Kemenag: Guru Madrasah Perlu Miliki Wawasan Luas tentang Pendidikan Inklusif

8 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Selama bulan Ramadan Kementerian Agama (Kemenag) berupaya menjadikan lingkungan madrasah semakin inklusif bagi penyandang disabilitas.

Hal ini diungkap dalam webinar bertajuk “Menjadi Guru Madrasah Hebat: Inovasi dan Best Practice Pendidikan Inklusi.” Kegiatan berlangsung secara daring pada Selasa, 11 Maret 2025 dan diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemenag.

Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Ashyar, dalam sambutan pembukaannya menegaskan bahwa madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam memiliki peran strategis dalam mewujudkan Education for All. Yakni memberikan kesempatan belajar yang setara bagi seluruh peserta didik, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

“Madrasah harus menjadi lingkungan yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Dalam ajaran Islam, kita diajarkan untuk memiliki kepedulian dan rasa hormat terhadap sesama, termasuk dalam dunia pendidikan,” kata Thobib mengutip laman Pendis Kemenag, Rabu (12/3/2025).

“Oleh karena itu, guru madrasah perlu memiliki wawasan yang luas tentang pendidikan inklusi agar mampu menghadirkan pembelajaran yang berkeadilan bagi seluruh peserta didik,” tambahnya.

Thobib tak memungkiri, saat ini masih minim guru madrasah yang memiliki latar belakang akademik formal di bidang pendidikan inklusi. Namun, semangat dan kepedulian para guru terhadap pendidikan inklusif semakin meningkat.

Selama 20 tahun, Yayasan Tunanetra Raudlatul Makfufin di Tangerang, Banten, terus berkomitmen memproduksi Alquran braille yang didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Bergantung pada donasi, yayasan ini mampu mencetak 10 set Alquran braille ...

Promosi 1

Bangun Sistem Pendidikan Berkeadilan

Lebih lanjut Thobib menyampaikan, semua guru madrasah perlu belajar dari para pakar hingga praktisi yang telah menerapkan konsep pendidikan inklusif.

“Kita perlu belajar dari para pakar, praktisi, dan guru yang telah berhasil menerapkan konsep pendidikan inklusif di madrasah. Dengan demikian, kita dapat membangun sistem pendidikan yang lebih baik dan berkeadilan bagi semua anak bangsa,” tambahnya.

Dalam webinar ini, para guru madrasah mendapat materi dari pakar bidang pendidikan inklusi. Tercatat, lebih dari 1.000 peserta mengikuti webinar ini melalui platform Zoom dan siaran langsung di kanal YouTube GTK Madrasah.

Langkah Awal Cetak Guru Madrasah Inklusif

Dengan antusiasme yang tinggi, Thobib berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam mencetak guru-guru madrasah yang memiliki perspektif inklusif. Serta mampu menerapkan praktik pendidikan yang adil dan inovatif.

“Semoga kegiatan ini bermanfaat dan melahirkan lebih banyak duta-duta inklusi di lingkungan madrasah,” harap Thobib.

Bangun ULD Bidang Pendidikan

Upaya Kemenag mendorong madrasah agar lebih inklusif mendapat dukungan dari Komisi Nasional Disabilitas (KND).

Sebelumnya, Kemenag telah membangun Unit Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Pendidikan.

Ini adalah ULD Bidang Pendidikan pertama di lingkungan Kemenag sekaligus di Indonesia. ULD ini dimulai di Kemenag Kabupaten Semarang.

Menanggapi upaya ini, komisioner KND, Eka Prastama Widiyanta, mengatakan bahwa pendidikan inklusif adalah bentuk implementasi pendidikan non-diskriminatif dan madrasah yang inklusif adalah miniatur penyiapan masyarakat inklusif dan madani.

“Dengan hal ini, agama hadir lebih konkret dengan melayani anak-anak disabilitas untuk dapat bersekolah, mengurangi angka Anak Tidak Sekolah (ATS), mendidik berbasis potensi, serta melawan stigma dan diskriminasi yang masih terjadi,” jelas Eka mengutip keterangan resmi di laman Kemenag, Kamis (30/1/2025).

Eka juga mengapresiasi keberadaan ULD Bidang Pendidikan Kemenag ini dan menyebutnya sebagai yang pertama di Indonesia. Dia berharap, ULD ini dapat mendorong Kementerian Agama Tingkat Pusat maupun Daerah dalam memastikan pendidikan inklusif dapat berjalan lebih baik di seluruh madrasah di Indonesia.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa pada tahap awal, ULD Bidang Pendidikan bertugas mendampingi Peserta Didik Penyandang Disabilitas (PDPD) di empat madrasah pada tiga kecamatan. Yaitu Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5 Semarang di Kecamatan Jambu, MI Ma’arif Keji, Madrasah Tsanawiyah (MTs) NU Ungaran di Kecamatan Ungaran Barat, dan MI Tarbiyatul Aulad Jombor di Kecamatan Tuntang.

Keempat madrasah tersebut telah melayani berbagai ragam disabilitas dengan dukungan asesmen, layanan individual di ruangan, sumber adanya Guru Pembimbing Khusus (GPK), serta kerja sama dengan berbagai pihak.

Read Entire Article
Opini Umum | Inspirasi Hidup | Global |