Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendukung pengambilalihan militer secara penuh atas Gaza, menurut laporan media Israel pada Selasa (5/8/2025), di tengah runtuhnya negosiasi gencatan senjata dengan Hamas dan terus meningkatnya jumlah korban tewas akibat kelaparan dan serangan di wilayah Palestina yang terkepung itu.
Menurut seorang pejabat Israel kepada Reuters, Netanyahu diperkirakan akan bertemu dengan para pejabat keamanan senior, termasuk Menteri Pertahanan Israel Katz dan Kepala Staf Militer Eyal Zamir, untuk merampungkan strategi baru yang akan diajukan ke kabinet akhir pekan ini. Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, orang kepercayaan dekat Netanyahu, juga akan hadir dalam pertemuan itu.
Strategi itu akan membatalkan keputusan Israel pada tahun 2005 untuk menarik pasukan dan pemukim dari Gaza, meskipun saat itu Israel tetap mempertahankan kendali atas perbatasan wilayah tersebut. Keputusan penarikan itu, menurut partai-partai sayap kanan Israel, justru membuka jalan bagi Hamas untuk berkuasa di Gaza.
Channel 12 Israel, mengutip seorang pejabat di kantor Netanyahu, melaporkan bahwa perdana menteri condong pada pengambilalihan penuh atas Gaza. Namun, masih belum jelas apakah hal ini berarti pendudukan jangka panjang atau operasi terbatas untuk membongkar kekuatan Hamas dan menyelamatkan para sandera. Kantor perdana menteri menolak berkomentar.
"Masih perlu untuk menuntaskan kekalahan terhadap musuh di Gaza, membebaskan para sandera kita, dan memastikan bahwa Gaza tidak pernah lagi menjadi ancaman bagi Israel," kata Netanyahu pada Selasa di sebuah pangkalan militer. "Kami tidak menyerah pada misi-misi ini."
Upaya mediasi telah menemui jalan buntu meskipun ada tekanan internasional yang terus-menerus untuk mencapai gencatan senjata guna menghentikan pertempuran, meredakan kelaparan, dan mengatasi kondisi kemanusiaan yang memburuk.
PBB Prihatin atas Rencana Israel
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan kemungkinan keputusan Israel memperluas operasi militernya ke seluruh Jalur Gaza dan menyebutnya sangat mengkhawatirkan jika laporan itu benar.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca mengatakan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Gaza bahwa langkah seperti itu berisiko menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk dan dapat semakin membahayakan nyawa para sandera yang masih berada di Gaza.
"Hukum internasional jelas dalam hal ini; Gaza adalah dan harus tetap menjadi bagian integral dari Negara Palestina di masa depan," tambahnya.
Perang yang tengah berlaangsung di Gaza dipicu oleh serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 ke wilayah Israel selatan. Israel mengaku serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang—kebanyakan warga sipil—dan menyandera 251 orang.
Respons militer Israel sejak hari yang sama telah meluluhlantakkan wilayah kantong padat penduduk itu. Menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 61.000 orang telah tewas, sebagian besar merupakan warga sipil. Hampir seluruh dari lebih dari 2 juta warga Gaza telah terusir dari rumah mereka.
Pekan lalu, lembaga pemantau kelaparan global mengklasifikasikan situasi di Gaza sebagai kelaparan yang sedang terjadi (ongoing famine).
Otoritas kesehatan Gaza pada Selasa melaporkan bahwa 188 orang, termasuk 94 anak-anak, meninggal karena kelaparan sejak perang dimulai. Delapan kematian tambahan akibat kelaparan atau malnutrisi tercatat dalam 24 jam terakhir. Seorang pejabat keamanan Israel mengakui bahwa mungkin ada kelaparan di beberapa wilayah, namun menolak laporan bahwa terjadi bencana kelaparan secara luas.
Bencana kelaparan ini telah memicu kemarahan komunitas internasional, sementara kegagalan negosiasi gencatan senjata memupuskan harapan akan bantuan segera. Pada Selasa, menurut otoritas kesehatan Gaza, serangan Israel kembali menewaskan 79 warga Palestina.
Pergerakan Tank Israel
Tank-tank Israel pada Selasa pagi dilaporkan bergerak masuk ke wilayah Gaza tengah, namun belum jelas apakah ini merupakan bagian dari serangan darat skala besar yang lebih luas.
Warga Palestina yang masih berada di seperempat wilayah Gaza yang belum sepenuhnya dikuasai Israel mengatakan bahwa jika terjadi serangan lebih jauh, dampaknya akan sangat menghancurkan.
"Kalau tank-tank itu masuk, kami harus lari ke mana, ke laut? Ini seperti vonis mati bagi seluruh penduduk," kata Abu Jehad, seorang pedagang kayu di Gaza, yang meminta namanya tidak disebutkan secara lengkap.
Seorang pejabat Palestina yang terlibat dalam negosiasi menyatakan bahwa ancaman pengambilalihan penuh kemungkinan besar adalah taktik Israel untuk menekan Hamas agar membuat konsesi.
"Langkah itu hanya akan memperburuk proses negosiasi. Faksi-faksi perlawanan bersikukuh bahwa satu-satunya syarat yang bisa mereka terima adalah diakhirinya perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza," ujar pejabat Palestina itu.
Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak komunitas internasional untuk menanggapi serius laporan tentang rencana pengambilalihan oleh Israel dan segera melakukan intervensi guna mencegah rencana tersebut, terlepas dari apakah itu nyata atau hanya sebagai tekanan politik.
Di tengah krisis yang terus memburuk, beberapa barang dilaporkan telah berhasil masuk ke Gaza. Seorang sumber mengungkapkan kepada Reuters bahwa truk-truk bermuatan cokelat dan biskuit telah diizinkan masuk untuk seorang pedagang lokal. Diharapkan barang-barang penting seperti susu anak-anak, daging, buah-buahan, gula, dan beras juga segera diizinkan, yang bisa membantu meredakan kelangkaan dan menurunkan harga yang melonjak tinggi.
Utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengatakan pekan lalu bahwa dia tengah bekerja sama dengan pemerintah Israel untuk merancang rencana yang dapat mengakhiri konflik. Namun di saat yang sama, pejabat-pejabat Israel mengajukan proposal untuk memperluas aksi militer dan bahkan kemungkinan mencaplok sebagian wilayah Gaza.
Perundingan gencatan senjata yang gagal di Doha sebelumnya bertujuan untuk mencapai jeda selama 60 hari, di mana bantuan kemanusiaan akan masuk dan Hamas akan membebaskan setengah dari para sandera sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406089/original/006566900_1762512009-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405703/original/088328900_1762495927-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404907/original/048142000_1762418883-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404719/original/031815100_1762414585-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403850/original/018730500_1762338996-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403844/original/088109900_1762338993-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4856410/original/085614500_1717749518-20240512_112214.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5264344/original/007151400_1750845056-zohran.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403410/original/023036900_1762326590-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403478/original/084562800_1762328141-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403265/original/094766500_1762322476-1.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5306844/original/053364400_1754451455-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5236094/original/8487869-g_8___8_potret_mas_brewog_sound_horeg_ungkap_nilai_full_set_audio_1_truk_capai_angka_miliaran_kini_punya_10_yang_laris_manis_keliling_jawa_timur_mas_brewog_sound_horeg-20250526-034-gunturm.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5306465/original/017032900_1754393503-WhatsApp_Image_2025-08-05_at_18.28.55.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5252086/original/007300100_1749857885-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1427491/original/065234600_1481000798-PANTI-JOMPO.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5221694/original/003674800_1747367357-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288092/original/067044200_1752891478-9f3bfbe0-fecb-44d2-b8d4-1b4836ebe25d.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287704/original/087405000_1752830776-john_fredy.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/3934359/original/048979900_1644900282-IMG20200129114536.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3442371/original/048867300_1619606697-20210428-Melihat_Lebih_Dekat_Para_Santri_Tadarusan_dengan_Al-Quran_Braille-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286819/original/086327400_1752758458-irak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283987/original/096142600_1752570992-dna-cceeb4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285952/original/053913200_1752732898-54641762928_3a60b4a2af_c.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288739/original/058288800_1752989078-Screenshot_2025-07-18-15-12-39-63_1c337646f29875672b5a61192b9010f9_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5266915/original/058178600_1751023901-IMG-20250627-WA0180.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287155/original/043147000_1752812525-WhatsApp_Image_2025-07-18_at_11.20.42_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5284413/original/015257600_1752633547-72dabf29-5dee-4de2-bc9f-770e1ee1ad21.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289351/original/002614900_1753068428-aad3ff27-7e8a-4a28-ae02-b50df1701565.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288850/original/048376300_1752998023-Screenshot_2025-07-20_143619.jpg)