Kemlu RI Pantau Keselamatan WNI di Tengah Bentrokan Mematikan Thailand Vs Kamboja

23 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan mengikut secara saksama perkembangan di perbatasan Thailand dan Kamboja.

"Kami yakin sebagai negara yang bertetangga, kedua negara akan kembali ke cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka, sejalan dengan prinsip-prinsip yang tercermin dalam Piagam ASEAN dan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama," sebut Kemlu RI dalam pernyataannya yang dirilis pada Jumat (25/7/2025) via platform media sosial X.

Kemlu RI menambahkan, "Pemerintah RI juga terus memantau keselamatan dan keberadaan Warga Negara Indonesia yang tinggal di daerah terdampak."

PM Thailand: Bentrokan Bisa Jadi Perang

Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai pada Jumat memperingatkan bahwa bentrokan lintas batas dengan Kamboja yang telah memaksa lebih dari 130.000 orang mengungsi bisa berkembang menjadi perang, seiring berlanjutnya saling serang mematikan antara kedua negara pada hari kedua.

Sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama itu meletus menjadi pertempuran sengit sejak Kamis, melibatkan jet tempur, artileri, tank, dan pasukan darat. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dijadwalkan menggelar pertemuan darurat terkait krisis ini pada Jumat malam.

Dentuman artileri seperti dilansir CNA terdengar terus-menerus dari sisi perbatasan Kamboja, di mana Provinsi Oddar Meanchey melaporkan satu warga sipil — pria berusia 70 tahun — tewas dan lima lainnya luka-luka.

Kementerian Kesehatan Thailand menyatakan lebih dari 138.000 orang telah dievakuasi dari wilayah perbatasan. Sebanyak 15 orang dilaporkan tewas — terdiri dari 14 warga sipil dan seorang tentara — sementara 46 orang lainnya luka-luka, termasuk 15 prajurit.

"Kami telah berusaha untuk kompromi karena kami adalah negara tetangga, namun kini militer Thailand telah kami perintahkan untuk bertindak segera jika situasi darurat terjadi," kata Wechayachai.

"Jika situasi memburuk, konflik ini bisa berkembang menjadi perang, meskipun untuk saat ini masih terbatas pada bentrokan."

Read Entire Article