Israel Serang Satu-satunya Gereja Katolik di Gaza, Sejumlah Orang Terluka

3 months ago 40

Liputan6.com, Gaza - Sebuah serangan terhadap satu-satunya gereja Katolik di Gaza melukai beberapa orang pada hari Kamis (17/7/2025), ungkap badan pertahanan sipil wilayah tersebut dan Patriarkat Latin Yerusalem seperti dikutip dari AFP.

Sementara itu, Perdana Menteri Italia mengecam serangan Israel yang "tidak dapat diterima" terhadap warga sipil.

Serangan itu terjadi ketika badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa serangan Israel menewaskan 18 orang di seluruh wilayah Palestina pada hari Kamis (17/7/2025).

"Holy Family Church (Gereja Keluarga Kudus) di Gaza telah diserang pagi ini. Ada beberapa orang yang terluka di tempat itu, termasuk Pastor Paroki, Romo Gabriel Romanelli," kata Patriarkat Latin Yerusalem dalam sebuah pernyataan.

Mereka menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa yang dikonfirmasi, tetapi gereja tersebut mengalami kerusakan.

Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan kepada AFP bahwa serangan terhadap gereja Katolik tersebut mengakibatkan luka-luka, termasuk seorang pastor.

Militer Israel mengatakan sedang "menyelidikinya" ketika dihubungi oleh AFP.

Serangan Israel Tuai Kecaman

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan bahwa "serangan Israel di Gaza juga telah menghantam Holy Family Church (Gereja Keluarga Kudus)", sebuah paroki di Kota Gaza yang secara rutin dihubungi oleh mendiang Paus Fransiskus selama perang.

"Serangan terhadap penduduk sipil yang dilakukan oleh Israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima," kata Meloni dalam sebuah unggahan di X. "Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan perilaku seperti itu."

Dari populasi Jalur Gaza yang lebih dari dua juta jiwa, sekitar 1.000 orang beragama Kristen. Sebagian besar dari mereka beragama Ortodoks, tetapi menurut Patriarkat Latin, terdapat sekitar 135 umat Katolik di wilayah tersebut.

Sejak awal perang yang meletus pada Oktober 2023, anggota komunitas Katolik telah berlindung di kompleks Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza, dan beberapa umat Kristen Ortodoks juga telah menemukan perlindungan di sana.

Paus Fransiskus berulang kali menyerukan diakhirinya perang. Dalam pesan Paskah terakhirnya, sehari sebelum wafatnya pada 21 April, beliau mengutuk "situasi kemanusiaan yang menyedihkan" di wilayah Palestina tersebut.

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani pada hari Kamis (17/7) mengecam "tindakan serius terhadap tempat ibadah Kristen".

"Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Pastor Romanelli, yang terluka dalam serangan itu," tulisnya di X.

Serangan yang Tak Bisa Diterima

Monsignor Pascal Gollnisch, kepala badan amal Katolik l'Oeuvre d'Orient, mengatakan kepada AFP bahwa serangan itu "sama sekali tidak dapat diterima".

"Ini adalah tempat ibadah. Ini adalah gereja Katolik yang dikenal karena sikap damainya, karena menjadi pembawa damai. Mereka adalah orang-orang yang melayani masyarakat," kata Gollnisch.

"Tidak ada tujuan strategis, tidak ada militan di gereja ini. Ada keluarga, ada warga sipil. Ini sama sekali tidak dapat diterima dan kami mengutuk sekeras-kerasnya sikap Israel ini."

Perang yang berlangsung lebih dari 21 bulan telah menciptakan kondisi kemanusiaan yang mengerikan bagi penduduk Gaza, mengungsikan sebagian besar penduduk setidaknya sekali dan memicu kekurangan makanan dan kebutuhan pokok lainnya yang parah.

Menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi, perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel, yang mengakibatkan tewasnya 1.219 orang, sebagian besar warga sipil.

Ofensi militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 58.573 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Read Entire Article