Indonesia–Peru Perkuat Kemitraan di Usia 50 Tahun Hubungan Diplomatik

2 months ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Peru sepakat memperdalam hubungan bilateral di berbagai bidang saat kunjungan kenegaraan Presiden Republik Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra, ke Indonesia, Senin (11/8). Kunjungan ini berlangsung atas undangan Presiden Prabowo Subianto dan bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara sejak 12 Agustus 1975.

Ini merupakan kunjungan kenegaraan pertama seorang presiden Peru ke Indonesia. Kedua pemimpin menyampaikan apresiasi atas capaian kerja sama lima dekade terakhir dan berkomitmen membuka babak baru hubungan bilateral berdasarkan kepentingan bersama, persamaan nilai, dan sikap saling menghormati.

Perkuat Perdagangan dan Investasi

Salah satu capaian penting adalah penandatanganan Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) oleh menteri perdagangan kedua negara. Kesepakatan ini menjadi simbol komitmen memperluas kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan. Implementasi CEPA diharapkan segera dimulai agar manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh pelaku usaha dan masyarakat.

Indonesia menyambut masuknya bluberi Peru ke pasar domestik, menyusul kesepakatan karantina dengan Otoritas Kesehatan Pertanian Peru (SENASA). Kedua negara akan menjajaki peluang ekspor baru seperti delima, sekaligus memperkuat kerja sama sertifikasi sanitari dan fitosanitari.

Di bidang investasi, Indonesia mendorong pelaku usaha Peru memanfaatkan peluang yang difasilitasi Danantara, khususnya di sektor hilirisasi industri, energi, pertanian, pangan, dan infrastruktur digital. Sebaliknya, Peru mengundang investor Indonesia menanamkan modal di Hub Logistik, Industri, dan Teknologi Pesisir Tengah yang mencakup pelabuhan Chancay, pelabuhan Callao yang telah direnovasi, bandara Jorge Chavez yang baru, kawasan industri Ancon, dan zona ekonomi khusus di wilayah tersebut.

Kerja Sama Sektor Strategis

Kedua negara menyoroti potensi kerja sama di sektor pertanian, perikanan, dan pertambangan. Indonesia membuka peluang kolaborasi Peru dalam Program Gizi Nasional, khususnya program Makan Bergizi Gratis yang telah menjangkau 8,2 juta penerima manfaat.

Di bidang perikanan, kedua pihak berupaya mempercepat penandatanganan nota kesepahaman terkait budidaya perairan, produksi tepung ikan, dan pemberantasan praktik penangkapan ikan ilegal.

Kerja sama teknis juga ditekankan dalam pemberantasan narkotika melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan Komisi Nasional untuk Pengembangan dan Hidup tanpa Narkoba Peru.

Di sektor lingkungan, perundingan perjanjian kerja sama kehutanan dan pembangunan berkelanjutan akan segera dirampungkan. Selain itu, pembahasan nota kesepahaman di bidang kebudayaan diharapkan segera tuntas, termasuk rencana promosi bersama situs warisan dunia Machu Picchu dan Candi Borobudur.

Dimensi Sosial dan Budaya

Hubungan masyarakat juga menjadi sorotan, termasuk rencana kerja sama kota kembar antara Yogyakarta dan Cusco, serta perayaan 50 tahun hubungan diplomatik yang akan digelar di Jakarta dan Lima. Kedua pemimpin menilai kegiatan tersebut sebagai sarana memperkuat pemahaman budaya.

Keduanya sepakat mendorong kerja sama tiga pihak yang memungkinkan negara lain di kawasan masing-masing memanfaatkan keahlian Indonesia dan Peru untuk pembangunan inklusif dan berkelanjutan.

Isu Global dan Penghargaan Kenegaraan

Dalam isu internasional, Indonesia dan Peru menyerukan deeskalasi ketegangan di Timur Tengah, memastikan bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa hambatan, dan menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara untuk Palestina dan Israel.

Sebagai penutup kunjungan kenegaraan, Presiden Boluarte menerima tanda kehormatan Bintang Republik Indonesia Adipurna dari Presiden Prabowo sebagai simbol persahabatan kedua negara. Ia menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat pemerintah dan rakyat Indonesia.

Read Entire Article