Ketika AI Jadi Partner Baru dalam Pengasuhan, Psikolog Jelaskan Perubahan Besarnya

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat cara orang tua mencari informasi tentang pengasuhan anak ikut berubah. Jika dulu mereka mengandalkan buku, forum komunitas, atau langsung bertanya ke tenaga kesehatan, kini Artificial Intelligence (AI) mulai menjadi 'partner baru' dalam menjalani peran sebagai orang tua.

Psikolog Ayoe Soetomo, M.Psi, menjelaskan bahwa kehadiran teknologi, termasuk AI, membawa perubahan besar dalam perilaku orang tua. Informasi parenting kini tersedia dalam hitungan detik, dan orang tua pun semakin sering mengajukan pertanyaan seputar tumbuh kembang atau emosi anak kepada sistem berbasis AI.

"Kehadiran AI mengubah cara orang tua mendapatkan informasi tentang pengasuhan anak. Orang tua mulai mengandalkan AI untuk bertanya dan mencari solusi. Ini sah-sah saja, karena memang dunia sudah berubah," kata Ayoe.

Menurut Ayoe, AI memang bisa membantu memberikan gambaran awal terkait keluhan ringan atau informasi dasar seputar perkembangan anak. Namun, dia menekankan bahwa AI bukan pengganti peran ahli, terutama ketika masalah berkaitan dengan kesehatan mental, kondisi emosional, atau perkembangan anak yang sifatnya sangat individual.

Harus diingat bahwa kondisi setiap anak itu sangat spesifik dan tidak bisa disamakan. "Kalau untuk kasus yang ringan mungkin tidak masalah bertanya ke AI, tapi kalau sudah menyangkut emosi atau masalah yang lebih dalam, penanganannya sangat tailor made dan perlu konsultasi langsung ke ahli," ujarnya.

Fenomena ini diungkapkan dalam perayaan ulang tahun ke-8 Teman Bumil yang kini resmi berganti nama menjadi Teman Bumil & Parenting.

Dalam era digital yang dipenuhi banjir informasi, Ayoe juga mengingatkan pentingnya kemampuan berpikir kritis bagi orang tua. Dia melihat banyak orang tua yang kewalahan membedakan mana informasi yang kredibel dan mana yang hanya opini tidak berdasar.

"Orang tua harus punya kemampuan berpikir kritis, tidak menelan mentah-mentah semua informasi yang diterima. Di masa yang penuh hoaks seperti sekarang, penting bagi orang tua untuk mencari informasi dari sumber terpercaya," ujarnya.

Dari sisi kesehatan anak, dokter spesialis anak, dr. Melia Yunita, SpA, juga menyoroti masalah serupa. Dia menilai banyak orang tua yang salah memahami informasi daring, termasuk rekomendasi susu formula atau gejala penyakit tertentu.

"Bahkan, untuk dosis susu formula pun ada orang tua yang bertanya ke platform AI dan sering kali tidak tepat, apalagi informasi dari media sosial yang tidak jelas sumbernya," ujar Melia.

Melia menilai keberadaan platform tepercaya dapat menjadi pintu pertama sebelum orang tua berkonsultasi langsung dengan dokter.

Di tengah maraknya penggunaan AI, para ahli sepakat bahwa teknologi bisa menjadi alat bantu yang berguna, selama orang tua tetap kritis, cermat, dan tidak mengabaikan peran ahli profesional.