh jurnalis foto Associated Press (AP) setelah pengumuman militer tersebut.

Dalam rapat kabinet pada Selasa (12/8), Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung menggambarkan dugaan langkah Korea Utara itu sebagai tindakan timbal balik dan menyatakan harapan bahwa kedua Korea dapat secara bertahap membuka kembali dialog dan komunikasi.

Kim Yo Jong menuduh pemerintahan Lee menyesatkan publik, dengan mengatakan bahwa rakyat Korea Utara tidak pernah mencopot pengeras suara yang terpasang di daerah perbatasan dan tidak berniat untuk mencopotnya.

Ketika dimintai tanggapan atas komentar Kim Yo Jong, juru bicara Staf Gabungan Korea Selatan Kolonel Lee Sung Joon menegaskan bahwa militer Korea Selatan telah memastikan pembongkaran sebagian pengeras suara Korea Utara dan memperingatkan agar tidak mudah terpengaruh oleh pernyataan Korea Utara yang bermuatan politik.

"Selalu saja Korea Utara kerap membuat klaim yang tidak benar," ujar dia seperti dilansir AP.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan bahwa Seoul akan terus menempuh langkah-langkah berkelanjutan untuk memperbaiki hubungan, namun mengakui bahwa proses tersebut memerlukan kesabaran.

Tidak Berminat Berunding

Kim Yo Jong menepis pula spekulasi media Korea Selatan bahwa Korea Utara mungkin memanfaatkan pertemuan yang direncanakan pekan ini antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Donald Trump untuk menyampaikan pesan ke AS melalui Rusia.

"Mengapa kami harus mengirim pesan ke pihak AS," katanya, seraya menegaskan bahwa Korea Utara tidak berminat berunding dengan AS.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Korea Utara menjadikan Rusia prioritas dalam kebijakan luar negerinya dan telah mengirim ribuan tentara serta pasokan besar peralatan militer, termasuk artileri dan rudal, untuk membantu Rusia.

Media pemerintah Korea Utara dan Rusia mengatakan pada Rabu bahwa Kim Jong Un dan Putin melakukan panggilan telepon untuk membahas hubungan yang semakin erat dan upaya perang melawan Ukraina.

Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa Putin juga membagikan informasi kepada Kim mengenai pembicaraannya yang akan datang dengan Trump di Alaska pada Jumat, namun laporan media Korea Utara tidak menyinggung soal pertemuan dengan Trump.

Kim Yo Jong sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan pada Juli yang menepis keinginan AS dan Korea Selatan untuk memulai kembali diplomasi yang bertujuan menghentikan program nuklir Korea Utara, yang terhenti pada 2019 setelah pertemuan puncak antara kakaknya dan Trump di masa jabatan pertama Trump berakhir tanpa hasil.

Dalam beberapa bulan terakhir, warga di wilayah perbatasan Korea Selatan mengeluh bahwa pengeras suara Korea Utara menyiarkan suara-suara mengganggu, termasuk suara hewan melolong dan gong berdentam, sebagai balasan terhadap siaran propaganda Korea Selatan.

Militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara menghentikan siaran tersebut pada Juni, setelah Lee memerintahkan penghentiannya sebagai langkah konkret pertama pemerintahnya untuk mengurangi ketegangan antara kedua negara yang terpecah akibat perang itu.

Militer Korea Selatan mulai membongkar pengeras suara di wilayah perbatasan pekan lalu, namun tidak mengatakan apakah perangkat itu akan dipasang kembali jika ketegangan kembali memanas.

Read Entire Article