Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Sugiono, menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk memperkuat Kemitraan Strategis Komprehensif antara ASEAN dan India. Hal ini disampaikan dalam Pertemuan ASEAN–India Post Ministerial Conference (PMC) yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (10/7/2025).
Dalam forum tersebut, Menlu Sugiono menyampaikan bahwa kemitraan ASEAN–India telah teruji selama lebih dari tiga dekade dan kini memasuki fase penting untuk membangun kerja sama yang lebih visioner, inklusif, dan berdampak langsung bagi masyarakat kawasan.
"Ke depan, saya yakin kemitraan ini akan terus menguat dan menjadi kekuatan positif bagi perdamaian dan kemakmuran kawasan maupun global," ujar Menlu Sugiono, mengutip laman resmi Kemlu RI, Jumat (11/7).
Ia menyoroti tiga isu utama yang menjadi perhatian bersama dalam kemitraan ini, yakni stabilitas kawasan, kerja sama ekonomi, dan ketahanan pangan.
Menanggapi dinamika geopolitik yang semakin kompleks di kawasan, Menlu Sugiono menekankan pentingnya menjunjung prinsip penyelesaian damai terhadap setiap perselisihan dan konflik.
"Perselisihan dan konflik harus diselesaikan secara damai, melalui dialog dan diplomasi, bukan kekerasan," tegasnya.
Indonesia juga mendorong India, sebagai negara pihak dalam Treaty of Amity and Cooperation (TAC), untuk menjadi teladan dalam menjunjung prinsip dialog, saling menghormati, dan penyelesaian damai sengketa.
Dorong Konektivitas Maritim dan Pertumbuhan Inklusif
Dalam bidang ekonomi, Menlu RI menekankan pentingnya mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, terutama di tengah tantangan perlambatan ekonomi global. Penguatan konektivitas maritim antara ASEAN dan India menjadi salah satu prioritas kerja sama.
“Konektivitas adalah kunci penguatan arsitektur ekonomi kawasan. Kami mendukung penuh penetapan tahun 2026 sebagai ASEAN–India Year of Maritime Cooperation,” kata Sugiono.
Indonesia juga mendorong peningkatan interaksi bisnis antar kawasan, serta kerja sama yang lebih erat antara sektor publik dan swasta.
Di tengah meningkatnya tantangan global terhadap ketersediaan pangan, Menlu Sugiono menekankan pentingnya membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Ia menyebut perlunya investasi di bidang teknologi pertanian dan penguatan rantai pasok pangan regional.
Sebagai contoh, Indonesia saat ini tengah mengembangkan program Makan Bergizi Gratis sebagai bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan pangan dan gizi masyarakat.
Pertemuan ini juga menyepakati pentingnya adopsi Plan of Action to Implement the ASEAN–India Comprehensive Strategic Partnership 2026–2030, yang akan menjadi panduan arah kerja sama lima tahun ke depan.
Delegasi India dalam pertemuan tersebut dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Pabitra Margherita.